Misa Rabu Abu

Teks Misa Rabu Abu 5 Maret 2025, Hari Raya Pantang dan Puasa

Mari simak teks misa  Rabu Abu 5 Maret 2025.Teks misa hari Rabu Abu lengkap renungan harian Katolik.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
HARI RABU ABU - Hari Rabu Abu. Mari simak teks misa  Rabu Abu 5 Maret 2025. Teks misa hari Rabu Abu lengkap renungan harian Katolik. 

Oleh: P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak teks misa  Rabu Abu 5 Maret 2025.

Teks misa hari Rabu Abu lengkap renungan harian Katolik.

Teks misa hari Rabu Abu disusun oleh P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD.

Ikuti misa hari Rabu Abu dengan penuh iman.

Baca juga: Bacaan Injil Katolik Rabu 5 Maret 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik

 

Para Petugas Liturgi berkumpul di sakristi. Pada meja perayaan disiapkan lilin bernyala yang mengapiti salib. Untuk bacaan, siapkan Alkitab.

Untuk nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian. Sedapat mungkin, untuk kekhusyukan suasana, alat-alat komunikasi dimatikan. 

Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”, dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”. Kemudian dinyanyikan lagu pembuka bertemakan Puasa. 

NB. Keterangan tentang lagu diberi warna ungu 

01. TANDA SALIB DAN SALAM 

P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.  
U  : Amin.  
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.  
U : Sekarang dan selama-lamanya.  

02. KATA PEMBUKA  

P : Saudara-saudari seiman yang terkasih, Masa Prapaskah dibuka dengan penerimaan abu pada hari Rabu abu ini. Pada masa ini Gereja mengajak seluruh umat beriman untuk memperbarui pengudusan diri melalui pertobatan. Pertobatan adalah awal dari suatu kehidupan yang lebih baik.  Dalam Kitab Suci, kerap kita jumpai bahwa pertobatan ditandai dengan menaruh abu di kepala. Oleh sebab itu, dengan tanda abu di dahi, kita mengakui bahwa kita orang berdoa dan mudah jatuh dalam dosa. Kita mohon pengampunan Tuhan bersama seluruh anggota Gereja-Nya yang kudus.  Marilah membulatkan niat dan tekad hati kita dengan kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam perayaan ini. Dengan pertoongan dan iman akan Dia,semoga kita dimampukan mengisi Masa Prapaskah ini dengan sikap mendengarkan dan mernungkan Sabda TUhan. Lebih rajin berdoa, berpantang dan berpuasa, dan mengembangkan karya amal kasih. 
[hening sejenak]  

03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN  

P  : Marilah menyesali dan mengakui bahwa kita telah berdosa, supaya kita siap mendengarkan Sabda Allah, Terang dan Pedoman hidup kita. 
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon 
kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.  
P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal. 
U : Amin.  

04. LAGU KEMULIAAN [DITIADAKAN] 
05. DOA PEMBUKA  

P : Marilah kita berdoa,  [hening sejenak]  Ya Tuhan, bantulah kami umat-Mu untuk memulai puasa suci ini. Semoga dengan pengendalian diri, kami memperoleh kekuatan untuk mengalahkan kelesuan rohani.  Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang 
hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. 
U  : Amin.  

06. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN 

P :  Marilah kita membuka hati kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat penuntun jalan hidup kita.  
[Bacaan dibacakan dari Alkitab] 

07. BACAAN PERTAMA (Yl. 2:12-18) 

L : Bacaan dari Kitab Yoel. "Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan denganmengaduh." Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; 
kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua,kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya; baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah, dan berkata: "Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela,sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?" TUHAN menjadi cemburu karena tanahNya, dan Ia belas kasihan kepada umat-Nya. 
Demikianlah Sabda Tuhan. 
U  : Syukur kepada Allah.  

08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN 

Refren (Mzm. 40:5a) 
Kasihanilah kami, ya Allah, karena kami orang berdosa. 
Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17. 

Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! 

Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,  dan tahirkanlah aku dari dosaku! (Refren) Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku,  aku senantiasa bergumul dengan dosaku. 
Terhadap Engkau,  terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa  dan melakukan apa yang Kauanggap jahat.(Refren) 

Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah,  dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu,  dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus  
dari padaku!(Refren) 

Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan  karena selamat yang dari pada-Mu,  dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Ya Tuhan, bukalah bibirku,  supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu! (Refren) 

09. BACAAN KEDUA (2Kor. 5:20 - 6:2) 

L : Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus   Saudara-saudari, kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kitadibenarkan oleh Allah. Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamujangan membuat menjadi siasia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima. Sebab Allahberfirman: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Akumenyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Sesungguhnya, waktu ini adalah waktuperkenanan itu; sesungguhnya, penyelamatan itu.  hari 
Demikianlah Sabda Tuhan.  
U  : Syukur kepada Allah.  

10. ALLELUIA (Mzm. 95:8ab)  

P : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal. 
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal. 
P : Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan,  janganlah bertegar hati. 
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal. 

11. INJIL (Mat. 6:1-6,16-18) 

P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Matius.  Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. 
Kemudian Pemimpin membacakan Injil.  Yesus berkata kepada para murid-Nya, "Ingatlah, 
jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumahrumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." 
P : Demikianlah Injil Tuhan.  
U  : Terpujilah Kristus.  

12. RENUNGAN SINGKAT 

Bacaan Injil berbicara tentang tiga perbuatan saleh yang dilakukan oleh seorang Israel, yaitu bersedekah, berdoa dan berpuasa. Ketiga-tiganya merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan kepada sesama. Pertama, sedekah. Sedekah adalah memberikan 
bantuan kepada sesama dengan tulus ikhlas, tanpa membutuhkan balasan. Tujuan dari sedekah sebenarnya adalah untuk membantu sesama yang berkekurangan. Perbuatan ini mencontohi Tuhan yang amat murah hati, yang memberikan segala sesuatu bagi kehidupan kita, dan yang tidak menuntut apapun dari kita sebagai balasannya. Tuhan hanya mau agar kita baik.  Selama Masa Prapaskah ini, kita diundang untuk bersedekah. Kita saling memperhatikan satu sama lain. Bisa jadi, kita ada satu dua hal yang bisa kita bagikan. Tidak mesti kita ada kelebihan, tetapi kita berbagi apa yang bisa kita bagi. Dalam konteks ini, aksi puasa kita adalah wujud dari kepedulian kita terhadap sesama. Kita mau agar sesama kita tidak menjadi tertinggal dan tidak diperhatikan.  Kedua, berdoa. Berdoa adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam doa kita menyadari bahwa kita tidak ada apa-apanya, bahwa seluruh hidup kita ada di tangan Tuhan. Ketika kita berdoa, kita merasakan bahwa Tuhan yang mahakuasa itu bersedia kitatemui dan Dia menanti kita.  Selama Masa Prapaskah ini, kita tingkatkan doa kita. Pertobatan hanya akan memiliki makna kalau hati kita juga diarahkan kepada Tuhan dan kita makin dekat dengan Tuhan. Jika selama ini kita kurang berdoa, atau malah tidak berdoa, maka selama masa ini, kita mulai memperbaiki dan meningkatkan kedekatan kita dengan Tuhan.  Ketiga, berpuasa. Puasa adalah upaya menjauhkan atau mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak baik, yang merugikan kita, dan yang membuat kita susah. Puasa dan pantang sesungguhnya merupakan proses pemurnian diri agar kita bisa menemukan hal-hal yang paling pokok yang berguna bagi kehidupan kita.  Ada banyak hal yang bisa kita puasa. Orang bisa memilih puasa makanan, minuman atau rokok. Puasa seperti ini hanya berguna jika apa yang tidak kita 
belanjakan tersebut, kita berikan kepada mereka yang amat membutuhkannya. Kita kumpulkan lewat kolekte atau lewat aksi puasa di Gereja demi sesama kita. Atau kita juga bisa berikan langsung kepada mereka yang membutuhkannya. Kita juga bisa berpuasa dari hal-hal yang jahat atau sifat-sifat yang tidak baik. Kita latih diri untuk berbuat baik. Semua 
puasa ini tidak hanya berlaku pada masa Puasa. Ia mesti menjadi titik awal perubahan diri ke arah yang lebih baik. Ia menjadi momen pembaharuan diri.  Mari kita lakukan semuanya dari hati kita, dan bukan supaya dilihat orang. Selamat menjalani retret agung 40 hari berpuasa ini. Tuhan memberkati. 

13. HENING SEJENAK 
14. PEMBERIAN ABU  

[Petunjuk ini diambil dari Buku Perayaan Sabda Hari Minggu dan Hari Raya Tanpa Imam, Masa Khusus, 2013] Sesudah renungan, piring berisi abu dipegang oleh seorang pelayan/ajuda, lalu pemandu berkata, misalnya:  

P : Saudara-saudari terkasih, sekarang kita hendak mengadakan upacara pemberian abu, yang menjadi tradisi kita pada permulaan Masa Prapaskah. Menerima tanda abu ini berarti bersedia untuk bertobat, berjanji kepada Tuhan untuk mengamalkan masa suci ini sebagai masa pembaruan.  Mari dengan rendah hati kita mohon kepada Tuhan, Bapa kita, agar Ia sudi memberkati abu ini dan memberkati kita yang hendak menerimanya.  Marilah berdoa [dengan tangan terkatup], Allah yang maharahim, Engkau berkenan bila kami merendahkan diri, dan Engkau menyayangi kami bila kami bertobat. Sudilah Engkau memberkati abu ini. Berkatilah juga kami semua yang akan ditandai dengannya. Semoga abu yang kami terima ini 
menjadi semangat tobat kami. Dan semoga puasa serta pantang yang hendak kami jalankan ini menyucikan hati dan menguatkan kehendak kami untuk senantiasa mengarahkan diri kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.  
U : Amin 

Abu diperciki dengan air suci. Kemudian pemandu menandai dahi setiap orang dengan abu sambil berkata: 

P : Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil Atau 
P : Ingatlah, saudara (Bapak/Ibu): kita ini abu, dan kita akan kembali menjadi abu. Sementara pemberian abu ini berlangsung, hendaknya dinyanyikan lagu-lagu tobat/puasa. Selesainya pemberian abu, pemandu mencuci tangan. Acara dilanjutkan dengan DOA UMAT. 

NB: Jika ada abu yang sudah diberkati oleh imam, maka bisa langsung ditandai pada dahi setiap orang, tanpa ada doa  mohon berkat, setelah ajakan pembuka (setelah ungkapan  “…masa suci ini sebagai masa pembaruan”). 

15. DOA UMAT  

P : Saudara-saudari terkasih, Sabda Allah yang baru saja kita dengar, memperkuat dalam diri kita pengharapan akan belas kasih Allah. Karena itu, dengan penuh kepercayaan, kita menyampaikan permohonan kita kepada-Nya.  
P : Bagi Gereja yang kudus. Kita berdoa semoga Gereja mengawali Masa Prapaskah ini dengan semangat tobat dan pembaruan diri yang ikhlas, agar dapat mengamalkan kelimpahan anugerah Allah dalam hidupnya sehari-hari secara lebih berdayaguna. 
Marilah kita mohon… 
P : Bagi masyarakat kita. Semoga segala peristiwa yang biasa kita saksikan dan alami bersama menjadi pelajaran yang berharga bagi peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, berdasarkan ajaran Kristus. Marilah kita mohon…  
P : Bagi mereka yang berkekurangan, miskin, dan terlantar. Kita berdoa supaya mereka mendapatkan perhatian sewajarnya berkat pembaruan diri kita di dalam masa pertobatan ini.  Marilah kita mohon….  
P : Bagi kita yang berhimpun di sini. Kita mohonkan kekuatan Tuhan untuk hidup kita khususnya pada masa tobat ini, supaya kita kuat menghadapi segala godaan, yang merintangi sikap-sikap mendengarkan Sabda Tuhan, kerajinan berdoa, dan penertiban 
diri atas dorongan-dorongan hawa nafsu. Semoga kekuatan Roh Tuhan mendampingi kita.  Marilah kita mohon….  
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing.  
[hening sejenak lalu lanjut]. 
P : Demikianlah, ya Bapa, doa-doa yang kami sampaikan ke hadirat-Mu. Semoga Engkau 
berkenan mengabulkannya, sebab semua ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.  
U : Amin 

16. KOLEKTE  

[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan cinta kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang berkekurangan, diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan lalu dihantar dan diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu persembahan yang bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan Berbagi.  

17. DOA PUJIAN   

[Sesudah Kolekte, Pemimpin membawakan Doa Pujian sambil berdiri di depan umat, menghadap ke altar dan umat berdiri dan setiap kali mendaraskan aklamasi bersama.] 

P : Saudara-saudari terkasih, Allah yang maharahim amat mencintai kita. Tak henti-hentinya Ia 
menawarkan pengampunan dan mengundang orang berdosa supaya bertobat. Maka marilah kita berseru:  Pujilah Tuhan karena Ia baik. 
U :  Pujilah Tuhan karena Ia baik. 
P : Bapa yang maharahim, kini Engkau mengajak kami menyegarkan iman kami dengan menyesali segala kekurangan dan kelalaian kami, dan bertobat kepada-Mu. Maka kami berseru: 
U :  Pujilah Tuhan karena Ia baik. 
P : Ya Bapa, Engkau mendorong kami untuk melepaskan diri dari belenggu hawa nafsu tidak teratur, supaya kami, dalam kesibukan mengurus hal-hal duniawi, tidak melupakan hal-hal yang bernilai abadi. Maka kami berseru: 
U :  Pujilah Tuhan karena Ia baik. 
P : Ya Bapa, Engkau menghendaki kami bersyukur kepada-Mu dengan cara hidup sederhana, supaya kami lebih mampu menghayati kemurahan hati-Mu, sehingga dapat memberi bantuan kepada orang yang berkekurangan dengan ikhlas hati. Maka kami berseru: 
U :  Pujilah Tuhan karena Ia baik. 
P : Dengan demikian, ya Bapa, Engkau menyiapkan kami supaya pantas merayakan misteri Paskah Putra-Mu, dan kelak menikmati Paskah abadi di surga. Maka kami berseru: 
U :  Pujilah Tuhan karena Ia baik. 
P : Maka ya Bapa, dengan ikhlas dan rendah hati, bersama seluruh umat beriman, dalamkesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu dengan berseru: 

[menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur yang sesuai misalnya Hanya Debulah Aku] 

Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B).  

18A. Cara A: DENGAN KOMUNI 

Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri. 
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari separoki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak] 

19A. BAPA KAMI      

Berdiri 

P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa. 
U  : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.  
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai. 

20A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI 

Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya sebagai berikut: 

P : Marilah kita saling memberikan salam damai.  Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata: 
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.  Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat: Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanNya. 
Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama. 
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.  Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut komuni, seraya setiap kali berkata: 
P : Tubuh Kristus. 
U : Amin. 

Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni. --------------------------------------------------

18B. Cara B. TANPA KOMUNI 

P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati kita masing-masing. 

19B. BAPA KAMI    

Berdiri 

P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri. 
U  : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.  
Dapat dilaksanakan Salam Damai.  
P : Marilah kita saling memberikan salam damai. 
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari 
yang berada paling dekat saja. 

20B. DOA KOMUNI BATIN    

Berlutut/berdiri 

Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai berikut:  

P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Tuhan di dalam hati kita. 
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).  
[hening sejenak] 
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi, datanglah 
sekurang kurangnya secara rohani ke dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah datang. Aku 
memeluk-Mu dan mempersatukan diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak] 

P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di sini bersama kita.  Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan mengatakan:  
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.  Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.  
U  : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.  Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.  

▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.  
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.  
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu syukur yang sesuai atau satu lagu Prapaskah. 

21. MENDOAKAN MAZMUR 51:3-12 

Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku  menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,  dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku,  aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau,  terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa  
dan melakukan apa yang Kauanggap jahat,  supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu,  bersih dalam penghukuman-Mu. Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, 
dalam dosa aku dikandung ibuku. Sesungguhnya,  Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin,  dan dengan diam-diam  Engkau memberitahukan hikmat kepadaku. 
Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir,  basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju! Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali! Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah,  
dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!  Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin. 

22. AMANAT PENGUTUSAN  

P : Saudara-saudari terkasih, kalau kita jujur, kita harus mengakui bahwa banyak hal dalam hidup kita yang perlu kita perbaiki. Masa Prapaskah yang kita buka pada hari ini merupakan kesempatan berharga untuk meneliti kembali cara hidup dan perilaku kita. Abu yang kita terima pada hari ini bukan tanpa arti. Melalui upacara ini, Allah mengajak kita untuk 
semakin dekat dengan-Nya. Maka marilah mengisi hari-hari selama Masa Prapaskah ini dengan sikap hati yang ikhlas dan jujur.  

23. DOA PENUTUP  

P : Marilah kita berdoa,  Ya Tuhan, semoga Sabda-Mu yang kami terima ini 
membantu kami, agar puasa yang kami jalankan berkenan pada-Mu dan berguna bagi keselamatan kami.  Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang 
hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.  
U : Amin 

24. MOHON BERKAT TUHAN  

P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.  [hening sejenak] 
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang kekal.  
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]  

DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.  

U : Amin.  
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.  
U  : Syukur kepada Allah.  

25. PENGUTUSAN  

P : Marilah pergi, kita diutus.  
U  : Amin.  

26. LAGU PENUTUP 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved