Misa Hari Minggu
Panduan Tata Perayaan Ekaristi Minggu 1 September 2024 Pekan XXII dan Hari Kitab Suci Nasional
Mari simak panduan tata perayaan ekaristi hari Minggu 1 September 2024.Hari minggu disiapkan untuk pekan XXII tahun B hari kitab suci nasional.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Oleh: P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak panduan tata perayaan ekaristi hari Minggu 1 September 2024.
Teks panduan tata perayaan ekaristi hari minggu disiapkan untuk pekan XXII tahun B hari kitab suci nasional.
Teks panduan tata perayaan ekaristi hari minggu disusun oleh P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD.
Para Petugas Liturgi berkumpul di sakristi. Pada meja perayaan disiapkan lilin bernyala yang mengapiti salib.
Baca juga: Bacaan Injil Katolik Minggu 1 September 2024 Lengkap Renungan Harian Katolik
Untuk bacaan, siapkan Alkitab. Untuk nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian.
Sedapat mungkin, untuk kekhusukan suasana, alat-alat komunikasi dimatikan.
Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”, dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”.
Kemudian dinyanyikan lagu pembuka untuk masa Biasa.
NB. Keterangan tentang lagu diberi warna ungu
01. TANDA SALIB DAN SALAM
P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
02. KATA PEMBUKA
P : Pada Hari Minggu ini, kita memasuki Hari Minggu pertama dalam Bulan Kitab Suci Nasional 2024.
Setiap Bulan September, Gereja Katolik di Indonesia secara khusus mengajak umat untuk memberi perhatian lebih pada Kitab Suci melalui kegiatan-kegiatan pembacaan, permenungan, dan pendalaman Kitab Suci, baik secara pribadi maupun bersama di lingkungan atau komunitas.Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2024 bertema-kan “Allah, Sumber Keadilan”. Dengan mengangkat tema ini kita diajak untuk menyadari kehadiran Allah yang selalu bertindak adil dengan cara-Nya dalam kehidupan manusia dan segala peristiwa yang terjadi. Bersama Nabi Nahum dan Nabi Habakuk, kita diajak untuk melihat salah satu sifat Allah yaitu Maha-Adil bagi ciptaan-Nya. Kedua nabi ini memang hadir dalam kondisi masyarakat Israel yang sedang menantikan keadilan Allah di tengah penderitaan mereka. Dengan membaca dan merenungkan nubuat kedua tentang keadilan Allah, kita diundang untuk membangun sikap iman yang tepat ketika berhadapan dengan ketidakadilan dan untuk berjuang menegakkan keadilan di tengah gereja dan masyarakat. [hening sejenak]
03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN
P : Marilah kita mengakui bahwa kita berdosa terutama karena kita meragukan kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Kita mohon pengampunan agar hati kita menjadi layak untuk perayaan Sabda ini.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa,dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya
sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P : (dengan tangan terkatup) Semoga Allah memandang dan memperhatikan kita. Semoga Ia menunjukkan kerelaan hati-Nya serta memberikan pengampunan dosa dan damai sejahtera kepada kita.
U : Amin.
04. MENYANYIKAN LAGU KEMULIAAN
P : Kemuliaan kepada Allah di surga
U : dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.
P : Kami memuji Dikau,
U : Kami meluhurkan Dikau.
P : Kami menyembah Dikau,
U : Kami memuliakan Dikau.
P : Kami bersyukur kepada-Mu, karena kemuliaan-Mu yang besar.
U : Ya Tuhan Allah, raja surgawi, Allah Bapa yang Mahakuasa.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal.
U : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa.
P : Engkau yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami.
U : Engkau yang menghapus dosa dunia, kabulkanlah doa kami.
P : Engkau yang duduk di sisi Bapa, kasihanilah kami.
U : Karena hanya Engkaulah kudus.
P : Hanya Engkaulah Tuhan.
U : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus.
P : bersama dengan Roh Kudus,
U : dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
05. DOA PEMBUKA
P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak] Allah Bapa yang Mahapengasih, Engkau tidak menghendaki umat-Mu binasa. Engkau menyelamatkan kami dengan menganugerahkan kehidupan yang kekal. Semoga kami taat pada Sabda-Mu dengan cara hidup yang adil dan benar, dan beribadah kepada-Mu dengan hati yang tulus serta
semangat kerendahan hati untuk membaktikan seluruh hidup kami kepada penyelenggaraan-Mu yang membebaskan. Demi Kristus, Tuhan kami dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
U : Amin.
06. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN
P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat penuntun jalan hidup kita.
[Bacaan dibaca dari Alkitab]
07. BACAAN PERTAMA (Ul. 4:1-2,6-8)
L : Bacaan dari Kitab Ulangan. Di padang gurun seberang Sungai Yordan, Musa berkata kepada bangsanya: "Hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup
dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu. Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu. Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan
berakal budi. Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya? Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
08. MAZMUR TANGGAPAN
Refren (Mzm. 15:1a)
Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu?.
Mzm. 15:2-3a,3cd-4ab,5 Orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya,yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya. (Refren)
Yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya;yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi. (Refren)
Yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya.
(Refren)
09. BACAAN KEDUA (Yak. 1:17-18,21b-22,27)
L : Bacaan dari Surat Rasul Yakobus. Saudara-saudari, setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah
dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim
piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
10. ALLELUIA (Yak. 1:18)
P : Alleluia
U : Alleluia
P : Atas kehendak-Nya sendiri, Bapa telah menjadikan kita berkat firman kebenaran,supaya kita menjadi anak sulungdi antara semua ciptaan-Nya.
U : Alleluia
11. INJIL (Mrk. 7:1-8,14-15,21-23)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Markus.
Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada.
Kemudian Pemimpin membacakan Injil. Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orangorang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa muridmurid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia." Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat
menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua halhal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
12. RENUNGAN SINGKAT
Dalam bacaan Injil tadi, kita mendengarkan kecaman Yesus terhadap orang Farisi dan ahli Taurat. Ada dua hal yang dibicarakan dalam Injil ini yaitu tentang tradisi dan tentang kenajisan. Pertama, tradisi dan ibadah. Kisah Injil menunjukkan tradisi yang sebenarnya baik yang ada pada orang Israel. Mereka memiliki kebiasaan untuk membersihkan tangan, perkakas dan sebagainya. Kebiasaan pembersihan diri ini bisa dimaklumi karena
situasi atau kondisi wilayah mereka yang kering dan berdebu. Mereka harus membasuh tangan sebelum makan bahkan ketika mereka pulang dari pasar mereka tidak diperkenankan makan kalau belum mandi. Kebiasaan seperti ini baik demi kesehatan mereka.
Kita juga pasti memiliki kebiasaan-kebiasaan baik dalam budaya atau masyarakat kita. Kebiasaankebiasaan yang baik itu membantu kita untuk menjadi lebih baik. Jika bisa dipertahankan, maka sebaiknya dipertahankan. Jika ada satu dua hal yang bisa kita ubah, kita ubah. Patokan perubahan kita adalah apakah kebiasaan itu mendekatkan kita kepada Tuhan dan sesama? Apakah kebiasaan itu membuat orang lain mampu merasakan cinta Tuhan? Jika tidak, maka kita perlu bersama-sama mengubahnya. Kedua, tentang kenajisan. Bagian kedua ini merupakan pokok kritikan Yesus. Yesus mengecam ahli Taurat dan orang Farisi karena mereka hanya memperhatikan aspek luar saja, yang kelihatansedangkan aspek hati kurang atau malah tidak diperhatikan. Yesus langsung mengatakan bahwa mereka memuliakan Allah hanya dengan mulut supaya dilihat orang, padahal hati mereka jauh dari Allah. Mereka memperhatikan pembersihan diri tetapi tidak memperhatikan pembersihan hati. Padahal dari dalam hati itu muncul hal-hal yang menajiskan orang tersebut, seperti pikiran jahat, percabulan, keserakahan, hawa nafsu dan sebagainya.
Dengan ini, kita diingatkan Tuhan agar memperhatikan kebersihan hati kita. Kita mungkin rajin doa atau rajin ikut kegiatan rohani karena terbiasa, tetapi siapa tahu hati kita malah jauh dari Allah. Kita diundang
untuk selalu membersihkan hati kita dari pikiranpikiran jahat, iri hati dan keinginan-keinginan jahat lainnya, agar hati kita mampu merasakan kehadiran Tuhan. Semoga kata-kata Yesus hari ini menguatkan kita untuk berani meninggalkan kekotoran hati kita sehingga hati kita menjadi layak menjadi tempat Allah bertahta. Amin.
13. HENING
14. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
15. DOA UMAT
P : Saudara-saudari terkasih, marilah kita berdoa kepada Allah Bapa, yang selalu berkenan mendengarkan permohonan yang dipanjatkan dengan rendah hati.
P : Bagi Bapa Suci, para Uskup, para Imam, dan para Diakon. Semoga para pemimpin Gereja dalam
melaksanakan tugas pelayanan mereka lebih mengetengahkan cinta kasih daripada pelaksanaan hukum-hukum secara lahiriah. Marilah kita mohon….
P : Bagi masyarakat kita. Semoga warga masyarakat kita selalu menjunjung tinggi kejujuran dan
keadilan, tanpa melupakan cinta kasih berkat bimbingan Roh Kudus. Marilah kita mohon….
P : Bagi mereka yang terasingkan. Semoga mereka mengalami kasih Tuhan melalui sikap-sikap kita yang menerima mereka sebagai sesama yang bermartabat. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita semua yang berhimpun di sini. Semoga kita tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang
dapat memecahbelahkan kesatuan kita, melainkan selalu terbuka pada hal-hal yang membangun hidup bersama. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Ya Bapa, masih banyak yang ingin kami sampaikan ke hadirat-Mu, namun kami yakin, Engkau sudah
mengetahui semuanya. Semoga Engkau berkenanmengabulkan doa-doa kami ini, sebab semua inikami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraanKristus, Tuhan kami.
U : Amin
16. KOLEKTE
[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan cinta kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang berkekurangan, diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan lalu dihantar dan diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu persembahan yang bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan Berbagi.
17. DOA PUJIAN
[Sesudah Kolekte, Pemimpin membawakan Doa Pujian sambil berdiri di depan umat, menghadap ke altar dan umat berdiri dan setiap kali mendaraskan aklamasi bersama.]
P : Saudara-saudari yang terkasih, Allah begitu setia mendampingi umat-Nya. Dari sejarah keselamatan
menjadi jelas betapa mengagumkan usaha Allah untuk menyelamatkan kita. Maka marilah kita
berseru:Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Bapa yang maharahim, Engkau menghendaki agar semua orang mengenal kebenaran dan menjadi
selamat. Untuk itu berulang kali Engkau berbicara kepada nenek moyang kami dengan perantaraan para nabi. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Ya Bapa, kebaikan-Mu tampak paling nyata dalam peristiwa sengsara, wafat, dan kebangkitan PutraMu. Peristiwa Paskah inilah yang Engkau jadikan sumber keselamatan kami. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Engkau juga tetap setia mendampingi hidup kami setiap hari. Engkau hadir bila kami berkumpul dalam nama-Mu. Engkau juga hadir bila kami memuji Engkau dan berdoa bersama. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Engkau selalu menawarkan pengampunan kepada orang yang bertobat. Dan bagi mereka yang telah selesai tugasnya di dunia, Engkau menyediakan tempat dalam rumah-Mu yang abadi. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Maka, ya Bapa, dengan gembira hati, bersama seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan Bapa Suci Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki
setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu dengan berseru:
[menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur]
Menyusul Ritus Komuni. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati
komuni batin/rindu (lihat cara B).
18A. Cara A: DENGAN KOMUNI
Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
19A. BAPA KAMI Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.
20A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI
Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.
Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanNya.Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh. Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.
----------------------------------------------------------------------------------------------
18B. Cara B. TANPA KOMUNI
P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati kita masing-masing.
19B. BAPA KAMI Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat saja.
20B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri
Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari
segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi, datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke
dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di sini bersama kita. Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu Syukur.
21. MENDOAKAN MAZMUR 1
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar; sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan
sepanjang segala abad. Amin.
22. AMANAT PENGUTUSAN
P : Saudara-saudari, Rasul Yakobus menulis, “hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.” Itulah yang menjadi pesan bagi
kita untuk kita lakukan. Mari kita menjadi pelaku Firman Tuhan dalam kehidupan kita setiap hari.
23. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa,
Ya Tuhan, Engkau melihat hati kami. Semoga kami senantiasa membaharui hati kami dan menuruti perintah-Mu. Semoga hiduplah cinta kasih-Mu di tengah-tengah kami.
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
24. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal. [sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
25. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus
U : Amin.
26. LAGU PENUTUP
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.