Gunung Lewotobi Meletus

Pengungsi Mandiri Erupsi Lewotobi Meningkat di Boganatar, Warga Mengeluh Kekurangan Air Bersih 

Hampir tiap saat pihak pemerintah maupun masyarakat setempat menerima kedatangan para pengungsi dari daerah rawan erupsi Gunung Lewotobi. 

Penulis: Nofri Fuka | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / NOFRI FUKA
PENGUNGSI - Para pengungsi mandiri di rumah Warga Boganatar, Desa Kringa, Kabupaten Sikka, Sabtu 9 November 2024. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Nofri Fuka

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Gelombang Pengungsian beberapa hari terakhir di Desa Kringa, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka makin meningkat.

Hampir tiap saat pihak pemerintah maupun masyarakat setempat menerima kedatangan para pengungsi dari daerah rawan erupsi Gunung Lewotobi. 

Seiring meningkatnya jumlah pengungsi di Desa Kringa, kebutuhan dasar akan air minum bersih maupun makanan mulai berkurang. Beberapa warga sekitar yang turut menerima para pengungsi mandiri dari Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur mulai mengeluh. 

Salah seorang warga Kringa, Yulius Leong, mengungkapkan ia dan keluarga di sekitar Desa Kringa mulai mengalami kekurangan air minum bersih. 

Baca juga: Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Flores Timur NTT Tidur Beralaskan Terpal, Maria: Terima Saja

 

Bahkan untuk mendapatkan air minum bersih, Ketua RT 01 ini harus menempuh jarak 1 KM untuk mendapatkan air minum bersih. 

"Kalau kami mau ambil air harus di Hikong, biasanya kami pakai gerobak ambil di sana, " ungkapnya pada Sabtu 9 November 2024 saat dijumpai TRIBUNFLORES.COM di rumahnya. 

Yulius menyebut di depan rumahnya dipasangi pipa namun kondisinya sudah karat dan tidak berfungsi dengan baik. 

"Itu sudah karat semua hampir 1 abad, " ucapnya dengan nada kelakar. 

Ia mengatakan kebutuhan air sangat krusial apalagi saat ini ia juga menerima beberapa orang pengungsi di rumahnya. 

"Saat ini memang kita sangat butuh air, itu yang jadi kekurangan kita di sini, " tandasnya. 

Ia menganjurkan agar pemerintah dapat menyediakan fiber supaya bisa dimanfaatkan untuk menampung air bersih dalam jumlah banyak. 

"Saran saya tiap 10 rumah itu satu fiber, saya pikir itu bisa mencukupi, " ucapnya. 

Selain kebutuhan akan air minum bersih, Warga Lainnya, Rosalia Irda menambahkan rumah-rumah di sekitar Boganatar juga rusak akibat terdampak erupsi gunung Lewotobi. 

"Seng-seng bocor, sehingga memang kami butuh terpal untuk tutupi lubang-lubang di seng ini, " pungkasnya. 

Soal bantuan lain dari Posko utama, Rosalia menyebutkan bantuan yang diberikan tidak begitu lancar. 

"Agak susah kadang kita minta baru dikasih sementara itu kita tampung warga juga apalagi ini lansia-lansia, " ucapnya. 

Sehingga ia berharap, pihak di Posko utama dapat membagikan bantuan secara merata terkhusus bagi keluarga yang mengungsi secara mandiri di rumah-rumah warga. 

Keluhan ini juga dialami oleh Pengungsi Yansinta Keruliwu, Warga Boru Kedang yang saat ini tinggal di Desa Kringa. 

Yansinta menceritakan bahwa dirinya mengalami kendala ketika hendak meminta bantuan dari Posko utama. 

Dia bahkan mengaku harus berpisah dengan anaknya karena anjuran dari petugas di Posko untuk tinggal secara terpusat. 

Ibu dua orang anak ini merasa keberatan dengan keputusan itu karena anaknya saat ini membawa seorang anak kecil yang masih bayi selain itu ada juga lansia. 

"Kalau kami tinggal di rumah sini kan kita bisa kontrol kebutuhan mereka, kalau tinggal di Posko apalagi banyak orang tentu kita kesulitan juga, " keluhnya.
 
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved