Penjual Tenun di Maumere

Ironi Para Penjual Tenun Ikat di Pasar Alok Maumere SIkka Beralaskan  Anyaman Bambu

Hari selasa menjadi momen berharga bagi para pegiat Tenun ikat Maumere untuk mengais rejeki di sekitaran Pasar Alok Maumere. 

Penulis: Nofri Fuka | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/NOFRI FUKA
Penjual Tenun Ikat di Pasar Alok, Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Nofri Fuka

TRIBUNFLORES. COM, MAUMERE - Hari selasa menjadi momen berharga bagi para pegiat Tenun ikat Maumere untuk mengais rejeki di sekitaran Pasar Alok Maumere. 

Rutinitas tersebut telah menciptakan nuansa yang berbeda di Pasar Alok Maumere tatkala para penjual yang didominasi oleh para perempuan paruh baya duduk berjejeran menjajakan jualannya di sekitar pasar (tempat yang telah disediakan). 

Hasil kerajinan tangan yang dijual oleh ibu-ibu umumnya sarung khas Maumere yang ditenun secara manual (pakai tangan manusia). Kain tenun yang dijual umumnya terdiri dari pewarna kimia dan perwarna alam. Disamping itu, terdapat juga tenunan selendang dengan berbagai motif.

Tiap sarung ataupun selendang memiliki kisaran harga yang berbeda tergantung bahan yang digunakan dan proses pembuatannya. 

 

 

 

Baca juga: Wolobobo Ngada Festival 2024: Rayakan Kopi, Tenun dan Bambu Kekayaan Budaya

 

 

 

 

"Untuk pewarna alam harganya mahal. Apalagi motif besar harga bisa satu jutaan ke atas, " Ujar Mama Adelgonda menjawab pertanyaan seorang pembeli pada 13 Agustus 2024 pagi. 

Meskipun demikian, lain Tenun menggunakan pewarna bisa dipatok dengan harga yang mahal apabila memiliki kombinasi warna motif yang indah. 

Namun keuntungan yang diperoleh tergantung daripada konsumen yang ingin membeli. "Jika tidak membeli maka kami pulang kosong, " ujar Mama Adelgonda menimpali. 

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved