Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Jumat 20 Desember 2024, Menjadi Pribadi yang Berpengharapan 

Mari simak renungan harian Katolik Jumat 20 Desember 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu Menjadi Pribadi yang berpengharapan.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
RENUNGAN HARIAN KATOLIK PATER JOHN LEWAR -Mari simak renungan harian Katolik Jumat 20 Desember 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu Menjadi Pribadi yang berpengharapan. 

Oleh: Pastor John Lewar, SVD 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Jumat 20 Desember 2024.

Tema renungan harian Katolik yaitu Menjadi Pribadi yang berpengharapan.

Renungan harian katolik disiapkan oleh Pastor John Lewar, SVD.

Renungan harian katolik disiapkan untuk pekan III adven jelang Natal 2024.

Renungan harian katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Jumat 20 Desember 2024 merupakan Hari Jumat Pekan Adven III, Hari Biasa Khusus Adven, Santo Filigon, Uskup dan Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Ungu.

Baca juga: Teks Perayaan Ekaristi Misa Tutup Tahun Selasa 31 Desember 2024 Hari Ketujuh Dalam Oktaf Natal

 

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Jumat 20 Desember 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Yesaya 7:10-14

"Seorang perempuan muda akan mengandung."

Beginilah firman Tuhan Allah kepada Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, “Mintalah suatu pertanda dari Tuhan, Allahmu, entah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah, entah sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas.” 

Tetapi Ahas menjawab, “Aku tidak mau minta! Aku tidak mau mencobai Tuhan!” Lalu berkatalah Nabi Yesaya, “Baiklah! Dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? 

Sebab itu, Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya seorang perempuan muda akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai Dia Imanuel.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6

Ref. Inilah angkatan yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.

Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu ya Allah Yakub.

Bait Pengantar Injil Matius 24:42,44

Ref. Alleluya, alleluya.

Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak kalian duga.

Bacaan Injil Lukas 1:26-38

"Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."

Dalam bulan yang keenam Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. 

Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.

Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya.

Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?” 

jawab malaikat itu kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. 

Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Maka kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Meditatio: 

Merenungkan Injil Lukas 1:26-38 di minggu Adven ke-III sangatlah menarik. Pasalnya 
dialog Bunda Maria dengan Malaikat utusan Allah bukanlah sekedar percakapan biasa. Bagi 
saya itu adalah sebuah doa. Bahkan doa yang mengubah hidup Bunda Maria. Lagi pula yang 
sangat mengagumkan, rencana agung Allah itu disambut oleh Bunda Maria dengan sukacita. 
Doa itu memberi isyarat penting bahwa Bunda Maria sungguh-sungguh memiliki relasi yang 
mendalam dengan Allah.

Perhatikan bagaimana doa itu mengubah arah hidup Bunda Maria. 
Dari ragu diubah menjadi pribadi yang penuh harapan. Dari takut menjadi pribadi yang 
berani dan bersemangat. Dari yang belum jelas, tetapi Bunda Maria percaya bahwa Tuhan 
sanggup menyelenggarakan yang terindah. Kita perlu belajar dari Bunda Maria bagaimana 
menjadi pribadi yang berpengharapan. 

Pertama, orang yang berpengharapan itu bagaikan sauh yang kuat. Firman Tuhan dalam 
Ibrani mencatat begini: `Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, 
yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir (Ibr 6:19). Selama kapal (baca: hidup kita) 
tertambat kuat pada sauh atau jangkar yang kuat yakni Allah, betapa pun besar ombak atau 
badai (ujian hidup, masalah, dan tantangan), tidak akan membuat kapal itu hanyut, terbalik 
atau kandas.

Seperti itulah pengharapan yang dibawa Bunda Maria. Bila kita mau hidup 
penuh pengharapan tidak ada jalan lain selain benar-benar memiliki pengenalan yang 
mendalam dengan Allah. Pengharapan tidak datang spontan dan mengalir begitu saja. Kita 
harus memberi ruang untuk Allah dalam hati.

Membaca dan merenungkan firman Tuhan, 
berdoa, meditasi, hening di hadapan Allah, memohon hikmat-Nya sehingga makin serupa 
dengan karakter Tuhan. Ketika kita bersandar dan melabuhkan diri pada pengharapan Tuhan, 
hidup kita tidak akan bisa dikalahkan dan dilemahkan oleh krisis, masalah atau tantangan. 
Mari kita ingat, bahwa Maria senantiasa menyimpan segala perkara Allah dan merenung 
dalam hatinya. Ketika kita bersadar kuat dan memberi ruang untuk Tuhan dalam hati, niscaya 
pengharapan akan kuat dan aman bagi jiwa kita. 

