Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Rabu 14 Agustus 2024,Tegurlah Dia di Bawah Empat Mata

Mari simak renungan harian katolik Rabu 14 Agustus 2024. Tema renungan harian katolik yaitu Tegurlah Dia di Bawah Empat Mata.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak renungan harian katolik Rabu 14 Agustus 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Tegurlah Dia di Bawah Empat Mata. 

Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.Aku berkata kepadamu:Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.

Dan lagi Aku berkata kepadamu,Jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun,permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga.Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Saling  tegur menegur kepada orang yang bersalah adalah bagian dari usaha untuk mengubah prilaku yang salah untuk menjadi lebih baik lagi. Ketika tindakan menegur itu terjadi maka  sebenarnya tindakan itu adalah sebuah tindakan untuk menyelamatkan orang tersebut pada kesalahan yang  lebih besar lagi sehingga dia terselamatkan dari kecenderungan itu. Maka tindakan menegur itu sebenarnya sebuah tindakan kebajikan antar yang menegur dan yang ditegur. 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini, gereja sejagat memperingati  Santo Maksimilianus Maria Kolbe, seorang imam dan martir. Maximilian Kolbe lahir di Zdunska-Wola, dekat Lodz Polandia pada tanggal 7 Januari 1894. Setelah dewasa, ia masuk biara Fransiskan dan mengambil nama Maximilianus.

Kaul kebiaraannya yang pertama diucapkannya pada tahun 1911. Sebagai seorang biarawan Fransiskan, Maximilian dikenal sebagai seorang yang saleh. Pada tahun 1917, ia mendirikan Militia Maria Immaculata di Roma untuk memajukan kebaktian kepada Bunda Maria yang dikandung tanpa noda. Pada tahun 1918, Maximilian ditabhiskan menjadi imam dan kemudian kembali ke Polandia untuk berkarya disana. Selain itu ia mendirikan biara di Niepokalanov pada tahun 1927 untuk memberi tempat pada 800 biarawan. Tuhan mencobai Maximilian yang saleh dan setia ini melibihi orang-orang lain. Pada tahun 1939 Gespato, Jerman yang keji itu memasuki wilayah Polandia. 

Diktator Jerman itu yakin bahwa untuk mematahkan semangat orang Polandia perlulah menahan, memenjarakan dan membunuh para pemimpinnya, baik politik, maupun keagamaan dan para ahlinya. Maximilian Kolbe dikenal sebagai seorang penulis dan editor majalah. Pernah ia dilepaskan, tetapi kemudian ditangkap lagi pada tahun 1941, dan dipenjarakan di Pawiak, lalu dipindahkan ke kamp konsentrasi Auscwitz. Di kamp konsentrasi ini, Maximilian dengan diam-diam menjalankan tugasnya sebagai imam bagi para tahanan yang ada disana. Dengan kondisi tubuh yang kurus kering, Maximilian turut serta dalam kerja paksa. 

Pada suatu hari seorang sersan bernama Gajowniczek dijatuhi hukuman mati. Mendengar teriakan sersan itu, Maximilian Kolbe maju dengan tegap untuk meminta menggantikan sersan malang itu. Karena toh saya tidak beranak-istri", kata Maximilian. Bersama dengan para sandera lainnya, Maximilian tidak diberi makan dan minum. Namun ia bisa bertahan sebagai korban terakhir, dan baru mati setelah disuntik dengan carbolic acid. Sepenggal kisah Santo Maksimilianus Kolbe ini mengingatkan kita akan keteguhan iman semua martir yang telah dengan sukarela mengorbankan diri mereka demi menyelamatkan  orang lain.

Pengorbanan hidup mereka adalah salah satu bentuk paling nyata betapa mereka sangat mencintai Tuhan lebih dari pada diri mereka sendiri. Dan untuk bisa hidup baik dan layak di hadapan Tuhan maka kita pun siap untuk ditegur oleh siapapun demi  membuat kita berubah dan menjadi lebih baik. Dalam hal ini, Yesus dalam injil hari ini  memberikan kita satu gambaran yang baik tentang bagaimana satu pola yang baik dalam usaha untuk menegur orang  yang bersalah yaitu: pertama, bicara empat mata artinya langsung bicarakan dari hati ke hati, muka dengan muka.

Kedua, mendatangkan para saksi jika dia tidak mendengarkan nasihat kita dalam  bicara  empat mata. Ketiga, bawakan persoalannya kepada komunitas untuk diadili. Yesus memulai dengan satu tindakan sederhana tapi sangat luar biasa adalah dengan  mulai bicara empat mata. Kita harus memanggil orang yang berbuat salah atau dosa itu langsung bicara dari muka ke muka supaya orang itu merasa dihargai juga dan privasi  dirinya pun dihargai. Inilah yang  seharusnya dibuat. Namun yang terjadi adalah kebanyakan kita masih saja sulit menerima kalau kita telah berbuat dosa atau salah. Kita gampang sekali untuk menghindar sehingga perlu lagi para saksi untuk melihat dosa dan salah itu lebih teliti lagi. Namun dasarnya manusia adalah sulit  untuk menerima kesalahan maka biasanya kita harus membawa di komunitas untuk diadili. Maka marilah kita belajar untuk selalu bisa mendengarkan  teguran orang lain ketika kita berbuat dosa atau salah supaya kita diselamatkan. 

Saudari/a terkasih dalam Kristus 

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved