Berita Manggarai Barat

Patris Regus, Sopir di Labuan Bajo Antre 3 Hari untuk Dapatkan BBM Bersubsidi di SPBU

"Saya antre dari hari Sabtu malam, ini sudah tiga hari dan sampai sekarang belum dapat solar," kata Patris, ditemui Selasa 13 Agustus 2024 malam. 

Penulis: Berto Kalu | Editor: Gordy Donovan
TRIBUN-FLORES.COM/BERTO KALU
ANTRE - Antrean kendaraan di SPBU Serenaru Labuan Bajo untuk mendapatkan BBM. Gambar diabadikan pada Selasa 13 Agustus 2024 malam. 

Laporan Reporter TRIBUN-FLORES.COM, Berto Kalu

TRIBUN-FLORES.COM, LABUAN BAJO - Waktu menunjukkan pukul 22.30 Wita. Patris Regus duduk di trotoar tepi jalan menikmati nasi bungkus, sedari pagi perut pria 36 tahun itu belum terisi makanan, hanya air putih dan kopi. 

Wajahnya terlihat kusut rambut acak-acakan dengan mata kurang tidur. Pria itu tetap bertahan demi mendapatkan solar subsidi. Patris tak sendiri, terdapat ratusan pengemudi lainnya bernasib serupa rela antre berhari-hari untuk mendapatkan BBM.

"Saya antre dari hari Sabtu malam, ini sudah tiga hari dan sampai sekarang belum dapat solar," kata Patris, ditemui Selasa 13 Agustus 2024 malam. 

Baca juga: Kebakaran Lahan di Areal Ovitnas PLTMG Maumere Sempat Ancam Tangki Minyak BBM 

 

Berdasarkan pantauan, antrean kendaraan berupa truk, fuso, bus, dan mobil bermesin diesel tampak memanjang satu kilometer lebih di luar area stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Serenaru Labuan Bajo. Ada pula ratusan sepeda motor yang nimbrung mengantre BBM jenis pertalite. 

Menurut Patris, antrean kendaraan untuk mendapatkan BBM khususnya solar di SPBU Serenaru sudah terjadi sebulan terakhir. Antrean kendaraan terjadi mulai malam hingga pagi hari. Seringkali Patris tak kebagian solar karena kehabisan stok. 

Diperparah lagi dengan jam operasional SPBU yang terbilang singkat serta adanya pembatasan pembelian solar. Di destinasi pariwisata super prioritas itu tak ada stasiun pengisian bahan bakar lain yang menjual solar subsidi selain di SPBU Serenaru. Ayah dua anak ini tak punya pilihan. 

"Biasanya itu solar masuk jam 9 atau 10 malam, tapi tidak lama sekitar jam 11 itu mereka sudah tutup. Nanti lanjut pagi antre lagi. Kami juga dibatasi hanya bisa beli 50 liter, itu pakai mau bertahan berapa lama. Karena itu makanya kita antre terus," tuturnya. 

Baca juga: BREAKING NEWS : Warga Woloria Desa Lenandareta Paga Tewas Dibunuh

Gonjang-ganjing sulitnya mendapat solar bersubsidi ini terus berlanjut membuat pendapatan Patris menurun. Sejumlah orderan pun terpaksa ditolak karena truknya tak memiliki bahan bakar. Sisi lain pengeluarannya terus membengkak. 

Patris merupakan sopir truk yang sehari-hari mengantar material bangunan seperti batu dan pasir bila ada pesanan. 

"Di sini tunggu berjam-jam, berhari-hari, pasti pengeluaran juga membengkak, musti beli makan, beli kopi, minum, karena saya tidak pulang tidur di mobil," ungkapnya. 

Patris sangat berharap Pertamina dan pihak berwenang lainnya memastikan stok tersedia sekaligus menindak tegas jika terjadi pelanggaran dalam penyaluran. 

Pemerintah daerah juga diminta melakukan langkah tegas sehingga kondisi tersebut tidak berlarut-larut. Pasalnya kesulitan mendapat BBM sudah dirasakan masyarakat Labuan Bajo dalam beberapa bulan terakhir, namun hingga kini tak ada penanganan berarti. 

"Sampai kapan kita begini terus sulit dapat solar, katanya kota 'super premium' tapi kok begini. Apa hal-hal seperti ini pemerintah tidak bisa atasi?," katanya.

Salah satu petugas SPBU Serenaru yang menolak namanya disebut dalam berita menjelaskan bahwa ada beberapa penyebab yang membuat pasokan BBM tersendat. 

Pertama karena kapal tanker pengangkut BBM terlambat tiba di Reo, Kabupaten Manggarai. Walhasil distribusi ke Labuan Bajo juga terlambat. Kedua kurangnya armada yang membawa BBM dari Reo ke Labuan Bajo, sebagian armada rusak dan sedang diperbaiki.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved