Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Selasa 13 Agustus 2024 Jangan Menganggap Rendah Orang Lain
Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 13 Agustus 2024. Renungan Harian Katolik Selasa 13 Agustus 2024 Jangan Menganggap Rendah Orang Lain.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.
Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.”
Lalu Yesus bersabda lagi, “Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu?
Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Dalam hidup, kita akan menemukan pola tingkah laku atau sikap manusia dalam komunitas hidup harian kita. Salah satu pola tingkah laku atau sikap manusia yang tampak adalah biasa menganggap remeh orang lain dengan kesombongan baik dengan kata-kata atau dengan tingkah laku yang merendahkan atau menghakimi orang lain atau menganggap diri lebih hebat dari pada orang lain. Siakp seperti ini biasanya hanya mau menunjukkan betapa lemahnya orang itu maka dia mengambil jalan seperti itu agar dia dapat menutupi keterbatasannya. Intinya adalah orang yang menganggap rendah orang lain itu satu tindakan yang keliru dan salah bahkan secara tidak langsung dia sedang merendahkan dirinya sendiri.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Permenungan kita hari ini lahir dari bacaan pertama nubuat Yehezekiel dan Injil Mateus. Dalam bacaan pertama nubuat Yehezekiel kita akan mendengar kisah manisnya saat Yehezekiel mendapat perintah untuk makan gulungan kitab yang diberikan Tuhan kepadanya. Memang kedengarannya aneh karena dia harus makan gulungan kitab itu. Namun ketika dia memakan gulungan kitab itu, rasa seperti madu di dalam mulutnya. Dan akhirnya dia memakan semua gulungan kitab yang dimakannya sampai habis.
Dan yang sangat menarik adalah pada bagian akhir, Tuhan bersabda: “Hai anak manusia, mari, pergilah dan sampaikanlah sabdaKu kepada mereka. Apa arti dari semua penglihatan yang dinubuatkan oleh Yehezekiel ini? Tuhan sebenarnya menginginkan agar sebelum utusanNya itu pergi untuk menyampaikan SabdaNya kepada orang atau bangsa, dia sendiri harus mampu menjadikan firman Tuhan itu adalah makanannya terlebih dahulu dan bahkan harus dimakannya sehingga menjadi satu dengannya barulah dia pergi untuk mewartakan firman Tuhan kepada orang lain. Maka yang terpenting bagi seorang pewarta adalah dia sendiri harus sudah menjadikan firman Tuhan itu adalah bagian dari dirinya sendiri atau sudah bersatu dengannya.
Namun kadang, menjadi sulit karena pewarta kita lebih memilih yang lain untuk dijadikan bagian penting dari hidupnya. Maka dalam Injil hari ini, Yesus menasihati satu hal penting yang harus dimiliki oleh seorang murid adalah kerendahan hati. Sikap rendah hati menjadi tuntutan utama seorang murid agar dengan begitu, dia mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan berlaku seperti seorang anak kecil yang polos dan tulus adalah satu tuntutan utama karena barangsiapa menyambut seorang anak kecil seperti ini dalam namaKu, dia menyambut Aku.
” Yesus menasihati secara tegas kepada para muridNya juga kepada kita: “Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: ‘Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah BapaKu yang disurga.” Yesus sebenarnya mau mengingatkan kita untuk tidak pernah mau merendahkan orang lain atau kata lainnya tidak menyombongkan diri di hadapan orang apalagi di hadapan Tuhan.
Menjadikan hati kita dan ketulusan kita seperti seorang anak kecil itu juga adalah satu bentuk merendahkan diri paling sempurna karena dalam ketulusan anak kecil itulah Tuhan hadir secara nyata. Dan ketika kita mampu memiliki sikap rendah hati seperti ini maka sikap kita terhadap orang lain yang diumpakan Yesus dengan domba yang tersesat itu pun akan menentukan keberadaan domba itu sendiri. Sikap kerendahan hati kita, akan mampu membawa domba-domba yang tersesat kembali pada jalan yang benar. Jika tidak maka domba-domba itu pun akan pergi dari kita. Maka marilah kita belajar menjadi seorang murid yang rendah hati dan taat pada Tuhan sehingga kita mampu membawa sebanyak mungkin orang kembali kepada Tuhan. Namun kadang kita hanya pentingkan diri kita sendiri dan hasilnya domba-domba itu pun berkeliaran tanpa tujuan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.