Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Rabu 14 Agustus 2024,Tegurlah Dia di Bawah Empat Mata

Mari simak renungan harian katolik Rabu 14 Agustus 2024. Tema renungan harian katolik yaitu Tegurlah Dia di Bawah Empat Mata.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak renungan harian katolik Rabu 14 Agustus 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Tegurlah Dia di Bawah Empat Mata. 

Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian katolik Rabu 14 Agustus 2024. 

Tema renungan harian katolik yaitu Tegurlah Dia di Bawah Empat Mata.

Renungan harian katolik disusun oleh Bruder Pio Hayon, SVD.

Renungan harian katolik ada diakhir artikel ini.

Rabu 14 Agustus 2024 merupakan Hari Rabu Biasa XIX, Peringatan Wajib Santo Maximilian Kolbe, Martir, dengan Warna Liturgi Merah.

Baca juga: Kalender Liturgi Katolik Hari Ini Rabu 14 Agustus 2024, Peringatan St. Maksimilianus Maria Kolbe

 

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Rabu 14 Agustus 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Yeh 9:1-7;10:18-22

Tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan keji di Yerusalem.

Aku mendengar Tuhan berseru dengan suara nyaring,”Majulah ke mari, hai para penghukum Yerusalem!Bawalah masing-masing alat pemusnah.”Dan lihat, enam orang pria datang dari jurusan pintu gerbang Atas, yang menghadap ke utara,masing-masing dengan alat pemukul di tangannya.Seorang di antara mereka berpakaian lenan,dan di sisinya terdapat suatu alat tulis.Mereka ini masuk dan berdiri di samping mezbah tembaga.

Pada saat itu kemuliaan Allah Israel sudah terangkat dari atas kerub, tempatnya semula, ke atas ambang pintu Bait Suci.Allah memanggil orang yang berpakaian lenan,yang mempunyai alat tulis di sisinya.Lalu Tuhan bersabda kepadanya,”Berjalanlah dari tengah-tengah kota Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan keji yang terjadi di sana.”

Dan kepada yang lain-lain aku mendengar Tuhan berkata,”Ikutilah dia dari belakang melintasi kota itu, dan pukullah sampai mati [semua orang yang tidak ditandai T] Janganlah merasa sayang dan jangan kenal belas kasihan! Orang-orang tua, teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan para wanita, bunuh dan musnahkanlah! Tetapi semua orang yang ditandai huruf T, jangan kalian sentuh! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku.”

Maka mulailah mereka dengan tua-tua yang berada di depan Bait Suci. Kemudian Ia bersabda kepada mereka, “Najiskanlah Bait Suci itu dan penuhilah pelatarannya dengan orang-orang yang terbunuh.

Ayo, pergilah!” Mereka pergi ke luar dan memukuli orang-orang sampai mati di dalam kota. Lalu kemuliaan Tuhan pergi dari ambang pintu Bait Suci dan hinggap di atas kerub-kerub. Kerub-kerub itu mengangkat sayap mereka, dan waktu mereka pergi, aku melihat mereka naik dari tanah dan roda-rodanya bersama dengan mereka.

Lalu mereka berhenti dekat pintu gerbang rumah Tuhan di sebelah timur, sedang kemuliaan Allah Israel berada di atas mereka. Itulah makhluk-makhluk hidup yang dahulu kulihat di bawah Allah Israel di tepi sungai Kebar.

Dan aku mengerti, bahwa mereka adalah kerub-kerub. Masing-masing mempunyai empat muka dan empat sayap, dan di bawah sayap mereka ada bagian yang berbentuk tangan manusia. Kelihatannya muka mereka serupa dengan muka makhluk-makhluk yang kulihat di tepi sungai Kebar. Masing-masing berjalan lurus ke depan.

Demikianlah sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 113:1-2.3-4.5-6

Ref:Kemuliaan Tuhan mengatasi langit.

Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan,pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.

Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.

Siapakah seperti Tuhan, Allah kita,yang diam di tempat tinggi,yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?

Bait Pengantar Injil 2Kor 5:19

Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Yesus Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

Bacaan Injil Mat 18:15-20

Jika saudaramu yang berbuat dosa mendengarkan teguranmu, engkau telah mendapatnya kembali.

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.

Jika ia tidak mendengarkan dikau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat.

Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.Aku berkata kepadamu:Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.

Dan lagi Aku berkata kepadamu,Jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun,permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga.Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Saling  tegur menegur kepada orang yang bersalah adalah bagian dari usaha untuk mengubah prilaku yang salah untuk menjadi lebih baik lagi. Ketika tindakan menegur itu terjadi maka  sebenarnya tindakan itu adalah sebuah tindakan untuk menyelamatkan orang tersebut pada kesalahan yang  lebih besar lagi sehingga dia terselamatkan dari kecenderungan itu. Maka tindakan menegur itu sebenarnya sebuah tindakan kebajikan antar yang menegur dan yang ditegur. 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini, gereja sejagat memperingati  Santo Maksimilianus Maria Kolbe, seorang imam dan martir. Maximilian Kolbe lahir di Zdunska-Wola, dekat Lodz Polandia pada tanggal 7 Januari 1894. Setelah dewasa, ia masuk biara Fransiskan dan mengambil nama Maximilianus.

Kaul kebiaraannya yang pertama diucapkannya pada tahun 1911. Sebagai seorang biarawan Fransiskan, Maximilian dikenal sebagai seorang yang saleh. Pada tahun 1917, ia mendirikan Militia Maria Immaculata di Roma untuk memajukan kebaktian kepada Bunda Maria yang dikandung tanpa noda. Pada tahun 1918, Maximilian ditabhiskan menjadi imam dan kemudian kembali ke Polandia untuk berkarya disana. Selain itu ia mendirikan biara di Niepokalanov pada tahun 1927 untuk memberi tempat pada 800 biarawan. Tuhan mencobai Maximilian yang saleh dan setia ini melibihi orang-orang lain. Pada tahun 1939 Gespato, Jerman yang keji itu memasuki wilayah Polandia. 

Diktator Jerman itu yakin bahwa untuk mematahkan semangat orang Polandia perlulah menahan, memenjarakan dan membunuh para pemimpinnya, baik politik, maupun keagamaan dan para ahlinya. Maximilian Kolbe dikenal sebagai seorang penulis dan editor majalah. Pernah ia dilepaskan, tetapi kemudian ditangkap lagi pada tahun 1941, dan dipenjarakan di Pawiak, lalu dipindahkan ke kamp konsentrasi Auscwitz. Di kamp konsentrasi ini, Maximilian dengan diam-diam menjalankan tugasnya sebagai imam bagi para tahanan yang ada disana. Dengan kondisi tubuh yang kurus kering, Maximilian turut serta dalam kerja paksa. 

Pada suatu hari seorang sersan bernama Gajowniczek dijatuhi hukuman mati. Mendengar teriakan sersan itu, Maximilian Kolbe maju dengan tegap untuk meminta menggantikan sersan malang itu. Karena toh saya tidak beranak-istri", kata Maximilian. Bersama dengan para sandera lainnya, Maximilian tidak diberi makan dan minum. Namun ia bisa bertahan sebagai korban terakhir, dan baru mati setelah disuntik dengan carbolic acid. Sepenggal kisah Santo Maksimilianus Kolbe ini mengingatkan kita akan keteguhan iman semua martir yang telah dengan sukarela mengorbankan diri mereka demi menyelamatkan  orang lain.

Pengorbanan hidup mereka adalah salah satu bentuk paling nyata betapa mereka sangat mencintai Tuhan lebih dari pada diri mereka sendiri. Dan untuk bisa hidup baik dan layak di hadapan Tuhan maka kita pun siap untuk ditegur oleh siapapun demi  membuat kita berubah dan menjadi lebih baik. Dalam hal ini, Yesus dalam injil hari ini  memberikan kita satu gambaran yang baik tentang bagaimana satu pola yang baik dalam usaha untuk menegur orang  yang bersalah yaitu: pertama, bicara empat mata artinya langsung bicarakan dari hati ke hati, muka dengan muka.

Kedua, mendatangkan para saksi jika dia tidak mendengarkan nasihat kita dalam  bicara  empat mata. Ketiga, bawakan persoalannya kepada komunitas untuk diadili. Yesus memulai dengan satu tindakan sederhana tapi sangat luar biasa adalah dengan  mulai bicara empat mata. Kita harus memanggil orang yang berbuat salah atau dosa itu langsung bicara dari muka ke muka supaya orang itu merasa dihargai juga dan privasi  dirinya pun dihargai. Inilah yang  seharusnya dibuat. Namun yang terjadi adalah kebanyakan kita masih saja sulit menerima kalau kita telah berbuat dosa atau salah. Kita gampang sekali untuk menghindar sehingga perlu lagi para saksi untuk melihat dosa dan salah itu lebih teliti lagi. Namun dasarnya manusia adalah sulit  untuk menerima kesalahan maka biasanya kita harus membawa di komunitas untuk diadili. Maka marilah kita belajar untuk selalu bisa mendengarkan  teguran orang lain ketika kita berbuat dosa atau salah supaya kita diselamatkan. 

Saudari/a terkasih dalam Kristus 

Pesan untuk kita, pertama: semua kita adalah murid  yang dipilih Tuhan  untuk melaksanakan tugas pewartaanNya. Kedua, namun kita juga bisa berbuat dosa atau salah, maka kita harus terbuka terhadapa teguran orang. Ketiga, karena dalam teguran itu, kita sedang diselamatkan dari hukuman yang akan kita terima. Dalam teguran itu, kita sebenarnya dicintai dan dihargai.. (gg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved