Berita Belu

Oknum Dokter di Belu NTT Diduga Paksa Mahasiswi Praktek Video Call Tidak Senonoh via WhatsApp

Pelaku diduga memaksa korban untuk melakukan video call (VC) dengan tidak menggunakan pakayan (naked) melalui aplikasi WhatsApp. 

Editor: Gordy Donovan
zoom-inlihat foto Oknum Dokter di Belu NTT Diduga Paksa Mahasiswi Praktek Video Call Tidak Senonoh via WhatsApp
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Seorang oknum dokter berinisial CV yang bertugas di salah satu Puskesmas di Kabupaten Belu diduga melakukan tindakan tidak pantas terhadap seorang mahasiswi keperawatan berinisial VE (25) yang sedang menjalani praktik kerja. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

TRIBUNFLORES.COM, ATAMBUA - Seorang oknum dokter berinisial CV yang bertugas di salah satu Puskesmas di Kabupaten Belu diduga melakukan tindakan tidak pantas terhadap seorang mahasiswi keperawatan berinisial VE (25) yang sedang menjalani praktik kerja. 

Pelaku diduga memaksa korban untuk melakukan video call (VC) dengan tidak menggunakan pakayan (naked) melalui aplikasi WhatsApp. 

Dalam bukti screenshot yang diterima Pos Kupang, oknum dokter juga menyebut bahwa hal itu juga sudah menjadi hierarki antara dokter dan perawat. 

Ayah kandung korban, AL, mengungkapkan bahwa ini bukan kali pertama tindakan tersebut terjadi. Menurutnya, pelaku telah mengganggu korban sejak November 2024 dan melakukan teror untuk kedua kalinya dibulan yang sama.

Baca juga: Pasien yang Diduga Dilecehkan di RSUD Ende Diarahkan ke Dokter Jiwa Usai Visum 

"Anak saya menelepon sambil menangis dan menceritakan kejadian ini. Oknum dokter kembali mengancam dan memaksa anak saya, padahal kejadian serupa sudah pernah terjadi sebelumnya," ujar AL, kepada Pos Kupang. Selasa 23 Desember 2024.

Setelah mengetahui peristiwa tersebut, AL berusaha menghubungi pelaku untuk mengonfirmasi kebenaran cerita anaknya. Namun, pelaku tidak menunjukkan itikad baik.

"Dia sempat menjawab telepon saya. Tapi setelah saya menanyakan terkait hal itu ke dokter dan menyampaikan bahwa saya adalah ayah korban, dia langsung memutus sambungan telepon," jelas AL.

Ia juga menyampaikan, selama ini keluarga menunggu itikad baik dari pelaku, tetapi hingga kini tidak ada langkah apapun dari pihak pelaku. 

Saat ini, keluarga sedang menyiapkan berkas untuk melaporkan kasus ini ke kepolisian dengan bantuan pengacara.

"Kami sangat menyesalkan perbuatan dokter ini. Anak saya sekarang trauma berat, apalagi dia sedang menyelesaikan tugas akhir," tambah AL. 

Selain tindakan pelaku, korban juga mendapat ancaman dari seseorang yang mengaku sebagai calon istri dokter CV berisinial D. 

Keluarga korban berharap Ikatan Dokter Indonesia (IDI) NTT, IDI Cabang Belu, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Belu segera memberikan sanksi tegas kepada pelaku agar tindakan serupa tidak terjadi kepada perempuan lain.

"Kami ingin ada tindakan nyata dari pihak terkait mulai dari IDI NTT, IDI Belu dan Dinas Kesehatan sehingga tidak ada korban lain lagi," tegas AL.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, drg. Maria Ansilla Eka Mutty menjelaskan pihaknya sudah memanggil oknum dokter tersebut. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved