Renungan Katolik

Renungan Katolik Sabtu 23 November 2024, Di Hadapan Dia Semua Orang Hidup

Mari simak renungan Katolik Sabtu 23 November 2024.Tema renungan Katolik di hadapan dia, semua orang hidup.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / MARIA MANGKUNG
GEREJA KATOLIK - Mari simak renungan Katolik Sabtu 23 November 2024. Tema renungan Katolik di hadapan dia, semua orang hidup. 

Oleh: Bruder Pio Hayon SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan Katolik Sabtu 23 November 2024.

Tema renungan Katolik di hadapan dia, semua orang hidup.

Renungan katolik disusun oleh Bruder Pio Hayon SVD.

Renungan katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Sabtu 23 November 2024 merupakan Hari Sabtu Biasa XXXIII, Perayaan fakultatif Santo Klemens I, Paus dan Martir, Santo Kolumban, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.

Baca juga: Teks Ibadah Sabda Minggu 24 November 2024 Lengkap Renungan Harian Katolik

 

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Sabtu 23 November 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Wahyu 11:4-12

Kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi.

Aku, Yohanes, mendengar suatu suara yang berkata, “Lihatlah kedua saksiku ini. Mereka itulah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.

Jika ada orang yang hendak menyakiti keduanya keluarlah api dari mulut mereka dan menghanguskan semua musuh mereka. Jika ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara demikian.

Kedua saksi itu mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat. Dimilikinya pula kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali dikehendakinya.

Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksiannya, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka. Mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan.

Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku, bahasa dan kaum melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak akan memperbolehkan mayat itu dikubur.

Dan para penduduk bumi akan bergembira dan bersukacita atas kedua saksi itu. Mereka akan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi.

Tetapi, tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam kedua orang itu, sehingga mereka bangkit. Semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut.

Dan orang-orang itu akan mendengar suara yang nyaring dari surga berkata kepada mereka, “Naiklah ke mari!” Lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 144:1,2,9-10

Ref. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku!

Terpujilah Tuhan, Gunng Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!

Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung. Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku.

Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu; dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu

Bait Pengantar Injil 2 Timotius 1:10b

Ref. Alleluya, alleluya.

Juruselamat kita Yesus Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.

Bacaan Injil Lukas 20:27-40

Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.

Pada suatu ketika datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada Yesus, “Guru, Musa menulis untuk kita perintah ini:

Jika seorang yang mempunyai saudara laki-laki mati meninggalkan isteri tetapi tidak meninggalkan anak, maka saudaranya harus kawin dengan wanita itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya. Ada tujuh orang bersaudara.

Yang pertama kawin dengan seorang wanita lalu mati tanpa meninggalkan anak. Lalu wanita itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga, dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu.

Mereka semuanya mati tanpa meninggalkan anak. Akhirnya wanita itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan wanita itu? Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan?

Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” Berkatalah Yesus kepada mereka, “Orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati tidak kawin dan tidak dikawinkan.

Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama dengan malaikat-malaikat dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.

Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, karena di hadapan Dia semua orang hidup.” Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata, “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali.” Maka mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Satu kebenaran iman yang harus diketahui adalah bahwa Allah adalah Hidup itu sendiri, maka di hadapan Allah semua orang menjadi hidup, karena di dalam Allah itu ada hidup itu sendiri. Maka kita akan bisa hidup kalau ada Allah yang telah memberi hidup kepada kita. Jika tidak maka kita akan mati. 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini kita memasuki akhir pekan dari masa liturgi pekan ke XXXIII yang dinispirasi oleh bacaan-bacaan suci yang kita renungkan hari ini. Dalam bacaan Wahyu 11:4-12 dan Lukas 20:27-40, kita diajak untuk merenungkan tema kebangkitan, harapan, dan kesaksian iman di tengah tantangan hidup. Kedua bacaan ini memberikan perspektif yang mendalam tentang bagaimana kita seharusnya memahami kehidupan dan kematian dalam konteks iman kita kepada Tuhan. Wahyu 11:4-12 menggambarkan dua saksi yang diutus oleh Tuhan untuk bersaksi di bumi. 

Mereka memiliki kuasa untuk melakukan mukjizat dan mengingatkan dunia akan kebenaran Allah. Meskipun mereka akan mengalami penganiayaan dan kematian, kebangkitan mereka di hari yang ketiga menjadi tanda kemenangan Allah atas segala kekuatan kegelapan. Ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita mungkin menghadapi tantangan, penderitaan, atau bahkan penolakan dalam hidup ini, ada harapan kebangkitan yang dijanjikan oleh Tuhan. Tuhan tidak membiarkan kesaksian kita sia-sia; setiap usaha untuk memuliakan-Nya dan menyebarkan kasih-Nya akan mendapatkan ganjaran. 

Dalam Lukas 20:27-40, kita melihat Yesus berhadapan dengan orang-orang Saduki yang meragukan kebangkitan. Mereka membawa pertanyaan yang tampaknya sulit, tetapi Yesus menjawab dengan bijak, menunjukkan bahwa kehidupan setelah kematian bukan hanya sekadar melanjutkan kehidupan ini, tetapi transformasi menuju keadaan yang lebih mulia. Yesus menegaskan bahwa Allah adalah Allah orang hidup, bukan orang mati. Ini adalah pengingat yang kuat bagi kita bahwa kehidupan kita di dunia ini tidak berakhir dengan kematian, melainkan berlanjut ke dalam kehidupan yang lebih sempurna di hadapan Tuhan.

Renungan ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita menghadapi tantangan dan kesulitan dalam hidup. Apakah kita tetap teguh dalam iman kita, seperti dua saksi dalam Wahyu, yang bersaksi meskipun menghadapi ancaman? Ataukah kita, seperti orang Saduki, terjebak dalam keraguan dan ketidakpastian? Kita dipanggil untuk hidup dalam keyakinan akan kebangkitan dan harapan yang diberikan Tuhan. Mari kita berdoa agar kita diberikan keberanian untuk bersaksi tentang iman kita, meskipun dalam keadaan sulit.

Semoga kita selalu ingat bahwa setiap tantangan yang kita hadapi adalah bagian dari rencana Tuhan, dan bahwa Dia selalu menyertai kita, memberi kita harapan akan kehidupan yang kekal bersama-Nya. Dengan demikian, kita dapat menjalani hidup ini dengan penuh semangat, mengandalkan kasih dan janji Tuhan.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: Tuhan memberikan diriNya kepada manusia agar manusia itu menjadi hidup dalam Roh dan Kebenaran. Maka kita dihidupkan oleh Roh Tuhan karena berkat wafat dan kebangkitan PuteraNya, Yesus Kristus, Tuhan kita. Kedua, untuk itu kita yakin dan percaya bahwa di hadapan Tuhan itu semua kita adalah hidup karena kita diberi hidup oleh Tuhan. Ketiga, dengan demikian kita semua harus dapat hidup dalam Roh dan Kebenaran agar kita bisa hidup di dunia ini dan hidup di akhirat karena kita telah bertemu langsung dengan sumber kehidupan itu sendiri.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved