Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Minggu 1 September 2024, Jangan Munafik

Mari simak renungan harian katolik Minggu 1 September 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu jangan munafik.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-ARJAN
Gereja Katolik Yesus Kerahiman Ilahi, Aeramo di Kabupaten Nagekeo.Mari simak renungan harian katolik Minggu 1 September 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu jangan munafik. 

Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.

Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. 

Sebab orang-orang Farisi – seperti orang-orang Yahudi lainnya -tidak makan tanpa membasuh tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. 

Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga. Karena itu, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?” 

Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 

Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.”

Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, “Dengarlah Aku dan camkanlah ini! Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskan dia! Tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskan dia!

Sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Orang-orang Yahudi selalu berusaha agar ibadah mereka benar-benar sesuai instruksi yang diberikan Allah kepada Musa di Gunung Sinai. Sebab hanya dengan ini, keterpilihan mereka sebagai bangsa yang kudus tetap terjaga. "Haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus" (Im. 11:44; 19:2). Dalam semangat ini, tidak sedikit pemimpin agama Yahudi menciptakan tradisi dan kebiasaan yang justru semakin rumit dan menjadi beban bagi umat biasa untuk dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. 

Para ahli Taurat dan orang-orang Farisi marah kepada Yesus. Hal itu karena Yesus mengizinkan para murid-Nya untuk melanggar tradisi ritual, yaitu makan dengan tangan yang tidak dibasuh. Namun, Yesus menjelaskan, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itulah yang malahan melanggar perintah Allah karena mereka membiarkan hati dan pikiran mereka dikaburkan oleh gagasan mereka sendiri tentang agama. 

Yesus mengkritik ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi karena mereka dipenuhi kemunafikan. Seperti aktor yang bersandiwara, mereka tampak menaati sabda Allah dalam praktik lahiriah mereka, tetapi di dalam hati, mereka menyimpan keinginan dan niat jahat. Selain itu, Yesus juga menuduh mereka meninggalkan firman Tuhan dengan mengganti pendapat dan penafsiran mereka sendiri dengan apa yang dituntut Allah. Mereka lebih mendengarkan pendapat manusiawi daripada sabda Allah. Yesus lantas menyamakan mereka dengan bangsa Israel pada zaman Nabi Yesaya di mana sang nabi menuduh orang-orang pada zamannya yang memuliakan Allah dengan bibir mereka, tetapi hati mereka tersesat karena tidak taat kepada hukum-hukum Allah (bdk. Yes. 29:31). 

Allah dalam belas kasihan-Nya secara cuma-cuma menawarkan kepada kita pengampunan, kesembuhan, dan anugerah untuk mengalahkan dosa dan kejahatan dalam hidup kita. Akan tetapi, untuk menerima belas kasihan dan pertolongan Allah, kita harus mengakui kesalahan kita dan memohon pengampunan Allah. Hanya Allahlah yang dapat mengubah hati kita dan menjadikannya bersih dan utuh melalui kuasa Roh Kudus. Seperti seorang dokter yang memeriksa Iuka sebelum mengobatinya, melalui sabda dan Roh-Nya, Allah pertama-tama membawa niat dan perbuatan dosa kita ke dalam terang hati nurani kita sehingga kita dapat mengenalinya apa adanya dan memohon belas kasihan dan kasih karunia-Nya untuk pengampunan dan kesembuhan. Mintalah kepada Allah agar Dia menyucikan kita dengan api pemurnian dari Roh Kudus-Nya. 

Tuhan, biarlah kami tinggal di dalam hadirat-Mu dan penuhilah kami dengan pengetahuan akan kebenaran dan kebaikan-Mu. Ajarlah kami agar kami dapat berjalan di jalan kasih dan kekudusan-Mu. Amin. (gg).

Berita TRIBUNFLORES.CO Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved