Injil Katolik Hari Ini

Injil Katolik Hari Ini Jumat 19 Juli 2024 Lengkap Mazmur Tanggapan

Mari simak Injil katolik hari ini Jumat 19 Juli 2024.Injil katolik hari ini lengkap mazmur tanggapan dan renungan harian katolik.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM /ARNOL WELIANTO
GEREJA -Mari simak Injil katolik hari ini Jumat 19 Juli 2024.Injil katolik hari ini lengkap mazmur tanggapan dan renungan harian katolik. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Injil katolik hari ini Jumat 19 Juli 2024.

Injil katolik hari ini lengkap mazmur tanggapan dan renungan harian katolik.

Renungan harian katolik hari ini ada dibagian akhir artikel ini.

Jumat 19 Juli 2024 merupakan Hari Jumat Biasa XV, Santo Arsenius Agung, Pertapa, Santa Aurea, Martir, dengan Warna Liturgi Hijau.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 19 Juli 2024, Belas Kasihan dan Bukan Persembahan

 

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Jumat 19 Juli 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Yes. 38:1-6,21-22,7-8

Pada waktu itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah firman Tuhan: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi."

Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada Tuhan. Ia berkata: "Ah Tuhan, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu."

Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Yesaya: "Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman Tuhan, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu.

Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi, dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan memagari kota ini. Kemudian berkatalah Yesaya: "Baiklah diambil sebuah kue ara dan ditaruh pada barah itu, supaya sembuh!"

Sebelum itu Hizkia telah berkata: "Apakah yang akan menjadi tanda, bahwa aku akan pergi ke rumah Tuhan?" Jawab Yesaya, "Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari Tuhan,

bahwa Tuhan akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya: Sesungguhnya, bayang-bayang pada penunjuk matahari buatan Ahas akan Kubuat mundur ke belakang sepuluh tapak yang telah dijalaninya." Maka pada penunjuk matahari itu mataharipun mundurlah ke belakang sepuluh tapak dari jarak yang telah dijalaninya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Yes. 38:10,11,12abc,16

Ref. Tuhan, Engkau telah menyelamatkan hidupku.

Aku ini berkata: Dalam pertengahan umurku aku harus pergi, ke pintu gerbang dunia orang mati aku dipanggil untuk selebihnya dari hidupku.

Aku berkata: aku tidak akan melihat Tuhan lagi di negeri orang-orang yang hidup; aku tidak akan melihat seorangpun lagi di antara penduduk dunia.

Pondok kediamanku dibongkar dan dibuka seperti kemah gembala; seperti tukang tenun menggulung tenunannya aku mengakhiri hidupku; Tuhan memutus nyawaku dari benang hidup. Dari siang sampai malam Engkau membiarkan aku begitu saja,

Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Engkau; tenangkanlah rohku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh!

Bait Pengantar Injil Yoh 10:27

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka dan mereka mengenal aku.

Bacaan Injil Mat. 12:1-8

Pada suatu hari Sabat, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat."

Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam?

Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah.

Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Jumat 19 Juli 2024. Dalam Bacaan Injil Matius 12:1-8 hari ini mengisahkan tentang, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di ladang gandum.

Diskusi Yesus dan orang Farisi hari ini berkaitan dengan hukum hari sabat dimana orang Yahudi tidak boleh melakukan aktivitas berat, termasuk memetik gandum.

Diakhir diskusi Yesus menekankan bahwa ‘Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat’. Bisa jadi orang Farisi mengerti akan semua itu, tetapi sangat besar kemungkinan mereka tidak menerima dan merasa tersinggung, seperti dalam kisah lainnya.

Kita bisa merenungkan tentang mengapa para murid memetik gandum pada hari itu. Diterangkan dalam Injil bahwa mereka lapar, maka kemudian memetik gandum untuk dimakan.

Entah sabat atau tidak sabat, jika lapar memang setiap orang perlu makan untuk bertahan hidup. Hidup menjadi jauh lebih penting dari ‘sekedar’ hukum boleh tidak boleh bekerja pada sabat. Jika tidak ada hidup, maka juga tidak ada sabat.

Makan bulir gandum adalah untuk mempertahankan hidup jasmani, memelihara tubuh supaya tetap bisa hidup normal dan baik.

Itu yang dilakukan para murid, mempertahankan hidup jasmani. Dan Yesus mengamini itu, setiap manusia perlu memelihara hidup jasmani mereka.

Karena hanya dengan jasmani yang sehat maka kehidupan lainnya juga akan lebih baik, termasuk mentaati hukum.

Jika bulir gandum sangat penting untuk jasmani, apakah tubuh rohani kita juga tidak perlu ‘bulir gandum’? Apakah kita tidak lapar akan ‘bulir gandum rohani’?

Jika kita tidak punya rasa lapar seperti para murid, bisa jadi ternyata hidup kita kering. Memang tidak mati, tetapi juga tidak berkembang apalagi menghasilkan buah.

Lapar akan ‘gandum rohani’ menjadi tanda dahsyat bahwa manusia rohani kita berkembang.

Doa Penutup

Allah Bapa yang maharahim, Engkau lebih menyukai belas kasih daripada persembahan.

Ajarlah kami untuk belajar berbelas kasih kepada sesama kami dan ajarlah kami untuk tidak memikirkan diri sendiri, seperti Yesus Putera-Mu yang penuh belas kasih kepada banyak orang yang menderita.

Sebab Dialah Tuhan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin. (sumber the katolik.com (gg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved