Renungan Katolik
Renungan Katolik Kamis 19 Desember 2024, Merawat Pengharapan
Mari simak renungan Katolik Kamis 19 Desember 2024.Tema renungan Katolik yaitu merawat pengharapan. Renungan katolik disiapkan oleh Bruder Pio Hayon.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Oleh: Pastor John Lewar, SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan Katolik Kamis 19 Desember 2024.
Tema renungan Katolik yaitu merawat pengharapan.
Renungan katolik disiapkan oleh Bruder Pio Hayon SVD.
Renungan katolik disiapkan untuk pekan III adven jelang Natal 2024.
Renungan katolik ada dibagian akhir artikel ini.
Baca juga: Teks Misa Hari Raya Natal Rabu 25 Desember 2024 Lengkap Injil Katolik
Kamis 19 Desember 2024 merupakan Hari Kamis Pekan Adven III, Hari Biasa Khusus Adven, Santo Nemesio, Martir, dengan Warna Liturgi Ungu.
Adapun bacaan liturgi Katolik hari Kamis 19 Desember 2024 adalah sebagai berikut:
Bacaan Pertama Hakim-Hakim 13:2-7.24-25a
"Kelahiran Simson diberitahukan oleh malaikat."
Pada waktu itu hiduplah seorang dari Kota Zora, dari keturunan Dan, namanya Manoah. Isterinya mandul, tidak beranak. Sekali peristiwa malaikat Tuhan menampakkan diri kepada perempuan itu dan berfirman kepadanya, “Memang engkau mandul, tidak beranak!
Tetapi engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan, dan jangan makan sesuatu yang haram.
Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi nazir Allah, dan lewat dia akan mulailah penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin.”
Kemudian perempuan itu datang kepada suaminya dan berkata, “Telah datang kepadaku seorang abdi Allah, yang rupanya seperti rupa malaikat Allah, amat menakutkan. Tidak kutanyakan dari mana datangnya, dan tidak juga diberitahukannya namanya kepadaku.
Tetapi ia berkata kepadaku: Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; oleh sebab itu janganlah minum anggur atau minuman yang memabukkan, dan janganlah makan sesuatu yang haram, sebab sejak dari kandungan ibunya sampai pada hari matinya, anak itu akan menjadi seorang nazir Allah.”
Lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, dan diberinya nama Simson. Anak itu menjadi besar dan Tuhan memberkati dia. Mulailah hatinya digerakkan oleh Roh Tuhan.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 71:3-4a,5-6ab,16-17
Ref. Mulutku penuh dengan puji-pujian untuk mengidungkan kemuliaan-Mu.
Jadilah bagiku Gunung Batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab engkaulah bukit batu dan pertahananku. Ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
Aku datang dengan keperkasaan Tuhan Allah, hendak memasyhurkan hanya keadilan-Mu saja! Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
O Tuhan, Tunas Isai, yang menjulang di tengah bangsa-bangsa, bebaskanlah kami, dan jangan berlambat. Alleluya
Bacaan Injil Lukas 1:5-25
"Kelahiran Yohanes Pembaptis diberitahukan oleh Gabriel."
Di zaman Herodes, raja Yudea, hiduplah seorang imam bernama Zakharia, dari kalangan imam Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya hidup benar di hadapan Allah, dan hidup menurut segala perintah serta ketetapan dengan tidak bercacat.
Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet itu mandul, dan keduanya telah lanjut usia. Sekali peristiwa, waktu tiba giliran kelompoknya, Zakharia melakukan tugas sebagai imam di hadapan Allah. Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Allah dan membakar ukupan di situ.
Pada saat pembakaran ukupan itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan.
Melihat kejadian itu Zakharia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya, “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan; Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu, dan haruslah engkau menamai dia Yohanes.
Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan, dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras; ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya;
ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati para bapa berbalik kepada anak-anaknya, dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar.
Dengan demikian ia menyiapkan suatu umat yang layak bagi Tuhan.” Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu, “Bagaimanakah aku tahu bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua, dan isteriku pun sudah lanjut umurnya.”
Jawab malaikat itu kepadanya, “Akulah Gabriel yang melayani Allah. Aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu.
Sesungguhnya, engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai pada hari semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang pada waktunya akan terbukti kebenarannya.”
Sementara itu orang banyak menanti-nantikan Zakharia. Mereka begitu heran bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci.
Ketika ia keluar dan tidak dapat berkata-kata kepada mereka, mengertilah mereka bahwa ia telah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci.
Lalu Zakharia memberi isyarat kepada mereka, sebab ia tetap bisu. Ketika selesai masa tugasnya, ia pulang ke rumah.
Tak lama kemudian mengandunglah Elisabet, isterinya, dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri. Katanya, “Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku! Sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Meditatio:
Setiap pasangan suami istri muda yang saling mengasihi, menikah dalam usia
produktif, tentu merindukan buah cinta mereka berdua, yakni anak. Buah cinta
selalu merupakan anugerah, diberikan oleh Allah, yang adalah sumber
kehidupan dan Pencipta kehidupan baru.
Dalam Seruan Apostolik Amoris Laetitia (Sukacita Kasih), yang dimaklumkan
pada 19 Maret 2016 lalu, Paus Fransiskus menghimbau keluarga-keluarga
Katolik agar menerima anak sebagai karunia dari Allah dengan keterbukaan hati
dan kasih sayang (Amoris Laetitia, No. 166). Karena anak adalah karunia dari
Allah, maka, kata Paus Fransiskus, Setiap anak adalah unik dan tidak
tergantikan…
Kita mengasihi anak-anak kita karena mereka anak-anak, bukan
karena mereka rupawan, atau mereka adalah seperti ini atau seperti itu; bukan,
karena mereka adalah anak! Seorang anak adalah seorang anak (Ibid., No.
170). Seorang anak adalah seorang anak, yang pada hakikatnya adalah karunia
atau anugerah dari Allah. Gereja Katolik, dalam Katekismus juga
mengajarkan, Anak bukanlah sesuatu yang dapat dituntut, melainkan suatu
anugerah. Jadi, “anugerah perkawinan yang paling unggul” adalah satu pribadi
manusia (Katekismus Gereja Katolik, No. 2378), yaitu anak.
Pasutri bernama Zakharia dan Elisabet ketika mereka menikah tentu juga
mengharapkan anugerah seorang anak, bahkan bisa jadi lebih dari seorang
anak. Mereka telah melakukan apa yang menjadi bagian mereka dan Allah
diharapkan juga melakukan apa yang menjadi bagian-Nya, menganuerahkan
keturunan bagi mereka. Mereka telah berusaha dan berdoa. Hal ini rupanya
dilakukan bukan hanya untuk waktu yang singkat, satu-dua tahun, namun
terus-menerus. Sebagai suami istri, mereka terus merawat pengharapan, yakni
suatu saat dapat menerima anugerah anak bagi mereka dan bagi masa depan
merek(https://mkk.or.id/renungan-detail.php?r=2072739318).
Ketika imam dari kalangan imam Abia ini bertugas sebagai imam di hadapan
Allah, dia masuk ke dalam Bait Allah Yerusalem, pusat pengharapan Umat Allah,
dan membakar ukupan di situ. Ia melihat seorang Malaikat Tuhan berdiri di
sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Tentu saja Zakharia menjadi takut,
bahkan terkejut atas kehadiran yang tidak biasa dari makhluk surgawi itu. Agar
ketakutan Zakharia segera sirna, malaikat itu segera berkata, Jangan takut, hai
Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan; Elisabet, istrimu, akan melahirkan
seorang anak laki-laki bagimu, dan haruslah engkau menamai dia Yohanes.
Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan
bersukacita atas kelahirannya (Luk 1:13-14).
Malaikat itu, yang memperkenalkan diri sebagai Malaikat Gabriel (ay. 19),
berbicara kepada Zakharia cukup lama (dari ayat 13-17, dilanjutkan ayat 19
21). Namun, saya tidak akan mengutip semuanya. Cukup saya mengutip kata
kata malaikat itu pada ayat 13-14, terutama pada ayat 13, yang mana dia
berkata, Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan. Dari kata
kata tersebut, tampak bahwa Zakharia adalah seorang suami yang – selain
hidup benar di hadapan Allah, dan hidup menurut segala perintah serta
ketetapan dengan tidak bercacat (ay. 6) – setia dan tekun berdoa, antara lain
berdoa memohon anugerah anak.
Inilah cara dia merawat pengharapan hingga usia tua (ay. 18), demikian juga dengan usia perkawinan mereka. Allah pun
melakukan apa yang menjadi bagian-Nya. Ia mengabulkan doa Zakharia. Ia
bersama istrinya, akan menerima anugerah seorang anak laki-laki yang hendak
nya diberi nama Yohanes. Yohanes inilah yang ditentukan Allah sejak semula,
bahkan akan penuh dengan Roh Kudus sejak dari rahim ibunya (ay. 15), untuk
menjadi perintis jalan bagi Mesias.
Dalam Injil hari ini kita renungkan beberapa hal: Pertama, setiap orang punya
pengharapan, yang disampaikan kepada Allah melalui doa-doa permohonannya.
Apakah dia berdoa dengan iman, harapan dan kasih, serta merawat
pengharapannya seperti dilakukan Zakharia dalam mengharapkan keturunan
anak? Kedua, banyak pasutri muda, hidup dalam usia produktif, namun mereka
belum ingin punya anak atau sudah ingin punya anak namun belum mendapat
anugerah anak dari Allah.
Apakah mereka mengharapkan dengan tekun dan merawat pengharapan tersebut dalam hari-hari hidup perkawinan mereka,
seperti dilakukan Zakharia dalam mengharapkan keturunan anak? Ketiga, Masa
Adven yang sudah memasuki Pekan Khusus Adven adalah masa penantian,
masa pengharapan akan kedatangan atau kelahiran Yesus sebagai Juruselamat.
Apakah kita merawat pengharapan kita akan kelahiran Yesus dan mempersiapkannya dalam doa, matiraga dan metanonia (pertobatan) serta dengan sukacita? Mari kita merawat apa pun yang menjadi pengharapan kita.
Seperti Zakharia yang setia merawat pengharapan akan anugerah anak hingga
usia tua, demikianlah kita perlu merawat pengharapan kita akan anugerah
tertentu, yang selama ini kita harapkan dari Allah
Missio:
Aku berkata dan bertindak benar dalam setiap langkah hidupku.
Doa:
“Ya Allah, aku menyadari bahwa tidak ada manusia yang luput dari penderitaan dan kesusahan. Namun aku percaya seperti yang Engkau janjikan bahwa orang yang benar pasti Kautolong seperti halnya Elisabet dan Zakaria. Maka aku tetap mempercayakan hidupku pada-Mu. Amin.”
Sahabatku yang terkasih.
Selamat Hari Kamis Pekan III Adven. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh
Kudus...Amin.
Berita TRIBUNFLROES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.