Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Senin 24 Maret 2025, Satu Hati dan Satu Rasa dengan Yesus

Mari simak renungan Katolik Senin 24 Maret 2025. Tema renungan katolik satu hati dan satu rasa dengan Yesus.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
RENUNGAN HARIAN KATOLIK PATER JOHN LEWAR -Mari simak renungan Katolik Senin 24 Maret 2025. Tema renungan katolik satu hati dan satu rasa dengan Yesus. 

Luk 4:25    Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.

Luk 4:26    Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.

Luk 4:27    Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."

Luk 4:28    Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.

Luk 4:29    Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.

Luk 4:30    Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

Renungan Katolik

Meditatio:

Hari ini saya ingin mengajak kita semua untuk satu hati dan satu rasa dengan Yesus yang mengalami penolakan. Yesus ditolak di Nazaret tempat Ia dibesarkan.

Ia nyaris saja dibunuh dengan cara dijatuhkan dari tebing yang tinggi! Bagaimana perasaan Yesus saat itu? 

Bukankah orangorang yang hendak mencelakakan-Nya itu mengenal diri-Nya karena mereka berasal dari tempat yang sama? Bagaimana perasaan kita kalau kita ditolak oleh rekan, tetangga, kerabat, saudara, atau bahkan keluarga kita sendiri? (https://www.lbi.or.id/2020/03/16).

Pengalaman ditolak pasti menyakitkan. Kita akan merasa bahwa diri kita dibuang dan tidak dianggap. Ini bisa menimbulkan kemarahan, kebencian, perasaan kehilangan, bahkan depresi.

Namun, kalau kita mengalami hal itu, kita bisa melihat dan belajar dari sikap Yesus ketika
diri-Nya mengalami penolakan. Meskipun masyarakat setempat tidak menghargai dan menghormati-Nya, Yesus tidak terguncang, tidak pula merasa gentar.

Ia tahu akan tujuan dari misi-Nya di dunia ini. Tujuan dan tugas pengutusan itu melampaui segalanya, sehingga jauh lebih penting daripada penghargaan dan penghormatan dari orang lain.

Hari ini, kita diingatkan akan pentingnya bertahan hidup sebagai seorang nabi yang terus memberikan kesaksian iman lewat pewartaan dan perbuatan yang baik setiap hari. Mungkin saja pewartaan kita tidak dihargai, pelayanan kita diabaikan, tetapi tetaplah bertahan. Mengapa?

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved