Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Katolik Hari Ini Senin 30 September 2024, Yang Rapuh Dipanggil Tuhan
Mari simak renungan Katolik hari ini Senin 30 September 2024.Tema renungan Katolik hari ini yaitu Yang rapuh dipanggil Tuhan.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Oleh: Pastor John Lewar SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan Katolik hari ini Senin 30 September 2024.
Tema renungan Katolik hari ini yaitu Yang rapuh dipanggil Tuhan.
Renungan katolik hari ini disusun oleh Pastor John Lewar SVD.
Renungan katolik hari ini ada dibagian akhir artikel ini.
Baca juga: Kalender Liturgi Katolik Selasa 1 Oktober 2024, Pesta St Teresia dari Kanak-kanak Yesus
Senin 30 September 2024 merupakan Hari Senin Biasa XXVI, Perayaan Wajib Santo Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja, dengan Warna Liturgi Putih.
Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Senin 30 September 2024 adalah sebagai berikut:
Bacaan Pertama Ayub 1:6-22
Kesalehan Ayub dicoba
Pada suatu hari anak-anak Allah datang menghadap Tuhan, dan di antara mereka datanglah juga iblis. Maka bertanyalah Tuhan kepada iblis, "Dari manakah engkau?" Jawab iblis, "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."
Lalu bertanyalah Tuhan kepada iblis, "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tidak seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."
Lalu jawab iblis kepada Tuhan: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya?
Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."
Maka firman Tuhan kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyai ada dalam kuasamu. Hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah iblis dari hadapan Tuhan.
Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum angur di rumah saudara mereka yang sulung, datanglah seorang persuruh kepada Ayub dan berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang.
Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
Sementara ornag itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun.
Rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.”
Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembahnya, katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya.
Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 17:1,2-3,6-7
Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.
Dengarkanlah, Tuhan, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.
Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar. Bila Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku, maka Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan; mulutku tidak terlanjur.
Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
Bait Pengantar Injil Markus 10:45
Ref. Alleluya, alleluya
Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.
Bacaan Injil Lukas 9:46-50
Yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar.
Sekali peristiwa timbullah pertengkaran di antara para murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya.
Lalu Ia berkata kepada mereka, "Barangsiapa menerima anak ini demi nama-Ku, dia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku. Sebab yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar."
Pada kesempatan lain Yohanes berkata, "Guru, kami melihat seseorang mengusir setan demi nama-Mu, dan kami telah mencegahnya, karena ia bukan pengikut kita." Tetapi Yesus menjawab, "Jangan kalian cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kalian, dia memihak kalian."
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan Katolik
Meditatio:
Murid-murid Yesus bertengkar, berebut menjadi yang terbesar. Karena tidak
mau disaingi, mereka juga mencegah orang lain mengusir setan demi nama
Yesus, padahal mereka sendiri gagal melakukannya (bdk. Luk. 9:40). Dua hal
tersebut terjadi justru setelah Yesus memberi tahu mereka bahwa Ia akan
menanggung penderitaan (Luk. 9:44). Ini berarti para murid belum memahami
pribadi Yesus dan tugas pengutusan-Nya.
Karena itu, Yesus kemudian menghadirkan seorang anak kecil di hadapan
mereka. Sosok yang lemah dan tidak berdaya ini menjadi lambang para murid
sendiri. Meski diutus untuk mewartakan Injil, mereka sebenarnya tidak lebih dari
kumpulan orang kecil dan sederhana. Sungguh tidak pantas kalau mereka
berebut menjadi yang terbesar, sebab seperti anak kecil itu, mereka bukanlah
siapa-siapa! Kekuatan para murid tidak berasal dari diri mereka sendiri,
melainkan dari Allah.
Dalam karya pewartaan Injil, memang ada godaan besar bahwa yang kita
wartakan bukan Allah, melainkan diri kita sendiri. Dikerumuni dan didengarkan
banyak orang membuat kita lupa diri, merasa diri kitalah yang hebat. Hal itu
tidak boleh terjadi. Yang harusnya makin terkenal itu nama Allah, bukan nama
kita. Prinsip Yohanes Pembaptis perlu diterapkan di sini: “Ia harus makin besar,
tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3:30).
Di akhir September ini kita merayakan peringatan Santo Hieronimus (342-420).
Dia berjasa besar dalam menerjemahkan Kitab Suci. Nama lengkap Eusebius
Hieronimus Sophronius. Ayahnya seorang yang saleh. Ia mendidik Hieronimus
dalam hidup kristiani yang taat. Santo Hieronimus menegaskan, “Tidak
mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus” (Ignoratio Scripturarum,
Ignoratio Christi Est).
Santo Hieronimus juga menyadari bahwa dirinya tidak sempurna. Dia punya
kerapuhan dan pengalaman pahit. Dia bersyukur bahwa dalam kerapuhannya,
Allah masih berkenan memakainya. Ia berkata “Aku sungguh bersyukur kepada
Tuhan, karena aku dapat memetik buah-buah yang manis dari segala pelajaran
yang pahit yang telah aku alami selama ini.”
Hieronimus dikenal sebagai imam dan pujangga Gereja. Dia berjasa dalam
menerjemahkan Kitab Suci yang kita punya sekarang. Ia menerjemahkan teks
Kitab Suci Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani dan Aramik ke dalam bahasa
Latin. Ia juga menerjemahan Kitab Suci Perjanjian Baru dari bahasa Yunani ke
dalam bahasa Latin.
Terjemahannya dalam bahasa Latin ini disebut Vulgata. Hasil karya Santo Hieronimus ini telah dinyatakan oleh Konsili Trente sebagai sumber dan acuan resmi Kitab Suci berbahasa Latin dalam Gereja Katolik. Juga
menjadi sumber dan acuan dari versi-versi kitab suci yang diterjemahkan
dengan bahasa-bahasa lain. Karena ada terjemahan dalam bahasa Latin, teks
Kitab Suci lalu bisa diterjemahkan dalam bahasa Italy, bahasa Inggris, Jerman,
Indonesia, Jawa, dsb.
Dia meninggal dunia dengan damai pada 30 september 420. Ia dimakamkan di
bawah Gereja Nativity di Betlehem. Lama sesudah itu jenasahnya dipindahkan
ke Roma. Hieronimus digambarkan bersama dengan seekor singa, yang
melambangkan ketidakgentaran dan keberaniannya dalam membela kebenaran
iman yang sejati.
Pertanyaan refleksinya, seberapa jauh Anda mendukung hidup panggilan
menjadi imam selama ini? Bagaimana komitmen Anda dalam membaca Kitab
Suci selama ini?
Missio:
Kita belajar dari Santo Hironimus yang selalu setia membaca Kitab Suci dan
menterjemahkannya agar kita mengerti dan memahami Sabda Allh. Kita
membangun persaudaraan sejati dan menanamkan sikap saling menghormati
dan tekun bekerja.
Doa:
Allah Bapa, sumber pengetahuan dan kebenaran, dalam hati Santo Hieronimus, imam-Mu, telah Kautanamkan cinta mesra terhadap Kitab Suci. Semoga umatMu semakin banyak menimba kekuatan dari sabda-Mu dan menemukan sumber kehidupan di dalamnya. Demi Yesus Kristus, ….
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Senin. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin. (gg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.