Taman Nasional Komodo
Mengenal Dua Satwa Kunci di Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo
Komodo (Varanus komodoensis) dan kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea occidentalis) merupakan dua satwa kunci di Taman Nasional Komodo.
Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM, LABUAN BAJO- Komodo (Varanus komodoensis) dan burung kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea occidentalis) merupakan dua satwa kunci di Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Keberadaan satwa kunci sangat penting bagi kelangsungan ekosistem yang mereka tinggali di Taman Nasional Komodo.
Selain komodo, kakatua kecil jambul kuning dilindungi negara berdasarkan surat keputusan menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P 106 Tahun 2018 tentang jenis flora dan fauna dilindungi.
Baca juga: Populasi Kakatua Kecil Jambul Kuning di Taman Nasional Komodo Turun, Salah Satu Satwa Kunci
Komodo (Varanus komodoensis)
Biawak komodo merupakan salah satu satwa kunci di Taman Nasional Komodo. Kadal raksasa berukuran sangat besar ini ditetapkan sebagai Satwa Nasional Indonesia bersama dengan Ikan Siluk Merah (Selerophages formosus) dan Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993.
Populasi komodo di Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 3.396 ekor pada tahun 2023. Jumlahnya meningkat dari tahun 2022 sebanyak 3.156 ekor.
Biawak Komodo merupakan kadal terbesar yang ada di dunia. Reptil raksasa karnivora ini hidup alami di Taman Nasional Komodo, Pulau Longos, dan sebagian lembah Pulau Flores.
Baca juga: Terpesona dengan Pemandangan Alam Pantai Koka, Fritz: The Best Beach of Maumere
Keberadaan dan kelestarian populasi biawak komodo di Taman Nasional Komodo dijaga Balai Taman Nasional Komodo dan melibatkan masyarakat setempat.
Biawak komodo merupakan satwa yang aktif pada siang hari (diurnal) dan termasuk ke dalam satwa pemakan daging (karnivora) dan pemakan bangkai (scavenger). Pada kesempatan tertentu, biawak komodo juga dapat menjadi satwa kanibal yang membantu mengendalikan stabilitas rantai makanan ekosistem di Taman Nasional Komodo.
Biawak komodo terdapat di 5 pulau besar dalam kawasan Taman Nasional Komodo, meliputi: Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, Pulau Gilimotang, dan Pulau Nusa Kode. Berdasarkan data monitoring populasi biawak komodo yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional Komodo, terdapat + 3.156 ekor individu biawak komodo di Taman Nasional Komodo yang hidup pada tahun 2022.
Biawak komodo meletakan telurnya pada sarang tanah, gundukan, atau tebing dengan masa inkubasi selama 221 hari. Saat melakukan penjagaan sarang, biawak komodo betina tidak makan sehingga seringkali terlihat lebih kurus/kecil dibandingkan dengan biawak komodo jantan secara umum.
Biawak komodo dapat hidup hingga usia 60 tahun dengan usia rata-rata mencapai 30 tahun (jantan) dan 20 tahun (betina). Berdasarkan studi lampau diketahui bahwa biawak komodo yang hidup di kebun binatang berusia lebih singkat dan memiliki kemampuan parthenogenesis yang tidak ditemukan pada individu biawak komodo di alam.
Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea)
Kakatua kecil jambul kuning merupakan salah satu satwa kunci di Taman Nasional Komodo. Burung kakatua kecil jambul kuning dilindungi oleh negara berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 Tahun 2018 Tentang Jenis dan Flora dan Fauna Dilindungi.Burung ini hidup alami di Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Bero. Terdapat sebanyak + 1031 ekor kakatua kecil jambul kuning yang hidup pada wilayah kepulauan tersebut dengan aman. Berbeda dengan tahun 1970-1980an yang memiliki tingkat eksploitasi tinggi terhadap kakatua kecil jambul kuning, dalam 1 dekade terakhir belum ditemukan adanya tindakan pencurian satwa liar atau upaya eksploitasi lainnya koloni kakatua kecil jambul kuning di Taman Nasional Komodo.
Burung ini memerlukan ekosistem mangrove sebagai pohon tidur dan tumbuhan famili Arecaceae untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan pakannya. Sumber pakan lainnya dapat diperoleh dari buah pohon kepuh (Sterculia foetida) dan buah asam (Tamarindus indica). Menariknya, Taman Nasional Komodo memiliki 1.030,30 Ha ekosistem mangrove yang sangat sehat dan menyediakan habitat yang sesuai untuk koloni kakatua kecil jambul kuning.
Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Hendrikus Rani Siga mengungkapkan, berdasarkan monitoring tahun 2023 populasi Kakatua Jambul Kuning di TN Komodo berjumlah 931. Turun dari tahun sebelumnya yakni 1.031.
Populasi Kakatua Jambul Kuning di Taman Nasional Komodo fluktuatif. Populasi satwa tersebut sempat menunjukkan tren peningkatan periode 2017-2020. Yakni tahun 2017 (782), 2018 (811), 2019 (883), 2020 (1.032). Kemudian turun di tahun 2021 (955), naik lagi di 2022 (1.031).
Sumber: Balai Taman Nasional Komodo
Berita TribunFlores.com Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.