Kedua, kata-kata yang keluar dari mulut Bunda Maria: `Aku ini hamba Tuhan`, bukanlah 
kata-kata hampa. Komitmen itu buah dari doa dan iman dewasa. Maka pribadi yang penuh 
harapan tidak pernah menyerah oleh goncangan keadaan. Meskipun disertai Tuhan, Maria 
tetap sabar, tidak gentar menghadapi kebengisan Herodes yang ingin membunuh anaknya. Ia 
tak pernah menyerah oleh tekanan itu.

Ia setia dan tetap percaya, bersemangat mewujudkan rencana agung Allah. Orang yang penuh harapan, biarpun belum melihat dan dikabulkan doanya, tetap taat dan percaya pada Tuhan. Bunda Maria tidak meragukan janji Tuhan. Ia tetap bekerja dengan setia, menjadi hamba Tuhan yang senantiasa bersyukur, bersemangat dalam pelayanan, setia menghidupi panggilan Tuhan. 

Ketiga, Orang yang penuh pengharapan tidak pernah menengok ke belakang atau kembali ke 
masa lalunya. Biarpun realitas yang dialami begitu sulit dan susah, seperti Maria harus 
mengungsi dan menghindar dari kekejaman Raja Herodes, pengharapannya tidak lemah atau 
surut. Pengharapan malah memperkuat imannya untuk tetap optimis dan fokus demi 
melahirkan Sang Juru Selamat.

Maka terekam sangat kuat, hati Bunda Maria yang penuh 
harapan: Ia begitu sabar, rendah hati, tenang, tabah, taat, setia, gigih dan kuat menghadapi 
persoalan. Pernah terjadi, Yesus berumur 12 tahun diajak ke Yerusalem merayakan hari raya 
Paskah.

Ternyata Yesus tidak ada di antara mereka waktu pulang. Bunda Maria begitu 
tenang, sabar menghadapi, tetap tabah, terus mencari dan melihat karya Tuhan di tengah 
peristiwa itu. Tidak gegabah atau emosional, melainkan pengharapan menjadi sumber 
ketenangan dalam berpikir dan bertindak. Orang yang berpengharapan selalu bijak, cermat 
dalam berpikir, merenungkan segala peristiwa dengan bening, dan akhirnya jeli menangkap 
kehendak Tuhan di tengah kesulitan. 

Keempat, Orang yang penuh pengharapan memiliki pribadi gemar membantu dan melayani 
sesamanya. Terlihat peristiwa perkawinan di Kana. Bunda Maria dengan rendah hati, tenang, 
tanpa berisik menolong keluarga yang kehabisan anggur. Pengharapan selalu bisa 
mengeluarkan perbendaharaan hati yang baik.

Tidak lemah oleh tekanan keadaan sulit. Maria bekerja cekatan, mengerahkan segenap potensi secara maksimal demi kemajuan sesamanya. 

Pengharapan tidak pernah melihat pelayanan itu momok yang membebani-memberatkan 
melainkan sebagai `alat mulia` mengembangkan karakter dan jalan menuju hidup bermakna, 
bermartabat dan bermanfaat.

Sebab pengharapan yang sejati dimampukan mengeluarkan yang ekselen atau unggul dari orang lain. Jadilah manusia yang penuh pengharapan seperti Bunda Maria (https://www.marinusyohanes.org/arsip/m.php?v=762.. 

Missio:  

Mulai hari ini dalam situasi apapun, kita mau menjadi sarana kegembiraan dan damai, shalom – salam, bagi orang lain terutama bagi yang menderita dan outus asa. 

Doa:  

Ya Allah yag mahamurah, Engkau tetap mencintai kami walau kami seringkali berbuat dosa. 
Engkau memberikan sukacita besar kepada kami.

Engkau telah membuka pintu keselamatan melalui rahim seorang perawan Maria, namanya, dimana putra-Mu dikandung dilahrikan ke dunia ini. Terpujilah Engkau kini dan selamanya... Amin 

Sahabatku yang terkasih.  Selamat Hari Jumat Pekan III Adven. Salam doa dan berkatku 
untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved