Renungan Katolik

Renungan Katolik Kamis 21 November 2024, Harga Sebuah Tangisan 

Mari simak renungan Katolik Kamis 21 November 2024.Tema Renungan Katolik yaitu harga sebuah tangisan.Renungan katolik disusun oleh Pastor John Lewar.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD. Mari simak renungan Katolik Kamis 21 November 2024. Tema Renungan Katolik yaitu harga sebuah tangisan . 

Oleh: Pastor John Lewar, SVD 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan Katolik Kamis 21 November 2024.

Tema Renungan Katolik yaitu harga sebuah tangisan .

Renungan katolik disusun oleh Pastor John Lewar, SVD.

Renungan katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Baca juga: Injil Katolik Hari Ini Kamis 21 November 2024 Lengkap Mazmur Tanggapan

 

Kamis 21 November 2024 merupakan Hari Kamis Biasa XXXIII, Perayaan Wajib Pesta Maria Dipersembahkan Kepada Allah, Beato Nicolo Giustiniani, Biarawan, dengan Warna Liturgi Putih.

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Kamis 21 November 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Wahyu 5:1-10

Anak Domba telah disembelih dan dengan darah-Nya telah menebus kita dari segala bangsa.

Aku, Yohanes, melihat Seorang yang duduk di atas takhta di surga; dengan tangan kanan Dia memegang sebuah gulungan kitab. Kitab itu ditulis sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.

Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya, "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?"

Tetapi tak seorang pun di surga atau di bumi atau di bawah bumi yang dapat membuka gulungan kitab itu atau melihat sebelah dalamnya. 

Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak seorang pun dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu atau pun melihat sebelah dalamnya.

Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku, "Jangan menangis! Sesungguhnya singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang. Dialah yang dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.

"Maka aku melihat seekor Anak Domba berdiri di tengah-tengah takhta dan ditengah-tengah keempat makhluk serta orang tua-tua itu. Anak Domba itu kelihatan seperti telah disembelih, Ia bertanduk tujuh dan bermata tujuh.

Itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat orang tua-tua di hadapan Anak Domba.

Mereka masing-masing memegang sebuah kecapi, dan sebuah cawan emas penuh dengan kemenyan. Itulah doa orang-orang kudus. Dan mereka menyanyikan sebuah lagu baru katanya, 'Layaklah Engkau menerima gulungan kitab dan membuka ketujuh meterainya.

Sebab Engkau telah disembelih, dan dengan darah-Mu telah membeli mereka bagi Allah dari setiap suku, bahasa, kaum dan bangsa. Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka sebagai raja akan memerintah di bumi."

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 149:1-6a.9b

Ref. Tuhan, Engkau telah membuat kami menjadi raja dan imam.

Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.

Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.

Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka. Itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya.

Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

Bacaan Injil Lukas 19:41-44

Andaikan engkau tahu apa yang perlu untuk damai sejahteramu!

Pada waktu itu, ketika Yesus mendekati Yerusalem dan melihat kota itu, Ia menangisinya, katanya, “Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.

Sebab akan datang harinya, musuhmu mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung dan menghimpit engkau dari segala jurusan. Dan mereka akan membinasakan dikau beserta semua pendudukmu.

Tembokmu akan dirobohkan dan tiada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Sebab engkau tidak mengetahui saat Allah melawati engkau.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik
 
Meditatio: 


“Menangis" selalu dihubungkan dengan perasaan sedih ataupun 
kekecewaan. Air mata sering kali dimaknai sebagai ungkapan kesedihan 
dan kekecewaan seseorang. Begitulah tema bacaan-bacaan hari ini. Rasul 
Yohanes dalam Kitab Wahyu mensharingkan penglihatannya bagaimana 
ia begitu sedih karena orang-orang tidak mampu membuka gulungan 
Kitab, "Menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak seorang pun 
yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat 
sebelah dalamnya" (Why. 5:4).

Ada kesedihan, ada kekecewaan terekspresi dari kutipan ini: semua orang dianggap tidak layak. Tetapi hati Yohanes berubah menjadi sukacita ketika dinyatakan bahwa Singa 
dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud telah menang sehingga la dapat 
membuka gulungan Kitab itu dan membuka ketujuh meterainya (Why. 5: 
5). Siapa sosok tunas Daud itu? Tidak lain adalah Yesus sendiri. Dialah 
yang layak membuka gulungan kitab itu. Dialah yang menghalau segala 
kesedihan dan air mata.  

Dalam Injil Lukas (19:41-44) dikisahkan bahwa ketika Yesus mendekati 
Yerusalem dan melihat banyaknya rumah di sekitar Bait Suci, Ia 
menangisinya karena penduduknya tidak “mengetahui hal-hal yang 
mendatangkan perdamaian” (Luk. 19:42). Mengapa Yesus menangisi 
Yerusalem? Yerusalem artinya kota damai, namun tak mudah mencari 
damai di sana. Herodes Agung, yang pernah bertakhta di sana, 
memerintahkan pembunuhan anak-anak di bawah usia dua tahun di 
Betlehem dan sekitarnya (Mat. 2:16). Banyak ibu meratap di Rama, 
karena raja takut kehilangan singgasana.

Peristiwa itulah yang menyebabkan Maria, Yusuf, dan kanak-kanak Yesus mengungsi ke Mesir. 
Bagaimana bisa dikatakan damai, jika orang dapat dibunuh kapan saja
dengan atau tanpa alasan? Yohanes Pembaptis mati bukan karena 
khotbah, bukan pula akibat tindakan makar, namun hanya karena raja 
malu menarik titahnya (Mat. 14:1-12). Dan kepalanya terpenggal di 
talam, menjadi sajian bagi Herodias untuk permaisuri tercinta. Padahal, 
sebagai raja, Herodes bisa tidak mengabulkan permintaan itu. Tak mudah 
menemukan damai di Yerusalem.

Ahli Taurat dan orang Farisi sibuk menafsirkan Taurat sesuka hati mereka dan menuntut setiap orang menaatinya, walau mereka sendiri mengabaikannya (Mat. 23:24).  
Yesus tahu bahwa kota Yerusalem akan hancur dalam waktu yang tidak 
lama lagi. Maka, Ia menyerukan pertobatan dan pengampunan untuk 
mengingatkan umat Israel akan hari depan mereka. Yesus mengajak 
umat Israel untuk bertobat.

Tetapi seruan tobat dan pengampunan dosa tidak mereka anggapi, bahkan mereka menyalibkan dan membunuh Yesus. Yesus menangisi kebebalan Yerusalem. Yesus mencintai mereka, tetapi mereka membalas dengan menghukum mati Yesus. Ini yang membuat Yesus sedih, sampai Dia menangis. Jangan-jangan kita pun termasuk orang-orang yang ditangisi oleh Yesus, karena Yesus menemukan kebebalan hati kita, Yesus melihat kita yang sering kali mengklaim diri sebagai muridYesus, membanggakan diri sebagai aktivis, tetapi sering kali pula kegiatan dan aktivitas kita hanya untuk menutupi kekurangan dan dosa kita.

Yesus yang meskipun Tuhan tetapi masih menangisi diri kita yang tak mau bertobat 
Pengalaman Yerusalem dapat juga menjadi pengalaman kita. Banyak kali 
kita menutup hati kita dan tidak terbuka pada Tuhan. Betapa kasih 
karunia dari Tuhan terkadang sia-sia saja karena kita tidak menyadari 
bahwa Allah melawati kita melalui Yesus Kristus.

Tuhan juga sabar dengan kita tetapi banyak kali kita menutup diri. Mungkin kita malu 
karena kita orang berdosa. Padahal justru Tuhan datang untuk 
menyelamatkan kita yang tersesat. Sikap berjaga-jaga yang perlu kita 
bangun adalah sikap rendah hati di hadapan Tuhan. Dia mengenal kita 
dari luar dan dalam.  

Missio:  

Mari kita membuka mata hati kita akan semua dosa dan salah yang telah 
terjadi. Dengan rendah hati kita bertobat dan tidak membuat Yesus terus 
menangis. 

Doa:  

Tuhan Yesus, acapkali kami mengkhianati cinta-Mu sehingga membuatmu 
sedih. Ampunilah kami dan bantulah kami untuk mengarahkan hidup 
kami pada jalan-Mu yang benar dan menghidupkan... Amin. 

Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Kamis. Salam doa dan berkatku 
untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh 
Kudus...Amin. 
 
 Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved