Renungan Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 18 Januari 2025, Berdirilah Lewi, Lalu Mengikuti Yesus
Mari simak renungan harian Katolik Sabtu 18 Januari 2025.Tema renungan harian Katolik yaitu berdirilah Lewi, lalu mengikuti Yesus.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Oleh: Bruder Pio Hayon SVD
TRIBUNFLORES.OCOM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Sabtu 18 Januari 2025.
Tema renungan harian Katolik yaitu berdirilah Lewi, lalu mengikuti Yesus.
Renungan harian katolik ada dibagian akhir artikel ini.
Renungan harian katolik disiapkan oleh Bruder Pio Hayon SVD.
Baca juga: Teks Misa Minggu 19 Januari 2025 Hari Biasa II Tahun C Lengkap Renungan Harian Katolik
Sabtu 18 Januari 2025 merupakan hari Sabtu biasa I, Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristen, Santa Priska, Perawan Dan Martir, Santa Margaretha dari Hunggaria, pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.
Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Sabtu 18 Januari 2025 adalah sebagai berikut:
Bacaan Pertama Ibrani 4:12-16
"Marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian."
Saudara-saudara, sabda Allah itu hidup dan kuat, lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun! Sabda itu menusuk amat dalam, sampai ke batas jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum! Sabda itu sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungjawaban.
Kita sekarang mempunyai Imam Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah. Maka baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Agung yang kita punya, bukanlah imam agung yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita!
Sebaliknya Ia sama dengan kita! Ia telah dicobai, hanya saja tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 19:8-9,10,15
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh memberikan hikmat kepada orang yang bersahaja.
Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selamanya.
Lebih indah daripada emas, bahkan daripada emas tua; dan lebih manis daripada madu, bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.
Bait Pengantar Injil Lukas 4:18-19
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Tuhan mengutus Aku mewartakan Injil kepada orang yang hina-dina dan memberitakan pembebasan kepada orang tawanan. Alleluya.
Bacaan Injil Markus 2:13-17
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Sekali peristiwa Yesus pergi ke pantai Danau Galilea, dan semua orang datang kepada-Nya. Yesus lalu mengajar mereka. Kemudian ketika meninggalkan tempat itu, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai.
Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah aku!” Maka berdirilah Lewi, lalu mengikuti Yesus. Kemudian ketika Yesus makan di rumah Lewi, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia.
Waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Yesus makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya, “Mengapa Gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”
Yesus mendengar pertanyaan itu dan berkata kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa!”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Panggilan Lewi si pemungut cukai menjadi panggilan yang penuh makna. Allah memilih orang yang dikehendakiNya apapun latarbelakang diri atau statusnya. Satu hal yang pasti, panggilan itu akan mengubah orang menjadi manusia baru di dalam Tuhan.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Dalam bacaan Injil hari ini (Mrk. 2: 13-17), kita melihat panggilan Yesus kepada Lewi, seorang pemungut cukai. Ketika Yesus berkata, "Ikutlah Aku," Lewi tidak ragu untuk berdiri dan mengikuti-Nya. Tindakan ini bukan hanya sekadar mengubah arah hidupnya, tetapi juga menunjukkan keberanian untuk meninggalkan kehidupan lamanya demi mengikut Yesus. Hal ini mengingatkan kita bahwa setiap panggilan dari Tuhan memerlukan respons dan komitmen yang tulus.
Bacaan dari Ibrani (Ibr. 4: 12-16) mengingatkan kita akan kekuatan firman Tuhan yang hidup dan tajam, mampu menembus hingga ke kedalaman hati kita. Firman-Nya tidak hanya menjadi petunjuk, tetapi juga menjadi alat untuk mengubah hidup kita. Dalam konteks panggilan Lewi, kita diajak untuk merenungkan bagaimana kata-kata Yesus dapat mengubah hidup kita dan memanggil kita untuk bertransformasi. Maka refleksi kita pada permenungan kita hari ini, ada tiga hal yang kita refleksikan: pertama: Tanggapan terhadap Panggilan.
Seperti Lewi, apakah kita siap untuk mendengar dan merespons panggilan Tuhan dalam hidup kita? Panggilan itu mungkin datang melalui berbagai cara—dari firman-Nya, melalui orang lain, atau dalam saat-saat refleksi. Apakah kita bersedia untuk "berdiri" dan mengikuti, meskipun itu berarti meninggalkan zona nyaman kita? Kedua, Kekuatan Firman Tuhan. Surat kepada orang Ibrani menyatakan bahwa firman Tuhan adalah tajam dan mampu membedakan antara jiwa dan roh. Apakah kita memberikan waktu untuk merenungkan dan mendalami firman-Nya? Pentingnya firman Tuhan dalam hidup kita tidak dapat diabaikan, karena melalui firman, kita menemukan arah dan kekuatan. Dan yang ketiga, Mengikuti Yesus dalam Komunitas. Yesus tidak hanya memanggil Lewi sendirian; Dia juga mengundang para murid untuk bersama-sama dalam perjalanan iman.
Dalam komunitas iman kita, bagaimana kita dapat saling mendukung dan mendorong satu sama lain untuk mengikuti Yesus? Mari kita menjadi bagian dari perjalanan iman satu sama lain, berbagi suka dan duka. Satu penting tentang aksi "berdiri" dalam konteks panggilan Lewi melambangkan tindakan yang penuh makna—keberanian, komitmen, dan kesediaan untuk berubah. Ini mengingatkan kita bahwa setiap panggilan dari Tuhan memerlukan respons yang aktif dan berani. Sebagaimana Lewi berdiri untuk mengikuti Yesus, kita juga dipanggil untuk "berdiri" dalam iman kita, meninggalkan apa yang menghalangi kita, dan aktif terlibat dalam jalan yang Tuhan rancang untuk kita.
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: Hari ini, marilah kita merenungkan panggilan Yesus dalam hidup kita. Kedua, seperti Lewi yang meninggalkan segalanya untuk mengikuti Yesus, kita juga dipanggil untuk meninggalkan apa yang menghalangi kita dari-Nya. Ketiga, Dengan keberanian dan iman, mari kita berdiri dan mengikuti-Nya, menjadikan hidup kita sebagai kesaksian akan kasih dan kuasa-Nya.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.