Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 30 Juni 2024, Tersungkur di Depan Kaki-Nya

Mari simak Renungan Harian Katolik Minggu 30 Juni 2024.Tema Renungan Harian Katolik yaitu Tersungkur di Depan Kaki-Nya.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak Renungan Harian Katolik Minggu 30 Juni 2024.Tema Renungan Harian Katolik yaitu Tersungkur di Depan Kaki-Nya. 

Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Minggu 30 Juni 2024.

Tema Renungan Harian Katolik yaitu Tersungkur di Depan Kaki-Nya.

Renungan harian katolik disiapkan oleh Bruder Pio Hayon, SVD.

Renungan harian katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Minggu 30 Juni 2024 merupakan Hari Minggu Biasa XIII, Santo Bertrandus, Uskup dan Pengaku Iman, Santo Theobaldus, Pertapa, Santa Giacinta Marescotti, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.

Baca juga: Teks Misa Minggu 30 Juni 2024 Lengkap Renungan Harian Katolik

 

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Minggu 30 Juni 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Keb 1:13-15;2:23-24

Karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia.

Allah tidak menciptakan maut, dan Ia pun tidak bergembira karena mahluk yang hidup musnah binasa. Sebaliknya Ia menciptakan segala sesuatu supaya ada; dan supaya makhluk-makhluk jagat menemukan keselamatan. Racun yang membinasakan tidak ditemukan di antara mereka, dan dunia orang mati tidak merajai bumi. Maka kesucian mesti baka.

Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan menjadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri. Tetapi karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 30:2.4.5-6.11.12a.13b

Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas.

Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku di antara mereka yang turun ke liang kubur.

Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab hanya sesaat Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.

Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku! Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari. Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Bacaan Kedua 2Kor 8:7.9.13-15

Hendaklah kelebihanmu mencukupkan kekurangan saudara-saudara yang lain.

Saudara-saudara, hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih, sebagaimana kamu kaya dalam segala sesuatu: dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami.

Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, yakni: Sekali pun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kamu, supaya karena kemiskinan-Nya, kamu menjadi kaya.

Sebab kamu dibebani bukan supaya orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. Maka hendaklah sekarang ini kelebihanmu mencukupkan kekurangan orang-orang kudus, agar kelebihan mereka kelak mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.

Seperti ada tertulis: “Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan, dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil 2Tim 1:10b

Yesus Kristus, Juruselamat kita, telah mematahkan kuasa maut, dan menerangi hidup dengan Injil.

Bacaan Injil Mrk 5:21-43

Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah.

Sekali peristiwa, setelah Yesus menyeberang dengan perahu, datanglah orang banyak berbondong-bondong, lalu mengerumuni Dia. Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau. Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kaki-Nya.

Dengan sangat ia memohon kepada-Nya, “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati. Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.

Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sampai habislah semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya,

malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus. Maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.

Sebab katanya, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya, dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakitnya itu.

Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya. Maka Ia berpaling di tengah orang banyak itu dan bertanya, “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid menjawab, “Engkau melihat sendiri bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan di dekat-Mu!

Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Yesus memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya. Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus.

Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus. Maka kata Yesus kepada perempuan itu, “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”

Ketika Yesus masih berbicara, datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu, dan berkata, “Anakmu sudah mati! Apa perlunya lagi engkau menyusah Guru?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat, “Jangan takut, percaya saja!”

Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat itu, dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah masuk, Yesus berkata kepada orang-orang itu, “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!”

Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka Yesus menyuruh semua orang itu keluar. Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu, dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus masuk ke kamar anak itu. Lalu Yesus memegang tangan anak itu seraya berkata, “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!”

Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Tersungkur adalah juga salah satu bentuk orang mengungkapkan perasaan atau gejolak hati dan jiwa mereka sekaligus menyatakan kerendahan hati kepada Tuhan. Jatuh dan tersungkur juga adalah bagian dari usaha manusia untuk mendekatkan diri pada Tuhan dalam kelemahan dan keterbatasan kemanusiaan kita. Maka pola sikap ini harus juga tertanam dalam diri kita untuk selalu merendahkan diri di hadapan Tuhan. Karena kita tak akan bisa berdiri di hadapanNya dalam keadaan dosa.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini kita memasuki hari minggu biasa pekan XIII dalam liturgi gereja. Kita kembali diteguhkan dengan kitab kebijaksanaan, surat rasul Paulus dan dalam Injil Markus. Dalam Kitab Kebijaksanaan, kita disadarkan kembali bahwa semua yang dilakukan Allah adalah rencana Allah untuk menyelamatkan manusia. Seluruh rencana keselamatan Allah itu digambarkan juga melalui seluruh kisah penciptaan yang menjadi awal kisah ziarah manusia di atas muka bumi: “Allah tidak menciptakan maut dan Ia pun tidak bergembira karena mahkluk yang hidup musnah binasa. Sebaliknya Ia menciptakan segala sesuatu supaya ada, dan supaya makluk-makluk jagat menemukan keselamatan.” Bagi Tuhan, semua telah diciptakan dengan baik dan penuh agar cara itu manusia bisa mencapai keselamatan. Namun masih saja ada hal yang mengganggu adalah maut yang adalah hasil dari kuasa setan: “Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan dan menjadikanNya gambar hakekatNya sendiri. Tetapi karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia.” Bagi Allah, tujuan penciptaanNya jelas yaitu agar manusia bisa mencapai keselamatan. Namun berbarengan dengan itu, masih ada penghalang utama yaitu setan yang mau merusakan citra manusia itu dan mengahalangi manusia untuk mencapai keselamatan.

Maka ketika manusia jatuh dalam dosa, manusia sudah kehilangan citranya dan mautlah upahnya. Kitab kebijaksanaan ini mengajarkan kita untuk selalu hidup sesuai citra kita sebagai gambar atau secitra dengan Allah. Dan untuk menghindari dosa, St. Paulus mengajarkan kita: “hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih sebagaimana kamu kaya dalam segala sesuatu: dalam iman, perkataan, pengetahuan, kesungguhan untuk membantu dan dalam kasih terhadap semua orang.” Hanya dengan cara inilah kita akan mencapai keselamatan. Pelayanan kasih itulah yang ditunjukkan Yesus kepada kita dalam bacaan injil hari ini. Hal ini dikisahkan dalam kisah Yesus yang sedang berada di tepi danau itu didatangi oleh seorang kepala rumah ibadat bernama Yairus. Apa yang dibuat oleh Yairus pada saat itu: “Ketika melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kakiNya. Dengan sangat ia memohon kepadaNya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati. Datanglah kiranya dan letakkanlah tanganMu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Kisah Yairus ini memberikan pengajaran kepada kita dengan satu pola yang benar dihadapan Tuhan.

Jatuh dan tersujngkur itu tanda kerendahan hati di hadapan Tuhan apalagi di depan kakiNya. Itu artinya, Tuhan selalu digambarkan sebagai yang besar dan kuasa yang harus dipuji dan disembah. Dan Yairus paham betul soal ini dan juga sudah mengenal siapa Yesus itu sebenarnya. Maka tindakan Yairus itu mendatangkan keselamatan bagi puterinya. Di lain pihak, biasanya anak laki-laki yang akan lebih diperhatikan dari pada anak perempuan, tapi tindakan Yairus ini beda karena dia tidak bedakan dengan anak perempuan dan laki-laki. Yang paling penting bagi dia adalah anaknya bisa selamat. Dan terjadilah ketika dalam perjalanan ke rumah Yaiurus ada yang datang menyampaikan anaknya sudah meninggal dan Yesus meneguhkanNya: “Jangan takut, percaya saja!” Dan Yesuspun membangkitkan anak Yaiurus. Pengalaman yang sama dialami juga oleh perempuan yang sakit pendarahan itu. Dia pun dengan pola yang sama yaitu, tersunggkur di kaki Yesus sebagai tanda akan imannya kepada Yesus. Kita pun harus belajar untuk “tersunggkur” di kaki Yesus tanda kerendahan hati di hadapan Allah dan bukan tunjuk kesombongan kita.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: Tuhanlah yang memanggil kita menjadi murid-muridNya dan menyatakan diriNya sebagai Tuhan bagi kita. Kedua, maka ketika datang kepadaNya, kita pun harus mampu menyatakan diri kita kepada Tuhan dengan sikap hormat yang benar yaitu merendahkan diri kita di hadapanNya. Ketiga, sikap hormat kita juga selalu dilandasi dengan iman yang kuat maka kita pun akan diselamatkan Tuhan.


Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved