Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Sabtu 31 Agustus 2024, Hamba yang Baik dan Setia

Mari simak renungan harian Katolik Sabtu 31 Agustus 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu hamba yang baik dan setia.

|
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
MISA PONTIFIKAL - Mari simak renungan harian Katolik Sabtu 31 Agustus 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu hamba yang baik dan setia. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Sabtu 31 Agustus 2024.

Tema renungan harian Katolik yaitu hamba yang baik dan setia.

Renungan harian katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Sabtu 31 Agustus 2024 merupakan Hari Sabtu Biasa XXI, Santo Raymundus Nonnatus, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.

Baca juga: Teks Misa Minggu 1 September 2024, Pekan XXII Tahun B Hari Kitab Suci Nasional

 

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Sabtu 31 Agustus 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama 1 Korintus 1:26-31

Yang lemah dan tak berdaya dipilih Allah.

Saudara-saudara, coba ingatlah bagaimana keadaanmu ketika dipanggil. Menurut ukuran manusia tidak banyak di antara kalian yang bijak, tidak banyak yang berpengaruh, tidak banyak yang terpandang.

Namun apa yang bodoh di mata dunia dipilih oleh Allah, untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia dipilih Allah, untuk memalukan yang kuat,

dan apa yang tidak terpandang dan hina bagi dunia, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.

Tetapi Allah telah membuat kalian berada dalam Kristus Yesus, dan oleh Dia Kristus telah menjadi hikmat bagi kita. Dialah yang membenarkan, menguduskan dan menebus kita. Maka, sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci, “Barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah dalam Tuhan.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 33:12-13,18-19,20-21

Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi pusaka-Nya.

Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia.

Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.

Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kalian saling menaruh cinta kasih, sebagaimana Aku telah menaruh cinta kasih kepadamu. Alleluya.

Bacaan Injil Matius 25:14-30

Karena engkau setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu.

Pada suatu hari Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.

Yang seorang diberinya lima talenta, yang seorang lagi dua, dan seorang yang lain lagi satu, masing-masing menurut kemampuannya. Lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu.

Ia menjalankan uang itu dan memperoleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta pun berbuat demikian, dan mendapat laba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lubang di tanah, lalu menyembunyikan uang tuannya.

Lama kemudian pulanglah tuan hamba-hamba itu, lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta datang dan membawa laba lima talenta. Ia berkata, ‘Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku.

Lihat, aku telah memperoleh laba lima talenta’. Maka kata tuannya kepadanya, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hamba yang baik dan setia; engaku telah setia dalam perkara kecil.

Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta, katanya, ‘Tuan, dua talenta Tuan percayakan kepadaku.

Lihat, aku telah mendapat laba dua talenta’. Maka kata tuan itu kepadanya, “Baik sekali perbuatanmu hamba yang baik dan setia! Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.

Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Kini datang juga hamba yang menerima satu talenta dan berkata, ‘Tuan, aku tahu bahwa Tuan adalah manusia kejam, yang menuai di tempat Tuan tidak menabur, dan memungut di tempat Tuan tidak menanam.

Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah. Ini, terimalah milik Tuan!’ Maka tuannya menjawab, ‘Hai engkau, hamba yang jahat dan malas! Engkau tahu bahwa aku menuai di tempat aku tidak menabur, dan memungut di tempat aku tidak menanam.

Seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerima uang itu serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya, dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.

Karena setiap orang yang mempunyai, akan diberi sampai ia berkelimpahan, tetapi siapa yang tidak punya, apa pun yang ada padanya akan diambil. Dan buanglah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sana akan ada ratap dan kertak gigi’.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Kita sering kali melihat dan mengalami bahwa orang-orang sederhana, miskin, dan tidak terpandang selalu dipandang sebelah mata. 

Mereka dianggap seolah-olah tidak ada, disepelekan, diolok-olok, dicaci-maki, bahkan dikorbankan. Begitulah sikap orang-orang duniawi dalam memandang sesamanya. 

Biasanya, orang kuat memegang kendali atas orang lemah, miskin, sederhana, dan hina. Mereka merasa lebih pintar, lebih berkuasa dan lebih kaya sehingga memandang rendah orang-orang yang lemah. 

Orang-orang yang berbuat semena-mena terhadap sesamanya adalah mereka yang hidup tanpa kasih. 

Dalam Injil hari ini kita merenungkan kisah tentang "hamba yang baik dan setia" serta "hamba yang jahat dan malas". Tuhan menitipkan "harta-Nya" kepada kita bukan hanya untuk dipendam bagi diri kita sendiri. Sebab, pada dasarnya, harta itu bukanlah milik kita, melainkan milik Tuhan. 

Pada saatnya kita mempertanggungjawabkan semua itu: Apakah kita memanfaatkan harta itu menjadi berguna untuk Tuhan dan sesama ataukah kita menyia-nyiakannya? Artinya, segala pemberian Tuhan kepada kita harus berguna untuk kemuliaan nama Tuhan. Jika kita setia dalam perkara kecil maka kita juga setia dalam perkara besar; jika kita setia kepada Tuhan dalam kehidupan di dunia ini maka Tuhan juga akan memercayakan kehidupan kekal kepada kita. 

Tuhan, bantulah kami supaya bisa mempertanggungiawabkan segala pemberian-MU semata-mata demi kemuliaan nama-Mu. Amin. (gg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved