Pulau Sumba di NTT Masuk Destinasi Terbaik Asia yang Wajib Dikunjungi 2025

TRIBUNFLORES.COM- Pulau Sumba di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dipilih majalah Time Out asal London sebagai salah satu destinasi terbaik di Asia yang dikunjungi pada tahun 2025.

Pulau terbesar ketiga di NTT itu satu-satunya destinasi di Indonesia yang direkomendasi pakar perjalanan atau traveling Time Out untuk kunjangan wisata tahun 2025.

Selain pilihan terbaik versi Time Out, Pulau Sumba memang destinasi wisata paket lengkap mulai dari alam yang  eksotis hingga tradisi budaya yang indah.

Berikut destinasi wisata pilihan di Pulau Sumba yang bisa dieksplor oleh wisatawan;

Baca juga: 8 Destinasi Wisata Terbaik di Pulau Sumba NTT untuk Libur Akhir Tahun

1. Pantai Puru Kambera

Pantai Puru Kambera, salah satu destinasi pantai andalan Sumba Timur. Pesisir panti ini dipenuhi pasir putih yang indah dan lautnya yang biru tosca nan jerni. Sementara itu di sepanjang garis pantainya ditumbuhi pepohonan cemara.

2. Kampung Adat Prainatang

Kampung Adat Prainatang berada di Kabupaten Sumba Timur. Kampung adat ini menjadi ikon wisata di Pulau Sumba, NTT.

Menurut sejarah kampung ini sudah ada sejak 4.500 tahun yang lalu. Kampung Adat Prainatang Sumba Timur disebut juga The Living Megalithic Culture.

Baca juga: 12 Tempat Wisata Alam di Pulau Flores yang Tak Kalah Indah dari Labuan Bajo

3. Bukit Wairinding

Perpaduan hamparan sabana dan lekukan perbukitan membentuk keindahan Bukit Wairinding di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Panorama alam yang eksotis ini membuat wisatawan datang berburu foto.

Bukit Wairinding terletak di Desa Pambota Jara, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur. Bukit Wairinding salah satu tempat wisata yang kerap didatangi wisatawan, domestik dan mancanegara saat berlibur di Pulau Sumba.

4. Bukit Piarakuku

Lanskap alam Bukit Piarakuku di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) tak kalah indah dari Bukit Wairinding . Topografi perbukitan yang luas membentang dan ditumbuhi vegetasi sabana di Bukit Piarakuku membuat pemandangannya kian eksotis.

Bukit ini berada di Desa Persiapan Hawurut, Kecamatan Matawai Lapawu, Kabupaten Sumba Timur. Keindahan alam Bukit Piarakuku mulai ramai di media sosial Instagram sejak awal tahun 2024.

5. Kampung Raja Prailiu

Dilansir dari website Disparbud Sumba Timur, Kampung Raja Prailiu merupakan salah satu kampung adat yang masih asri dan terkenal akan kekhasan bangunan rumah, megalit batu kubur, tradisi unik dan kerajinan kain tenun ikat yang ada di tengah Kota Waingapu.

6. Desa Adat Ratenggaro

 Desa Adat Ratenggaro adalah sebuah kampung adat yang paling populer di Sumba. Desa Adat Ratenggaro berada di pesisir Pantai Ratenggaro dan di ujung selatan Kabupaten Sumba Barat Daya.

Ratenggaro berasal dari dua kata yaitu rate yang berarti “kuburan” serta garo yang berarti “orang garo”.

7. Pantai Walakiri

Pantai Walakiri di Sumba Timur NTT, disebut sebagai pantai terindah di Indonesia. Pantai ini khas dengan mangrove yang unik tumbuh di bibir pantai.

Saat matahari terbenam, pemandangan alam di Pantai Walakiri yang eksotis. Pantai ini selalu menjadi tujuan wisatawan untuk menikmati sunset dan foto di antara mangrove.

8.  Danau Weekuri

Berkunjung ke Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) tak lengkap jika belum mengeksplor Danau Weekuri di Sumba Barat Daya. Wisata Danau Weekuri tepatnya terletak di Desa Kalenarogo, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya.

Jika biasanya anda berkunjung ke danau air tawar kali ini berbeda dengan Danau Weekuri di Sumba Barat Daya, NTT.
Danau ini adalah danau air asin yang letaknya di tepi laut dan hanya terpisah dengan batu karang atau nama lainnya laguna

9. Air Terjun Tanggedu

Air Terjun Tanggedu dijuluki Grand Canyon Sumba Timur. Wisata air terjun ini terletak di kawasan Desa Tanggedu, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur. Jarak dari Waingapu menuju air terjun ini sekitar 46 kilometer.

10. Festival Pasola

Pasola merupakan atraksi budaya yang ada di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Pasola menjadi festival budaya yang digelar setahun sekali.

Atraksi Pasola pun hanya bisa dilakukan oleh para laki-laki dewasa dan memiliki keberanian. Peserta Pasola harus bisa menunggang kuda dan melempar lembing dengan baik dari atas punggung kuda.

Dilansir dari laman sumbabaratkab.go.id, Pasola merupakan tradisi perang antar dua kelompok penunggang kuda saling, kejar mengejar sambil melempar lembing kayu ke arah lawan.

Pasola diselenggarakan sekali dalam setahun yaitu pada permulaan musim tanam, tepatnya pada bulan Februari di Kecamatan Lamboya serta bulan Maret di Kecamatan Wanokaka dan Laboya Barat/Gaura.

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News