Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Katolik Hari Ini Sabtu 27 Juli 2024, Menunggu, Menanti dengan Sabar
Mari simak Renungan Katolik hari ini Sabtu 27 Juli 2024.Tema renungan Katolik hari ini yaitu Menunggu, Menanti dengan Sabar.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Oleh: Pastor John Lewar, SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Katolik hari ini Sabtu 27 Juli 2024.
Tema renungan Katolik hari ini yaitu Menunggu, Menanti dengan Sabar.
Renungan harian katolik disusun oleh Pastor John Lewar, SVD.
Renungan katolik hari ini ada dibagian akhir artikel.
Sabtu 27 Juli 2024 merupakan Hari Sabtu Biasa XVI, Santo Panteleon, Martir, Santo Aurelius dan Santa Natalia, Martir, dengan Warna Liturgi Hijau.
Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Sabtu 27 Juli 2024 adalah sebagai berikut:
Baca juga: Panduan Tata Perayaan Ekaristi Minggu 28 Juli 2024 Hari Biasa Pekan XVII
Bacaan Pertama Yer. 7:1-11
Tuhan bersabda kepada Yeremia, “Berdirilah di pintu gerbang rumah Tuhan. Serukanlah di sana sabda ini dan katakanlah, ‘Dengarkanlah sabda Tuhan, hai sekalian orang Yehuda yang masuk melalui semua pintu gerbang ini untuk sujud menyembah kepada Tuhan!
Beginilah sabda Tuhan semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkah dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama kalian di tempat ini.
Jangan percaya kepada perkataan dusta, ‘Ini bait Tuhan, bait Tuhan, bait Tuhan!’ Hanya apabila kalian sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkah dan perbuatanmu, apabila kalian sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kalian sendiri, tidak menindas orang asing, yatim dan janda,
tidak menumpahkan darah orang tak bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti allah lain yang menjadi kemalanganmu sendiri, maka Aku mau diam bersama kalian di tempat ini, di tanah yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu, sejak dahulu kala sampai selama-lamanya.
Tetapi ternyata kalian percaya kepada perkataan dusta yang tidak memberi faedah. Masakan kalian mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar kurban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kalian kenal, lalu kalian datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan,
sambil berkata, ‘Kita selamat’, agar dapat melanjutkan segala perbuatan yang keji itu! Sudahkan menjadi sarang penyamun rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini? Aku, Aku melihat sendiri semuanya itu!”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 84:3.4.5-6a.8a.11
Ref. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam.
Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; jiwa dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
Bahkan burung pipit mendapat tempat dan burung laying-layang mendapat sebuah sarang, tempat mereka menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Berbahagialah para peziarah yang mendapat kekuatan dari pada-Mu. Langkah mereka makin lama makin tinggi.
Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku daripada diam di kemah-kemah orang fasik.
Bait Pengantar Injil Yak 1:21
Ref. Alleluya
Terimalah dengan lemah lembut sabda yang tertanam dalam hatimu, yang mampu menyelamatkan jiwamu. Alelluya.
Bacaan Injil Mat. 13:24-30
Pada suatu hari Yesus membentangkan suatu perumpamaan kepada orang banyak, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih baik di ladangnya.
Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya, menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.
Ketika gandum tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu dan berkata kepadanya, ‘Tuan, bukankah benih baik yang Tuan taburkan di ladang Tuan?
Dari manakah lalang itu?’ Jawab tuan itu, ‘seorang musuh yang melakukannya!’ Lalu berkatalah para hamba itu, ‘Maukah Tuan, supaya kami pergi mencabuti lalang itu?’
Tetapi ia menjawab, ‘Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kalian mencabut lalangnya.
Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai, ‘Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandumnya ke dalam lumbungku’.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan Katolik
Meditatio:
Perhatikan bunga-bunga yang ditanam di pekarangan rumah. Terkadang kita
heran, yang ditanam bunga-bunga, tapi tumbuh juga rumput di sekitarnya. Pada
hal rumput itu tidak pernah ditanam. Bahkan sudah dicabut, tapi tumbuh terus.
Kita pun semakin heran, justru rumput yang tidak dipelihara cepat sekali
tumbuh, sementara bunga yang ditanam lambat pertumbuhannya malah perlu
perawatan khusus. Aneh tapi nyata.
Tuhan Yesus memberikan sebuah perumpamaan yang masih berkaitan dengan
dengan benih yang ditabur. Kalau dalam perumpamaan pertama hanya ada satu
jenis benih dan seorang penabur dengan berbagai jenis tanah. Kali ini ada dua
jenis benih yang ditabur oleh dua penabur di satu tanah yang sama. Dua benih
itu adalah benih gandum dan benih lalang. Dua penabur itu ialah penabur benih
gandum dan penabur benih lalang. Satu tanah itu adalah tanah di mana gandum
dan lalang tumbuh bersama.
Yang dipersoalkan adalah apakah lalang-lalang itu harus dicabut? Para pekerja
usul untuk mencabut lalang itu, tetapi yang menarik bahwa sang tuan memilih
untuk menunggu gandum dan lalang itu sampai saat panen. Saat itulah
gandum akan dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam lumbung, sementara
lalang akan diikat dan dibakar. Perumpamaan ini menampilkan kesabaran tuan
yang menabur gandum itu.
Dia menunggu sampai saat panen tiba. Perbuatan si tuan ladang itu tidak biasa. Jika lalang tidak dicabut, maka nutrisi
tanah itu pun akan terbagi dan hal itu akan membuat gandumnya kekurangan
nutrisi. Selain itu, umumnya lalang adalah jenis tanaman yang mudah menyerap
nutrisi tanah dan mudah menyerang tanaman yang kita pelihara.
Namun, apa yang dilakukan si tuan ladang itu justru membuat kita berpikir lebih
jauh lagi. Nampaknya, itu bukan saja tentang pertanian tetapi juga gambaran
kehidupan nyata di dunia ini.
Membiarkan lalang bertumbuh bersamaan dengan gandum hendak
menggambarkan bahwa dalam kehidupan ini, yang jahat dan yang baik itu bisa
hidup bersamaan. Namun pada suatu ketika, akan tampaklah bagi kita mana
yang benar-benar baik dan mana yang benar-benar jahat.
Dalam Kitab Suci, kita baca bahwa umat Israel beribadah kepada Tuhan, tetapi
mereka masih juga mengikuti alah-alah lain dan mempersembahkan korban
kepada dewa-dewi. Bahkan mereka melakukan kelaliman atau ketidakadilan
terhadap sesama juga membunuh, mencuri, berzina dan bersumpa palsu.
Hasilnya bukan kesejahteraan melainkan kemalangan dan kesengsaraan. Hal itu
terjadi juga sekarang. Banyak orang beribadah kepada Tuhan, tetapi tidak
sedikit juga yang pergi ke dukun.
Perumpamaan Yesus mengenai benih gandum dan lalang atau rumput
dimaksudkan untuk menegaskan kesabaran Allah. Kerajaan Allah sudah
diperlihatkan tetapi pendosa masih diberi kesempatan untuk bertobat. Allah
tidak tergesa-gesa untuk menghakimi para pendosa. Orang pun tidak boleh
bertindak menghakimi sesamanya.
Apa hikmah dari perumpamaan ini bagi kita sekalian? Pertama, perbuatan baik
maupun perbuatan dosa adalah tindakan bebas manusia. Allah sabar menunggu
pertobatan para pendosa sampai pada kesudahannya. Allah tidak pernah
memaksakan kehendakNya untuk mengajak orang bertobat. Kita juga tidak
boleh menyingkir orang berdosa dengan cara kita sendiri. Maka kesabaran Allah
menuntut sikap tanggap manusia untuk memahami kehendak Allah yang
sebenarnya rindu semua umatNya bertobat dan menikmati keselamatan.
Kedua, ada perbedaan nasib antara orang berdosa dan orang saleh. Pada masa
penghakiman, orang berdosa akan mengalami penderitaan dalam dapur neraka.
sedangkan orang saleh akan dikumpulkan dalam lumbung surgawi. Disini Yesus
mengingatkan agar orang jangan sampai salah memilih jalan hidupnya sebab
jalan hidup yang berbeda akan menentukan nasib di akhir zaman, jaman
kebaikan dan kesalehan menuju keselamatan sedangkan jalan dosa dan
kejahatan menuju penderitaan.
Missio:
Kita belajar untuk bersabar dan tekun berjuang. Kita ibarat gandum yang
ditaburkan Tuhan di ladang-Nya. Kita diminta berfokus pada pertumbuhan
kebaikan di dunia ini agar bisa menghasilkan buah melimpah saat musim
menuai tiba.
Doa:
Ya Yesus ampunilah kami dalam kelemahan dan kuatkan kami dalam perjuangan untuk menjadi orang yang baik. Jangan biarkan kami tersesat dan jatuh dalam dosa. ...Amin.
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Sabtu.Salam, doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin. (gg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.