Sejarah dan Makna Jalan Salib
Sejarah dan Makna Jalan Salib dalam Gereja Katolik
Jalan salib memiliki sejarah dan maknanya, simak selengkapnya di bawah ini;
Penulis: Nofri Fuka | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Memasuki masa Prapaskah, Umat Katolik akan melaksanakan jalan salib.
Dalam jalan salib, Umat Katolik merenungkan sengsara dan wafatnya Yesus Kristus.
Jalan salib dilaksanakan hingga berpuncak pada Hari Raya Jumat Agung pada masa Paskah.
Jalan salib memiliki sejarah dan maknanya, simak selengkapnya di bawah ini;
Baca juga: Umat Katolik Kuasi Paroki Kristus Raja-Kisa, Ikut Jalan Salib Tematis Sejauh 3 Kilometer
Sejarah Jalan Salib
Devosi Jalan Salib telah berakar lama dalam Gereja Katolik.
Ini diawali dengan tradisi para peziarah yang mengunjungi Yerusalem.
Sejak abad ke-4, zaman Kaisar Konstantin, para peziarah telah mempunyai tradisi berdoa merenungkan sengsara Yesus melalui jalan yang sekarang dikenal dengan Via Dolorosa, walaupun pada masa itu belum disebut demikian.
Tradisi menyebutkan bahwa setiap hari setelah wafat-Nya, Bunda Maria mengunjungi rute perjalanan sengsara Puteranya Yesus, dari tempat-Nya menerima hukuman mati sampai ke Golgota.
Santo Jerome dan Santo Hieronimus juga menyebutkan banyaknya peziarah yang mengunjungi tempat-tempat kudus di Yerusalem pada zamannya.
Dari sinilah kita mengetahui bahwa sejak awal telah ada tradisi merenungkan sengsara Kristus yang kita kenal sekarang sebagai Jalan Salib seperti disadur dari katolisitas.org, Kamis 16 Februari 2023.
Setelah itu, dikenal beberapa versi Jalan Salib, seperti yang ditetapkan oleh Alvarest Yang Terberkati (1420), Eustochia, dan Emmerich (1465) dan Ketzel.
Salah satu Santo yang paling dikenal sebagai pewarta devosi Jalan Salib adalah Santo Leonardus dari Porto Mauritio (1676-1751).
Makna Jalan Salib
Jalan Salib meningatkan kita akan peristiwa Yesus menebus dosa manusia.
Jalan Salib menjadi penguat iman akan inkarnasi Sabda menjelma menjadi manusia.
Kita tidak melupakan bahwa dalam diri Yesus ada dua kodrat yaitu kodrat insani dan ilahi.
Di sini juga Yesus membuktikan ketaatanNya kepada Allah Bapa.
Manusia juga diingatkan akan kejahatan manusia akibat tipu daya iblis.
Di sini juga orang belajar mempertahankan iman sampai akhir hayat meski jalan beriman itu penuh penderitaan.
Akan tetapi, di sini juga orang beriman memiliki harapan.
Bahwa kebenaran meski membuat seseorang menanggung penderitaan.
Namun jika diteruskan sampai selesai akan membawa orang pada kebangkitan, hidup baru bersama Allah sesudah kematian.
Yesus memperlihatkan bahwa Dia sendiri meski tidak bersalah, namun dipersalahkan oleh pengadilan yang tidak adil.
Ketika pengadilan tidak membela orang benar, Tuhan tetap dapat berkarya di dalam diri orang benar sehingga kebenaran tetap bersinar meski di awal kisah ditutup mendung penderitaan.
Pada peristiwa Jalan Salib orang beriman diyakinkan bahwa dosa manusia, tipu daya iblis, penderitaan hingga kematian tidak sanggup mengalahkan kesetiaan kasih Allah pada ciptaan.
Di Jalan Salib, telah terbukti bahwa perjuangan iblis untuk mengalahkan Yesus menjadi sia-sia.
Iblis telah mengerahkan segala daya upayanya untuk menakuti Yesus agar membelot dari visi misi kebenaran.
Namun usaha itu sia-sia, sebab Yesus menjalani sampai selesai perintah Bapa yaitu menyelamatkan umat manusia.
Dengan ketaatan itu Yesus menanggung kematian sementara agar manusia dapat peluang bebas dari kematian kekal.
Hal ini dapat dimengerti bila kita konsisten pada kisah Alkitab tentang Adam manusia pertama. Adam yang ditempatkan di taman Eden telah melanggar perintah Allah dengan memakan buah terlarang.
Dimana sanksinya adalah hukuman mati.
Namun hukuman mati itu dibatalkan dengan digantikan anak domba yang terus menerus dikorbankan setiap tahun.
Namun hal itu tidak sepadan sehingga pengorbanan itu tak pernah final dan kekal.
Allah tetap mengasihi manusia dan tak ingin ciptaan-Nya musnah.
Telah direncanakan-Nya pengganti Adam untuk menjalani sanksi hukuman mati yaitu Yesus Kristus, Putra Allah, yang berhasil memperbaiki kegagalan Adam dalam ketaatan.
Itulah sebabnya Yesus disebut Anak Domba Allah, Adam Baru dan Mesias.
Ia yang Terurapi, derajat-Nya paling tinggi dari semua manusia di bumi.
Pengganti sempurna Adam lama.
Dia yang layak menggantikan Adam dan tidak gagal.
Seluruh pengorbanan anak domba dalam Perjanjian Lama tidaklah seberharga darah-Nya, Anak Domba Allah.
Darah-Nya yang tertumpah telah membasuh luka dan dosa manusia.
Di situ juga terungkap bahwa penderitaan orang benar bukanlah aib, melainkan kesaksian akan ketaatan orang pada Allah yang suci seperti disadur dari majalahduta.com, Kamis 16 Februari 2023.
Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul: alan Salib 2023! Sejarah dan Makna Jalan Salib Menurut Gereja Katolik
Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul Jalan Salib 2023! Sejarah dan Makna Jalan Salib Menurut Gereja Katolik, https://pontianak.tribunnews.com/2023/02/16/jalan-salib-2023-sejarah-dan-makna-jalan-salib-menurut-gereja-katolik?page=4.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Sejarah dan Makna Jalan Salib
Katolik
Makna Jalan Salib Katolik
Sejarah Jalan Salib
Masa Prapaskah Katolik
Masa Paskah
Renungan Katolik Hari Ini
TribunFlores.com
Umat Katolik Kuasi Paroki Kristus Raja-Kisa, Ikut Jalan Salib Tematis Sejauh 3 Kilometer |
![]() |
---|
Makna Simbolis dari Doa Jalan Salib Singkat dalam Agama Katolik |
![]() |
---|
Teks Jalan Salib Jumat 29 Maret 2024 dan Doa 14 Perhentian |
![]() |
---|
Teks Jalan Salib Jumat 15 Maret 2024 Lengkap Doa 14 Perhentian |
![]() |
---|
Teks Jalan Salib Jumat 1 Maret 2024 dan Doa 14 Perhentian Jalan Salib Prapaskah II |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.