Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Kamis 17 Oktober 2024, Tidak Berkompromi dengan Kejahatan

Mari simak renungan Katolik Kamis 17 Oktober 2024.Tema renungan Katolik yaitu tidak berkompromi dengan kejahatan.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN - Pater John Lewar, SVD. Mari simak renungan Katolik Kamis 17 Oktober 2024.Tema renungan Katolik yaitu tidak berkompromi dengan kejahatan.c 

Dengan drmikian kalian mengakui, bahwa kalian membenarkan perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kalian membangun makamnya. Sebab itu hikmat Allah berkata, 'Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul. 

Tetapi separuh dari antara para nabi dan para rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya. Maka dari angkatan ini akan dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan rumah Allah.' 

Bahkan Aku berkata kepadamu, 'Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini.' Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat, sebab kalian telah mengambil kunci pengetahuan. Kalian sendiri tidak masuk ke dalamnya, tetapi orang yang berusaha masuk kalian halang-halangi." 

Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, para ahli Taurat dan orang Farisi terus-menerus mengintai, dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. Dengan itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-nya.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Meditatio:

Dalam Injil, Yesus tampil dengan garang. Ia mengecam orang-orang Farisi dan ahli Taurat dengan kata-kata yang keras bahkan menyakitkan. 

”Celakalah kamu……” Kata-kata ini tidak hanya bernada mengecam namun juga ada nada mengutuk, Yesus bersikap tegas terhadap kesalahan. Ia tidak pernah mau berkompromi dengan si jahat. Ia mengusir, Ia mengutuk. Yesus mengecam para ahli Taurat karena mereka membangun makam nabi-nabi, padahal nabi-nabi tersebut dibunuh oleh nenek moyang mereka sendiri.

Dengan berbuat demikian, mereka menyangka dapat memulihkan dosa nenek moyang mereka. Yesus justru 
melihat hal yang sebaliknya. Dengan membangun makam para nabi, 
mereka justru membenarkan tindakan nenek moyang mereka. Kedua 
pihak seolah-olah bekerja sama: Nenek moyang membunuh para nabi, 
sementara mereka membangun makamnya.

Para nabi dan rasul adalah orang-orang yang diutus Allah kepada umatNya. Ia mengutus mereka untuk mengingatkan umat supaya hidup benar di hadapan-Nya, sehingga Ia berkenan kepada mereka dan 
menganugerahkan kebahagiaan. Dengan kata lain, para nabi dan rasul 
diutus oleh Allah yang mengasihi umat-Nya demi kebahagiaan mereka 
sendiri. Namun, umat Allah menanggapi hal itu dengan kejam.

Sebagian nabi mereka bunuh, sebagian yang lain mereka aniaya. Salah seorang 
nabi yang dibunuh oleh nenek moyang orang Yahudi adalah Nabi 
Zakharia, yang juga seorang imam (2Taw. 24:20-22). Ia menyampaikan 
kepada umat Israel bahwa mereka sudah melanggar perintah Allah, 
sehingga Yang Mahakuasa meninggalkan mereka.

Orang Israel tidak senang mendengar perkataan Nabi Zakharia, sekalipun yang 
disampaikannya adalah firman Allah. Mereka pun mengadakan 
persepakatan, di mana Raja Yoas yang berkuasa pada masa itu ikut 
terlibat. Atas perintah raja, mereka melontari Nabi Zakharia dengan batu 
di pelataran Bait Allah sampai mati.

Orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat tak mampu meladeni Yesus; bukan 
karena mereka kurang cerdas, tetapi Ia orang benar dan menyatakan 
kebenaran. Dengan penuh wibawa Yesus melancarkan kritik pedas dan
keras. Yesus tidak akan pernah berkompromi dengan kejahatan.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved