Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Jumat 2 Agustus 2024, Kesombongan Menjadi Gerbang Masuknya Iri Hati

Mari simak renungan harian Katolik Jumat 2 Agustus 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu Kesombongan menjadi gerbang masuknya iri hati.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan harian Katolik Jumat 2 Agustus 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu Kesombongan menjadi gerbang masuknya iri hati. 

Oleh: Pastor John Lewar, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Jumat 2 Agustus 2024.

Tema renungan harian Katolik yaitu Kesombongan menjadi gerbang masuknya iri hati.

Renungan harian katolik disiapkan oleh Pastor John Lewar, SVD.

Renungan harian katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Jumat 2 Agustus 2024 merupakan Hari Jumat Biasa XVII, Peringatan fakultatif Santo Eusebius Vercelli, Uskup dan Martir, Beato Petrus Faber, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 2 Agustus 2024, Menyampaikan Pesan Tuhan

 

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Jumat 2 Agustus 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Yer. 26:1-9

Pada permulaan pemerintahan Yoyakim, anak Yosia raja Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN, bunyinya: Beginilah firman TUHAN: "Berdirilah di pelataran rumah TUHAN dan katakanlah kepada penduduk segala kota Yehuda,

yang datang untuk sujud di rumah TUHAN, segala firman yang Kuperintahkan untuk kaukatakan kepada mereka. Janganlah kaukurangi sepatah katapun!

Mungkin mereka mau mendengarkan dan masing-masing mau berbalik dari tingkah langkahnya yang jahat, sehingga Aku menyesal akan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka oleh karena perbuatan-perbuata mereka yang jahat.

Jadi katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN: Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau mengikuti Taurat-Ku yang telah Kubentangkan di hadapanmu,

dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang terus-menerus Kuutus kepadamu, ?tetapi kamu tidak mau mendengarkan?

maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi."

Para imam, para nabi dan seluruh rakyat mendengar Yeremia mengucapkan perkataan-perkataan itu dalam rumah TUHAN.

Lalu sesudah Yeremia selesai mengatakan segala apa yang diperintahkan TUHAN untuk dikatakan kepada seluruh rakyat itu, maka para imam, para nabi dan seluruh rakyat itu menangkap dia serta berkata: "Engkau harus mati!

Mengapa engkau bernubuat demi nama TUHAN dengan berkata: Rumah ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga tidak ada lagi penduduknya?" Dan seluruh rakyat berkumpul mengerumuni Yeremia di rumah TUHAN.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Mazmur Tanggapan Mzm 69:5.8-10.14

Ya Allah, Engkau mengetahui kebodohanku, kesalahan-kesalahanku tidak tersembunyi bagi-Mu.

Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, orang asing bagi anak-anak ibuku;

sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.

Aku meremukkan diriku dengan berpuasa, tetapi itupun menjadi cela bagiku;

Lepaskanlah aku dari dalam lumpur, supaya jangan aku tenggelam, biarlah aku dilepaskan dari orang-orang yang membenci aku, dan dari air yang dalam!

Bait Pengantar Injil 1 Petrus 1:25
Ref. Alleluya.

Sabda Tuhan tetap selama-lamanya. Itulah sabda yang diwartakan kepadaku.

Bacaan Injil Matius 13:54-58

"Bukanlah Dia itu anak tukang kayu? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"

Pada suatu hari Yesus kembali ke tempat asal-Nya. Di sana Ia mengajar orang di rumah ibadat mereka. Orang-orang takjub dan berkata, "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu? Bukankah Dia itu anak tukang kayu?

Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.

Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." Karena ketidakpercayaan mereka itu, maka Yesus tidak mengerjakan banyak mukjizat di situ.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Meditatio:

Penginjil Matius berkisah tentang kekaguman dan sekaligus penolakan
orang-orang Nazaret terhadap Yesus ketika datang ke tempat asalNya. Di
tempat asal-Nya, yakni di Nazaret, Yesus mengajar orang banyak di
sinagoga. Tidak ada rincian ajaran apa yang diberikan oleh-Nya. Matius
hanya menekankan ketakjuban para pendengar atas hikmat-Nya dalam
mengajar dan kuasa-Nya dalam mukjizat-mukjizat penyembuhan yang
dilakukan-Nya. Jadi, para pendengar terkesan oleh dua hal, yakni hikmatNya dan mukjizat yang dilakukan-Nya.

Orang-orang terkagum-kagum oleh hikmat yang ditunjukkan Yesus dalam
mengajar dan oleh kuasa-Nya dalam membuat mukjizat. Mereka dua kali
menanyakan sumber hikmat dan kuasa itu: “Dari mana diperoleh-Nya
hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mukjizat-mukjizat itu?”; juga,
“Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?” Pertanyaan tersebut
mendorong kita untuk memberikan jawaban bahwa hikmat dan kuasa
Yesus berasal dari Allah. Hikmat dan kuasa itu juga menunjukkan
hubungan khusus Yesus dengan Allah.

Kedua pertanyaan tersebut menyiratkan reaksi skeptis orang-orang Nazaret terhadap Yesus karena
mereka mengenal latar belakang keluarga-Nya sebagai orang biasa
seperti mereka. Pertanyaan ini telah menutup mata hati mereka terhadap
Yesus. Pertanyaan yang mengandung keragu-raguan, ketidak percayaan,
bahwa Yesus yang hanya seorang anak tukang kayu mempunyai hikmat
seperti itu. Anggota keluarga-Nya dapat mereka sebutkan satu per satu.
Prasangka ini membuat mereka tidak sampai pada pengakuan iman akan
Yesus sebagai Mesias, Anak Allah.

Mengapa keragu-raguan dan ketidak percayaan itu muncul di hati
mereka? Mungkin mereka iri akan hikmat yang didapat Yesus, merasa
Yesus tidak pantas dan layak mendapatkannya karena Dia hanya anak
tukang kayu.

Merasa sombong akan apa yang mereka miliki.
Kesombongan menjadi gerbang masuknya iri hati, dengki, benci yang
menutup mata hati terhadap kebenaran. Dengan demikian, pantaslah bila
mereka tidak banyak mengalami kuasa mukjizat penyembuhan-Nya,
sebab ada hubungan yang erat antara iman dan mukjizat.

Dari awalnya kagum, orang-orang lalu berubah menjadi kecewa dan
menolak Yesus. Dalam konteks inilah Yesus mengungkapkan sebuah
peribahasa, “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat
asalnya sendiri dan di rumahnya.” Peribahasa ini mungkin telah beredar
luas pada zaman Yesus karena muncul dalam keempat Injil. Penolakan
dan ketidakpercayaan mereka membuat Yesus membatasi pelayanan-Nya
di Nazaret, sehingga tidak banyak mukjizat yang diadakan-Nya di situ.

Apa pesan yang bisa kita petik dari bacaan Injil hari ini? Pertama, Yesus
mencintai kampung halaman-Nya bersama dengan orang-orang yang ada
di dalamnya. Namun, mereka mempersoalkan asal-usul hikmat-Nya
dalam mengajar dan kuasa-Nya dalam mengadakan mukjizat.

Mereka tampaknya menginginkan Yesus tetap sama seperti ketika tinggal
bersama mereka. Alih-alih bangga dengan hikmat dan kuasa mukjizatNya, mereka malah kecewa dan menolak-Nya karena mungkin cemburu dan iri hati. Semoga kita terbuka untuk menerima bahwa Tuhan dapat
bekerja secara luar biasa melalui orang-orang yang kita anggap biasa dan
sederhana (https://www.lbi.or.id/2023/08/04).

Kedua, Injil hari ini mengajak kita untuk selalu peka & terbuka pada kehadiran Allah dengan
melepas kesombongan kita yang menjadi gerbang munculnya penolakan
terhadap kebenaran. Peka dan terbuka bahwa dalam diri orang kecil,
tertindas dan miskin sekalipun Allah berkarya.

Melepas kesombongan berarti membiarkan Allah berkarya dalam diri kita, hingga hidup kita pun
menjadi “tanda” kehadiran Allah dan kesaksian hidup kita menjadi
mujizat yang mampu menyentuh hati sesama. Ketiga, sikap iri hati
menunjukkan bahwa seseorang tidak mampu melihat dirinya dan orang
lain secara jujur. Rasa iri hati membuat orang lalu kehilangan akal sehat,
mendorong kepada sikap dan perilaku yang bertentangan dengan
keutamaan dasar iman kristiani.

Missio: Mari kita dengan tangan terbuka menerima dan menghargai
kelebihan dan kesuksesan sesama. Kita memuji atau memberi apresiasi
kepada orang atas perbuatan baik atau prestasi yang dibuatnya. Kita juga
perlahan tapi pasti menghindari sikap iri hati terhadap sesama.
Doa: Tuhan Yesus, bantulah aku melepas kesombonganku, agar aku
boleh menjadi tanda kehadiran-Mu melalui kesaksian hidupku...Amin.
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Jumat. Salam doa dan berkatku
untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh
Kudus...Amin (gg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved