Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Katolik Senin 25 November 2024, Makna Dibalik Sebuah Persembahan
Mari simak renungan Katolik Senin 25 November 2024.Tema renungan Katolik yaitu makna dibalik sebuah persembahan.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Oleh: Pastor John Lewar SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan Katolik Senin 25 November 2024.
Tema renungan Katolik yaitu makna dibalik sebuah persembahan.
Renungan katolik disiapkan oleh Pastor John Lewar SVD.
Renungan katolik ada dibagian akhir artikel ini.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 25 November 2024, Memberi Seluruh Nafkahnya
Senin 25 November 2024 merupakan Hari Senin Biasa XXXIV, Perayaan fakultatif Santa Katarina dari Aleksandria, Perawan dan Martir, dengan Warna Liturgi Hijau.
Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Senin 25 November 2024 adalah sebagai berikut:
Bacaan Pertama Wahyu 14:1-3,4b-5
Pada dahi mereka tertulis nama Anak Domba dan nama Bapa-Nya.
Aku, Yohanes, melihat. Sungguh, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang. Pada dahi mereka itu tertulis nama Anak Domba dan nama Bapa-Nya. Lalu aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat.
Dan suara yang kudengar itu bunyinya seperti permainan kecapi. Seratus empat puluh empat ribu orang itu menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk serta tua-tua.
Tidak seorang pun dapat mempelajari nyanyian itu selain keseratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi. Merekalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba ke mana saja Ia pergi.
Mereka ditebus dari antara manusia sebagai kurban-kurban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba. Dan di dalam mulut mereka tiada terdapat dusta. Mereka tidak bercela.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6
Ref. Inilah angkatan yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.
Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu ya Allah Yakub.
Bait Pengantar Injil: Alleluya
Ref. Alleluya, alleluya
Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak kalian duga.
Bacaan Injil Lukas 21:1-4
Yesus melihat seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti derma.
Di Bait Allah, tatkala mengangkat muka, Yesus melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu.
Maka Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin itu memberi lebih banyak daripada semua orang itu. Sebab mereka semua memberikan persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberikan dari kekurangannya, bahkan ia memberikan seluruh nafkahnya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Meditatio:
Sabda Tuhan hari ini bicara tentang bagaimana orang memberi persembahan.
Dikisahkan dalam injil Lukas, bahwa Ketika Yesus mengamat-amati orang-orang
yang memberikan persembahan di bait Allah, perhatiannya malah tertuju pada
seorang janda miskin (Markus 12:41-44; Lukas 21:1-4). Sesungguhnya janda
miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Janda itu memberi
dari kekurangannya dan dengan sikap hati yang besar.
Ada empat faktor dalam pemberian persembahan yang berkenan pada Tuhan.
Pertama, Memberi persembahan adalah ekspresi iman kita. Tidak ada alasan
bagi kita untuk tidak bersyukur dalam segala hal, sebab Tuhan itu baik. Cara
bersyukur pun beragam, tidak hanya dengan ucapan tetapi juga dengan
tindakan, seperti memberi persembahan. Dalam Yesus Kristus, kita mengimani
bahwa berkat Tuhanlah yang menjadikan kita memiliki segalanya, bahkan hidup
kekal dari anugerah-Nya.
Tuhanlah yang empunya segalanya. Persembahan yang kita berikan bukanlah untuk memperkaya-Nya, tetapi ekspresi iman kita, bahwa kita mengasihi Tuhan lebih daripada berkat-berkat-Nya, dan kita selalu dipelihara-Nya (Mazmur 96:8; Matius 6:26). Tuhan pasti selalu mencukupkan segala yang dibutuhkan terlepas penghasilan kita banyak atau sedikit.
Kedua, Memberi persembahan berarti memberikan yang terbaik bagi Tuhan.
Tokoh janda miskin menggambarkan situasi kehidupan yang serba kekurangan.
Dalam strata sosial, janda miskin berada di lapisan terendah. Hidupnya hanya
bergantung pada penghasilan sendiri atau bahkan pemberian orang lain. Tentu
ini adalah kondisi yang kontras dengan kebanyakan pemberi persembahan saat
itu. Dengan segala kekurangannya, janda miskin itu sungguh-sungguh
menyerahkan seluruhnya untuk Tuhan. Persembahan dua peser dari janda
miskin adalah pemberian yang kuantitasnya sangat kecil, tetapi nilai kualitasnya
sangat besar di hadapan Yesus.
Bagi-Yesus, persembahan yang terbaik adalah bukan soal nominalnya, kuantitasnya, melainkan sikap hati, yaitu ketulusan dan kesungguhan memberi dengan tujuan yang murni untuk Tuhan. Memberi persembahan bukanlah sebuah paksaan, tetapi pemberian yang didasari kasih dan sukacita kita kepada Tuhan, sehingga kita seharusnya memberikan yang terbaik. Jangan menunggu kaya, untuk mau memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Apakah finansial kita lebih, cukup atau kurang, yang terbaik di hadapan Tuhan adalah ketulusan dan motivasi kita dalam memberi. Ketiga, Memberi persembahan adalah sebuah pengorbanan. Dua peser yang diberikan janda miskin bisa kita sebut sebagai persembahan kehidupan, sebab dia memberikan segala yang dia miliki. Teladan persembahan janda miskin ini memang sulit untuk kita lakukan. Mungkin kita pikir-pikir dulu sebelum memberi persembahan. Mengapa demikian?
Kita butuh ini dan itu. Bagaimana mungkin uang kita persembahkan bagi Tuhan kalau masih ada banyak kebutuhan? Kita mencari pembelaan atas keengganan dalam memberi. Kita juga pernah berharap dalam hati untuk mendapatkan imbalan ketika kita mengorbankan waktu dan tenaga untuk melayani. Namun, puji Tuhan, teladan janda miskin menyadarkan kita bahwa memberi persembahan adalah pengorbanan yang seharusnya kita tidak mengharapkan balasan. Persembahan sebagai pengorbanan telah diperbuat oleh Yesus Kristus yang rela mengorbankan nyawa-Nya menebus dosa demi keselamatan hidup kita. Dia adalah Tuhan kita yang telah mempersembahkan diri-Nya untuk kebaikan kita, tidakkah kita juga harus merespons kasih-Nya itu dengan memberi persembahan tanpa mengharapkan imbalan? (Matius 6:3-4; Kolose 3:23).
Keempat, Mempersembahkan hidup adalah persembahan sejati. Bicara tentang
persembahan kepada Tuhan, sejatinya bukan hanya soal uang atau harta
lainnya. Lebih dari semuanya itu, sesungguhnya hidup dan seluruh kehidupan
kita adalah persembahan sejati bagi Tuhan. Imam Agung kita, yaitu Yesus
Kristus juga telah mempersembahkan diri-Nya sebagai korban penebus dosa.
Kisah janda miskin dan orang kaya dalam memberi persembahan menjadi
pengingat bagi kita bahwa memberi persembahan bukanlah ajang untuk
mempertontonkan kekayaan dan kekuasaan, melainkan dengan rendah hati kita
memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama.
Missio:
Mari kita teladani persembahan hidup janda miskin, memberi dari apa yang ada
pada kita kepada Tuhan dengan hati yang tulus iklas dan bukan terpaksa. Dan
belajar dari Yesus yang mengorbankan diriNya untuk kita.
Doa:
Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah mengorbankan Diri demi keselamatan kami.
Semoga kami pun rela berkorban dan siap sedia berbagi berkat bagi
sesama...Amin.
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Senin. Salam doa dan berkatku untukmu
dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.