Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Rabu 2 April 2025, Dia yang Mengutus Aku

Mari simak renungan harian Katolik Rabu 2 April 2025.Tema renungan harian Katolik Dia yang mengutus Aku.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak renungan harian Katolik Rabu 2 April 2025.Tema renungan harian Katolik Dia yang mengutus Aku. 

Oleh: Bruder Pio Hayon SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Rabu 2 April 2025.

Tema renungan harian Katolik Dia yang mengutus Aku.

Renungan harian katolik disusun oleh Bruder Pio Hayon SVD.

Renungan harian Katolik disiapkan untuk hari biasa pekan IV Prapaskah.

Baca juga: Renungan Katolik Rabu 2 April 2025, Keteladanan Sang Ayah 

 

Renungan harian katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Rabu 2 April 2025 merupakan  Hari Rabu Biasa IX, Pekan IV Prapaskah, Perayaan fakultatif Santo Fransiskus dari Paula, Pertapa, Santa Theodosia, Perawan dan Martir, Santa Maria dari Mesir, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Ungu.

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Rabu 2 April 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Yes. 48:8-15

Beginilah firman Tuhan: “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau; Aku telah membentuk dan memberi engkau,

menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi, untuk mengatakan kepada orang-orang yang terkurung: Keluarlah! kepada orang-orang yang ada di dalam gelap: Tampillah!

Di sepanjang jalan mereka seperti domba yang tidak pernah kekurangan rumput, dan di segala bukit gundulpun tersedia rumput bagi mereka.

Mereka tidak menjadi lapar atau haus; angin hangat dan terik matahari tidak akan menimpa mereka, sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka dan akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air.

Aku akan membuat segala gunung-Ku menjadi jalan dan segala jalan raya-Ku akan Kuratakan. Lihat, ada orang yang datang dari jauh, ada dari utara dan dari barat, dan ada dari tanah Sinim.”

Bersorak-sorailah, hai langit, bersorak-soraklah, hai bumi, dan bergembiralah dengan sorak-sorai, hai gunung-gunung! Sebab Tuhan menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang-Nya yang tertindas.

Sion berkata: “Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku.” Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 145:8-9.13c-14.17-18

Ref. Tuhan itu pengasih dan penyayang.

Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.

Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua yang tertunduk.

Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bacaan Injil Yoh. 5:17-30

"Seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati, dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya."

Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.”

Karena perkataan itu, orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh Yesus, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri, dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. 

Maka Yesus menjawab mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. 

Sebab Bapa mengasihi Anak, dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan yang lebih besar lagi daripada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. 

Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya.

Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. 

Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sungguh, barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. 

Aku berkata kepadamu: Sungguh, saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.

Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. 

Dan Bapa telah memberikan kuasa kepada Anak untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kubur akan mendengar suara Anak,

dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. 

Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Ketika ada yang mengutus dan diutus maka di situ ada satu relasi yang kuat antara orang yang mengutus dan yang diutus. Relasi ini akan sangat kuat sehingga ada nilai kebenaran dan kepercayaan di dalamnya. Seperti Bapa mengutus Yesus ke dalam dunia. 

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Hari ini kita merenungkan satu tema yaitu "Dia yang Mengutus Aku". Tema ini membantu kita sekaligus mengajak kita untuk merenungkan hubungan antara Allah dan Yesus sebagai Utusan-Nya. Bacaan dari Yesaya dan Yohanes hari ini menggambarkan misi penyelamatan dan kuasa Allah yang bekerja melalui Yesus.

Dalam bacaan pertama hari ini dari Yesaya 49:8-15, Allah berbicara tentang pemulihan dan pembebasan yang akan Dia bawa kepada umat-Nya. Dia mengutus hamba-Nya untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa dan untuk membawa mereka kembali kepada-Nya. Janji ini menunjukkan kasih Allah yang tak terhingga, bahwa Dia tidak akan melupakan umat-Nya, bahkan di saat-saat sulit. Dalam ayat 15, Allah menegaskan bahwa meskipun seorang ibu mungkin melupakan anaknya, Dia tidak akan pernah melupakan kita. Ini adalah pernyataan yang menguatkan tentang kesetiaan dan kasih Allah. Sedangkan di Injil Yohanes 5:17-30, Yesus menjelaskan bahwa Dia bekerja sesuai dengan kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Dia menegaskan bahwa semua yang Dia lakukan adalah refleksi dari misi dan kuasa Allah. Yesus berbicara tentang hubungan yang erat antara Dia dan Bapa, di mana segala sesuatu yang Dia lakukan adalah untuk memuliakan Bapa. Di sini kita melihat betapa pentingnya memahami identitas Yesus sebagai Utusan Allah, yang datang untuk membawa keselamatan dan kehidupan kepada dunia.

Permenungan dan refleksi kita adalah ketika kita merenungkan kedua bacaan ini, kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri: Sejauh mana kita menyadari bahwa Yesus diutus untuk kita? Apakah kita membuka hati kita untuk menerima kasih dan penyelamatan-Nya? Kita sering kali berada dalam situasi di mana kita merasa terasing atau putus asa, tetapi Yesus datang untuk mengingatkan kita bahwa kita tidak sendirian. Dia adalah Utusan yang diutus untuk membawa harapan dan pemulihan. Dalam iman kita, kita diajak untuk mengikuti teladan-Nya, bekerja sesuai dengan kehendak Tuhan dalam hidup kita.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama:  kita diajak untuk berdoa agar Tuhan membuka mata dan hati kita untuk mengenali Yesus sebagai Utusan-Nya yang penuh kasih. Kedua, semoga kita dapat merasakan kehadiran-Nya dalam hidup kita dan membagikan kasih itu kepada orang lain. Ketiga, dalam perjalanan iman kita, marilah kita berkomitmen untuk menjalani hidup yang mencerminkan kasih dan keadilan Allah, mengikuti jejak Yesus, Sang Utusan.(kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved