Santu dan Santa

Peringatan Santu dan Santa Pelindung Selasa 30 Juli 2024

Mari simak Peringatan Santu dan Santa Pelindung Selasa 30 Juli 2024.Santo Abdon dan Sennen, Martir.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
MISA - Suasana misa di Gereja Belo Kota Kupang.Mari simak Peringatan Santu dan Santa Pelindung Selasa 30 Juli 2024.Santo Abdon dan Sennen, Martir. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Peringatan Santu dan Santa Pelindung Selasa 30 Juli 2024.

Santo Abdon dan Sennen, Martir.

Kedua orang kudus abad ke-3 ini berasal dari Persia. Mereka adalah tawanan perang dan budak belian yang sudah menganut agama Kristen.

Kemartiran mereka bermula dari usaha mereka menguburkan jenazah-jenazah para kaum beriman yang dibunuh oleh orang kafir. Mereka ditangkap dan dibawa ke Roma.

Di sana mereka dipaksa untuk mempersembahkan kurban kepada dewa-dewi Romawi.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 29 Juli 2024, Adalah adalah Kasih

 

Dengan tegas mereka menolak melakukan perbuatan berhala ini karena tak ingin mengkhianati imannya sendiri. Karena itu mereka dianiaya dan dipenggal kepalanya.

Jenazah mereka dimakamkan oleh diakon Kuirinus di rumahnya.

Kemudian pada tahun 833, tulang-tulang mereka dipindahkan oleh Paus Gregorius IV (827-844) ke dalam gereja Santo Markus di Roma.

Santo Santa 30 Juli

Santa Yulita dari Kaesarea, Martir dan Pengaku Iman
Yulita berasal dari Kapadokia.

Ia memiliki ladang dan ternak, harta kekayaan lainnya dan banyak budak belian.

Di antara penduduk setempat, Yulita tergolong wanita kaya raya. Banyak orang mengadakan hubungan dagang dengannya.

Pada suatu ketika, dia terlibat dalam suatu pertikaian bisnis dengan seorang pemuka masyarakat. Dia dihadapkan ke pengadilan umum namun berhasil mengalahkan orang itu. Karena itu ia menjadi musuh bebuyutan orang itu.

Untuk membalas kekalahannya di depan pengadilan, orang itu melaporkan kepada penguasa setempat bahwa Yulita adalah seorang penganut agama Kristen. Oleh laporan ini, hakim segera memanggil Yulita dan memaksannya untuk mempersembahkan kurban bakaran kepada dewa Zeus.

Yulita berani menentang. Dengan tegas ia berkata: "Ladangku dan kekayaannku boleh diambil dan dirusakkan. Tetapi sekali-kali aku tidak akan meninggalkan imanku.

Aku tidak akan pernah menghina Tuhanku yang telah menciptakan aku. Aku tahu bahwa aku akan memperoleh semuanya itu kembali di surga."

Tanpa banyak berpikir hakim itu menyuruh para algojo membakar hidup-hidup Yulita di depan umum. Peristiwa naas ini terjadi kira-kira pada tahun 303. (sumber the katolik.com). (gg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved