Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Jumat 14 Maret 2025, Berdamailah Dulu dengan Saudaramu

Mari simak renungan harian Katolik Jumat 14 Maret 2025.Tema renungan harian Katolik berdamailah dulu dengan saudaramu.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak renungan harian Katolik Jumat 14 Maret 2025.Tema renungan harian Katolik berdamailah dulu dengan saudaramu. 

Oleh: Bruder Pio Hayon SVD 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Jumat 14 Maret 2025.

Tema renungan harian Katolik berdamailah dulu dengan saudaramu.

Renungan harian katolik disiapkan oleh Bruder Pio Hayon SVD.

Renungan harian Katolik disiapkan untuk pekan biasa Prapaskah I.

Renungan harian Katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 14 Maret 2025, Bertobatlah

 

Jumat 14 Maret 2025 merupakan Hari Jumat biasa Pekan I Prapaskah, Santa Matilda, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Ungu.

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Jumat 14 Maret 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Yehezkiel 18:21-28

"Adakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? Bukankah kepada pertobatannya Aku berkenan supaya ia hidup?"

Beginilah Tuhan Allah berfirman, "Jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya, dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.

Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi, ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya. Adakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? firman Tuhan Allah.

Bukankah kepada pertobatannya Aku berkenan, supaya ia hidup? Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan seperti segala kekejian yang dilakukan orang fasik, apa ia akan hidup? Segala kebenaran yang dilakukan tidak akan diingat-ingat lagi.

Ia harus mati karena ia berubah setia, dan karena dosa yang dilakukannya. Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel! Apakah tindakan-Ku yang tidak tepat, ataukah tindakanmu yang itdak tepat.

Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya. Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya, dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya.

Ia insyaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, maka ia pasti hidup, ia tidak akan mati.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 130:1-2.3-4ab.4c-6.7-8

Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah.

Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian, kepada suara permohonanku.

Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang bertakwa kepada-Mu.

Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.

Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.

Bait Pengantar Injil Yehezkiel 18:31

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.

Buanglah daripada-Mu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku, sabda Tuhan, dan perbaharuilah hati serta rohmu.

Bacaan Injil Matius 5:20-26

"Pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu."

Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.

Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum;

siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Hidup berdamai dengan orang lain adalah sebuah tindakan kebajikan utama dalam iman kristiani. Hidup berdamai berarti mampu hidup baik dengan siapa saja dalam satu persekutuan komunitas hidup orang beriman maupun yang tak seiman dengan kita. Hidup berdamai itu mengandaikan kita setia pada panggilan hidup kita.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Dalam bacaan dari Yehezkiel (Yeh. 18:21-28), Tuhan menyampaikan pesan yang kuat tentang pertobatan dan pentingnya mengubah jalan hidup kita. Tuhan mengingatkan kita bahwa keputusan untuk berbalik dari jalan yang buruk dan kembali kepada-Nya adalah kunci untuk mendapatkan hidup yang baru. Semangat pertobatan ini harus diiringi dengan tindakan nyata dalam hubungan kita dengan sesama, terutama ketika menyangkut konflik atau ketidakpuasan di antara kita.

Sedangkan dalam Injil Matius (Matius 5:20-26) memberikan penekanan lebih lanjut tentang pentingnya rekonsiliasi dalam hubungan antarmanusia. Ketika Yesus mengajarkan, “Jika engkau mempersembahkan persembahanmu di altar dan teringat akan sesuatu yang tidak baik antara engkau dan saudaramu, tinggalkan persembahanmu dan berdamailah dahulu dengan saudaramu”. Ia menunjukkan bahwa hubungan baik dengan sesama sama pentingnya dengan ibadah kepada Tuhan.

Permenungan dan fefleksi kita adalah mungkin kita sering kali menjalani hidup dalam rutinitas spiritual dan ibadah, tetapi di sisi lain, kita menyimpan dendam, sakit hati, atau konflik dengan orang lain. Yesus menantang kita untuk merenungkan apakah kita benar-benar dapat beribadah dengan tulus ketika hati kita masih terikat oleh ketidakpuasan atau permusuhan dengan saudara kita.

Sikap berdamai bukan hanya tentang menghindari konflik, tetapi juga tentang melepaskan beban emosional yang dapat menghancurkan keberadaan kita. Ketika kita berani untuk meminta maaf atau mengampuni, kita membuka jalan bagi pemulihan hubungan yang bisa membawa kedamaian dalam hati kita. Saat kita merenungkan kedua bacaan ini, mari kita evaluasi hubungan kita dengan orang-orang di sekitar kita.

Adakah saudara, teman, atau rekan kerja yang sedang kita jaga jarak karena konflik yang belum terselesaikan? Mari kita ambil langkah konkret untuk berkomunikasi dengan mereka, meminta maaf jika perlu, dan membangun kembali hubungan yang mungkin telah rusak. Saat kita melakukan hal ini, kita tidak hanya hidup dalam ketaatan kepada Tuhan, tetapi juga membangun komunitas yang lebih harmonis dan penuh kasih. Ingat, Tuhan menginginkan kita hidup dalam damai, dan salah satu cara untuk meraihnya adalah dengan menjalin hubungan yang baik dengan sesama.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: mendamaikan diri dengan saudara kita bukan hanya tindakan yang baik, tetapi juga merupakan panggilan Tuhan kepada kita untuk hidup dalam kasih dan pengampunan. Kedua, mari kita berkomitmen untuk menjadi agen rekonsiliasi di dunia ini, dimulai dari hubungan kita dengan orang-orang terdekat. Ketiga, dengan demikian, hati kita akan lebih siap untuk beribadah dan menerima berkat-berkat Tuhan yang melimpah. (kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved