Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Kamis 22 Agustus 2024, Banyak yang Dipanggil Tapi Sedikit yang Dipilih

Mari renungan harian Katolik Kamis 22 Agustus 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu banyak yang dipanggil tapi sedikit yang dipilih.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD. Mari renungan harian Katolik Kamis 22 Agustus 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu banyak yang dipanggil tapi sedikit yang dipilih. 

Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, ‘Hai saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?’ Tetapi orang itu diam saja.

Maka raja lalu berkata kepada para hamba, ‘Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.’ Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Berbicara  tentang panggilan selalu dikaitkan dengan  panggilan hidup membiara. Dan itu sudah biasa disampaikan kepada kita. Namun panggilan di sini juga dimaksudkan adalah semua kita yang dipanggil  untuk menjadi pengikutNya dan masuk dalam komunitas hidup dengan Yesus Kristus  sebagai pusat hidup gerejani. Dan dari panggilan itu, banyak yang menolak bergabung bersama sebagai satu komunitas umat Allah bahkan ada yang menolaknya dengan tegas. 
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini gereja sejagat merayakan pesta Santa Perawan Maria Ratu (Santa Mara Regina). Kita perlu melihat pesta ini dalam satu latar belakang  khusus agar kita dapat memahaminya lebih baik. Maria disebut Ratu oleh karena dan sebagaimana Kristus adalah Raja. Konsili Vatikan II meneruskan tradisi sejak abad IV, menegaskan kembali ajaran tentang keratuan Maria:

“Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya” (Lumen Gentium 59). Gelar Ratu diberikan untuk menunjukkan secara resmi keadaan SP Maria yang bertahta di sisi Puteranya, Raja Kemuliaan. Gelar sebagai Ratu beserta kekuasaannya telah diperkenalkan di lingkungan rahib Benediktin sejak awal abad XII. 

Nyanyian yang amat terkenal Salve Regina sudah diketahui dalam abad XI. Madah itu merupakan ungkapan khas para rahib dalam menyatakan permohonan kepada SP Maria. Paus Pius XII menyebut Maria sebagai Ratu karena ia adalah Bunda Kristus dan juga karena seturut kehendak Allah ia memainkan peranan yang unik dalam karya Penebusan Tuhan.

Maria mendapat tempat yang khusus di dalam gereja karena karya penyelamatan Allah dalam diri Yesus Kristus itu dapat terjadi karena Allah memanggil Maria sebagai orang yang mendapat kasih karunia Allah di hadapan Tuhan dan dalam  relasinya dengan Puteranya itulah Maria mendapatkan legitimasi  akan perannya dalam karya keselamatan Allah.

Semua orang  yang mendapatkan kasih  karunia di hadapan Allah itu adalah semua mereka yang berkenan di hadapan Allah. Dan semua yang berkenan itulah yang akan  diberi hati yang baru dan roh yang baru ditempatkan di dalam batin mereka. Roh Tuhan akan ditempatkan di dalam hati manusia agar  orang dapat hidup menurut ketetapan Tuhan. Namun panggilan Tuhan bagi orang-orang  kepunyaanNya untuk menjadikan mereka orang yang taat pada kehendak Tuhan tidak semuanya berjalan dengan baik.

Hal itu sampaikan oleh Yesus dalam perumpamaan tentang undangan pernikahan. Sang raja mengutus para hambaNya untuk mengundang orang-orang yang sudah diundangnya sebagai  orang-orang kepunyaanNya untuk datang dalam pesta pernikahan AnakNya. Tapi semua menolak undangan itu karena berbagai alasan. Lalu Tuan itu mengaundang orang lain yang  ada di mana saja agar mereka bisa datang ke pesta pernikahan itu. Dan mereka pun memenuhi undangan itu. Namun di antara mereka ada yang tidak mengenakan pakaian pesta.

Orang itu pun diusir dari tempat pesta. Yesus dalam perumpamaan ini mau mengajarkan kepada kita tentang kesediaan kita dalam memenuhi undangan Tuhan. Jika kita sudah mengiyakan undanganNya maka kita pun harus mampu untuk hidup sesuai dengan tuntutanNya. Jika tidak maka kita tidak akan diterima.  Sehingga dapat terlihat bahwa ada begitu banyak undangan yang diberikan tapi  yang  dipilih Tuhan hanyalah orang yang kepadanya Tuhan berkenan.

Banyak di antara kita yang telah dipanggil dan diundang Tuhan dalam satu perjamuan nikahNya yaitu ekaristi namun banyak kita mencari cari alasan untuk tidak datang. Namun ketika ada kebutuhan, kita gampang sekali datang kepada Tuhan dan memaksa Tuhan untuk memenuhi tuntutan kita. Ini adalah ciri khas orang-orang yang telah menolak undangan Tuhan. Maka marilah kita belajar dari Maria untuk selalu taat dan setia pada rencana keselamatan Allah dan membiarkan diri dikuasai oleh RohNya.  

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved