Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Hari Jumat 5 Juli 2024, Ikutlah Aku
Mari simak Renungan Harian Katolik hari Jumat 5 Juli 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Ikutlah Aku.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik hari Jumat 5 Juli 2024.
Tema renungan harian katolik yaitu Ikutlah Aku.
Renungan harian katolik disiapkan oleh Bruder Pio Hayon, SVD.
Jumat 5 Juli 2024 merupakan Hari Jumat Biasa XIII, Peringatan fakultatif Santo Antonius Maria Zakaria, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.
Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Jumat 5 Juli 2024 adalah sebagai berikut:
Baca juga: Injil Katolik Hari Ini Jumat 5 Juli 2024 Lengkap Mazmur Taggapan
Bacaan Pertama Am. 8:4-6,9-12
Dengarkanlah ini, kalian yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini; kalian yang berpikir, “Kapan pesta bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum? Kapan hari Sabat berlalu, supaya kita boleh berdagang terigu?
Kita akan memperkecil takaran, menaikkan harga dan menipu dengan neraca palsu. Kita akan membeli orang papa dengan uang dan membeli orang miskin karena sepasang kasut. Kita akan menjual terigu tua.”
“Pada hari itu akan terjadi,” demikianlah sabda Tuhan Allah, “Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah.
Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan, dan segala nyanyianmu menjadi ratapan.
Aku akan mengenakan kain kabung pada setiap pinggang dan menjadikan gundul setiap kepala. Kalian akan berkabung seperti atas kematian anak tunggal sehingga akhirnya menjadi seperti hari yang pahit pedih.”
“Sesungguhnya, waktu akan datang,” demikianlah sabda Tuhan Allah, “Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan kelaparan akan mendengar sabda Tuhan.
Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari sabda Tuhan. Tetapi tidak akan menemukannya.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 119:2,10,20,30,40,131
Ref. Manusia hidup bukan hanya dari roti tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut sabda Tuhan.
Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, jangan biarkan aku menyimpang dari perintah-Mu.
Hancurlah jiwaku karena rindu kepada hukum-hukum-Mu setiap waktu.
Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.
Sesungguhnya aku rindu akan titah-titah-Mu, hidupkanlah aku dengan keadilan-Mu!
Mulutku kungangakan dan mengap-mengap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.
Bait Pengantar Injil Mat 11:28
Ref. Alleluya.
Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat, maka Aku akan membuat kalian lega.
Bacaan Injil Mat 9:9-13
Pada suatu hari, Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Matius, lalu mengikuti Dia.
Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.
Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit.
Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Setiap kita pasti pernah alami dipanggil secara langsung oleh seseorang entah untuk satu tugas atau untuk sekedar dipanggil dan kita pun akan mengikuti panggilan itu. Yang paling penting di sini adalah ketika kita dipanggil pasti juga pada saat yang sama akan muncul juga keragu-raguan untuk mengiktui panggilan itu atau tidak. Maka satu panggilan akan selalu terkait dengan pertimbangan yang kita sebut sebagai disermen untuk menentukan apakah harus jawan atau tidak. Dan paling penting adalah kita harus siap untuk jawab atau tidak atas panggilan itu.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini kita kembali lagi dengan banyak kisah masih seputar Nabi Amos dan Injil Mateus. Dalam kisah nabi Amos ini masih bernubuat bagi bangsa Israel yang telah rusak hidupnya karena telah menginjak-injak orang miskin dan menindas orang-orang kecil yang tak bersalah dan menipu serta memperjualbelikan orang miskin dan kecil yang tak berdaya. Maka Nabi Amos bernubuat atas nama Tuhan: “Pada hari itu akan terjadi,” dmikianah firman Tuhan Allah, ‘Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah. Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan dan segala nyanyaianmu menjadi ratapan.” Amos sekali lagi bernubuat atas nama Tuhan untuk kejatuhan bangsa Israel dan yang akan mengubah matahari terbenam pada siang hari dan bumi gelap pada hari cerah yang menandakan bahwa Tuhan berkuasa atas semua bumi dan segala yang ada dan tunduk di bawah hukum Allah. Maksud Tuhan sudah jelas yaitu mau mengajarkan bangsa pilihanNya itu untuk selalu taat pada Allah dengan memelihara hukum-hukumnya dan berbuat baik kepada semua orang tapi terlebih pada orang miskin dan menderita. Dan bagi Yesus keberpihakan pada orang kecil dan berdosa itu adalah misiNya yang tergambar di dalam injil hari ini ketika Dia memanggil Matius yang lagi duduk di rumah cukai itu.
Kemungkinan besar, Mateus juga adalah seorang pemungut cukai. Itu terbukti ketika Yesus memanggilnya dan makan di rumahnya, ada banyak orang pemungut cukai dan orang berdosa itu datang makan bersama dengan Yesus. Dan orang-orang Farisi itu berkata kepada para muridNya: “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Pertanyaan ini langsung memberi isyarat kepada kita bahwa ada satu stigma negatif yang dikenakan kepada para pemungut cukai ini sebagai orang berdosa dan dianggap najis. Mereka tidak bisa bergabung dengan orang lain karena nanti dianggap najis. Pandangan dan stigma yang keliru semacam ini pun masih kuat mempengaruhi orang-orang Farisi yang menganggap dirinya sebagai orang pemegang hukum Taurat Musa maka tak boleh bergaul dengan orang-oragn berdosa seperti mereka. Dan Yesus tahu apa yang mereka sampaikan itu kepada para muridNya. Maka Yesus langsung menegur mereka dan berkata: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib tetapi orang sakit. Maka pelajarilah arti sabda ini: ‘Aku menginginkan belas kasihan, bukan persembahan.’ Aku datang bukannya untuk orang-orang benar, melainkan orang berdosa.”
Yesus menegur orang Farisi itu untuk membangun kembali satu pemahaman yang benar akan misiNya yakni belaskasihan dan bukan persembahan. Maka ketika kita dipanggil pun kita juga tahu misiNya seperti apa dan kita harus siap dengan konsekuensi yang ada. Bagi Yesus memanggil orang berdosa itu bukan sekedar satu karya saja tapi sebagai satu cara Allah menyatakan diriNya. Dan Mateus yang dipanggil itu pun tahu situasi itu karena dia pun datang dari satu dunia yang ‘salah’ atau ‘najis’ dalam pandangan orang-orang Farisi itu. Maka ketika Yesus mengajak dan memanggilnya: “Ikutlah Aku!” dia langsung jalan mengikuti Yesus tanpa ada banyak pertanyaan atau klarifikasinya. Banyak di antara kita yang juga dipanggil Tuhan untuk satu tugas yang dipercayakan kepada kita tapi kita kadang menjadi sulit untuk menjawabnya. Mengapa?? Itu karena kita masih memikirkan diri kita sendiri saja dan lupa akan panggilan Tuhan. Bahkan kita masih juga memandang orang lain sebagai orang pinggiran dengan stigma yang kita bangun sendiri. Maka marilah kita belajar untuk selalu setia pada Allah dan tidak memandang rendah orang lain karena kita pun dipanggil untuk tugas ini atas cara-cara yang berbeda.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: kita adalah murid-murid Tuhan yang telah dipanggil untuk satu tugas perutusan. Kedua, tugas kita sudah jelas yaitu memberitakan kabar sukacita dan keselamatan untuk membangun kembali pemahaman yang benar akan belaskasihan Allah bagi kita. Ketiga, makak ketika kita dipanggil, kita pun harus selalu siap menjawab dengan baik dan siap terima konsekuensi yang ada.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.