Jalan Salib Jumat Agung

Teks Jalan Salib Jumat Agung 18 April 2025, Mengenang Sengsara Yesus hingga Wafat

Mari simak teks jalan Salib Jumat Agung 18 April 2025 mengenan kisah sengsara Yesus hingga wafat di salib.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/HO-UMAT
JALAN SALIB- Ratusan umat Katolik Kuasi Paroki Kristus Raja-Kisa, Keuskupan Maumere mengikuti jalan salib tematis yang digelar Orang Muda Katolik (OMK) Kuasi Paroki Kristus Raja-Kisa sepanjang tiga kilometer, Jumat, 29 Maret 2024 dengan berjalan kaki. 

Oleh: P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak teks jalan Salib Jumat Agung 18 April 2025 mengenan kisah sengsara Yesus hingga wafat di salib.

Teks jalan salib disusun oleh P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD.

▪ Keluarga berkumpul dan berpakaian yang pantas untuk ibadah. 

Sebaiknya semua alat komunikasi dimatikan.  

Baca juga: Teks Misa Sabtu Suci 18 April 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik

 

▪ Di atas meja diletakkan salib yang diselubungi kain ungu atau merah atau putih, diapiti oleh lilin yang bernyala.  
▪ Letakkan juga Kitab Suci di depan salib dalam keadaan terbuka. Dianjurkan teks yang terbuka adalah Mat. 27.  
▪ Bisa membagi tugas untuk membaca yaitu membaca teks Kitab Suci (L), membaca pesan Kitab Suci (R) dan membacakan doa (P). ATAU membagi pembacaan menurut 
Perhentian. 

▪ Nyanyian yang ada di sini adalah alternatif. Bisa menyanyikan 
lagu yang dipilih sendiri oleh keluarga, yang penting berpusat 
pada Yesus yang menderita. 

NYANYIAN PEMBUKA  
MARI KITA MERENUNGKAN 

(Madah Bakti no. 382, ayat 1,3,5) 
Mari kita merenungkan, Penebusan umat Tuhan. 
Resapkanlah dalam hati, cinta kasih ilahi. 
Diutus sebagai abdi, Yesus taat sampai mati, 
Diperolok dan disiksa, dibunuh dengan hina. 
Hati Yesus yang terluka, korban cinta tak terhingga, 
Jadikanlah kami mampu, mengikuti cinta-Mu. 

TANDA SALIB  DAN KATA PEMBUKA 

P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. 
U : Amin  
P : Kita semua berkumpul di sini untuk mengikuti dan merenungkan perjalanan Yesus menuju Golgota, tempat Ia disalibkan. Perjalanan salib yang dimulai dari hadapan Pilatus, akhirnya membawa Yesus kepada kematian-Nya di atas kayu salib. Dia rela berkorban demi keselamatan kita.  Kita akan merenungkannya dengan mengambil 
inspirasi dari teks-teks Kitab Suci. Kita tetap duduk di tempat, sambil mendengarkan pembacaan teks Kitab Suci dan permenungan yang dibacakan bagi kita. Pada 
perhentian keduabelas, kita akan mengambil sikap berlutut. 
[Hening sejenak] 

P : Marilah berdoa,  
Penyelamat dan Tuhanku, kini kami berada di hadapan 
salib-Mu, menyesali segala dosa kami yang menyebab
kan Dikau menderita dan wafat. Limpahkanlah rahmat
Mu agar kami mampu menemani-Mu di Jalan Salib ini.  
Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

PERHENTIAN PERTAMA: YESUS DIHUKUM MATI 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  
dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
L  : Bacaan dari Injil Markus (Mrk. 15:12-15) 
Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada 
mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat 
dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?" 
Maka mereka berteriak lagi, katanya: "Salibkanlah Dia!" 
Lalu Pilatus berkata kepada mereka: "Tetapi kejahatan 
apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka 
makin keras berteriak: "Salibkanlah Dia!"  Dan oleh 
karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, 
ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus 
disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. 
[Hening sejenak] 
R : Kita belajar dari situasi pengadilan yang tidak adil ini. 
Yesus dihukum mati bukan karena kesalahannya dan 
Dia tidak mendapatkan pembelaan dari penguasa. 
Hukuman Yesus terjadi karena orang banyak berteriak. 
Ia diadili oleh orang banyak. Hendaknya kita tidak turut 
ikut arus dengan sikap orang yang membenci atau 
menghina atau memanipulasi orang lain. Kita turut 
menghukum Yesus, jika kita juga menghakimi orang 
lain yang tidak bersalah.Seberapa sering kita gosipkan 
atau malah menyebarkan informasi yang salah tentang 
sesama kita? 
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, bantulah kami untuk selalu berusaha 
mencari kebenaran dan tidak asal turut serta 
menghukum orang lain, baik dengan kata-kata maupun 
dengan tindakan kami. Amin.  
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

PERHENTIAN KEDUA: YESUS MEMIKUL SALIB 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Injil Matius (Mat. 27:31) 
Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan 
jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian
Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke 
luar untuk disalibkan. 
[Hening sejenak] 
R : Yesus sudah lelah karena diolok dan disiksa. Ini 
membuat-Nya menderita lahir-batin. Namun demikian, 
Dia masih harus memikul salib yang akan menjadi 
tempatnya mati tergantung.  
Mungkin kita juga seringkali berlaku demikian terhadap 
sesama kita. Kita tidak merasa senang kalau orang lain 
berhasil; dan karenanya kita mau dia gagal atau 
menderita. Kita membebani dia dengan berbagai hal 
dan membuatnya amat menderita. Seberapa sering 
rasa irihati dan cemburu dalam hati kita, membuat 
orang lain terluka, menderita dan tertekan lahir-batin?   
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, Engkau menerima salib dengan penuh 
cinta. Ampuni kami karena kadangkala rasa egoisme 
kami membuat sesama kami menderita. Tuhan, 
ampuni kami. Amin.  
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

PERHENTIAN KETIGA: YESUS JATUH UNTUK PERTAMA KALI 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  
dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Kitab Yesaya (Yes. 53:3-4) 
“Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh 
kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia 
sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya 
terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk 
hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang 
ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, 
padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan 
ditindas Allah.”  
[Hening sejenak] 
R : Yesus jatuh, karena beban yang terlalu berat. Nabi Yesaya mendaftarkan beban yang dipikul Yesus yaitu penghinaan, pukulan dan kesakitan. Dia berusaha 
memikul semua penyakit kita tersebut.  kita Seringkali kita juga mempraktekkan halyang sama. Ketika melakukan kesalahan, kita tidak mengakuinya. Kita malu dan karenanya kita jatuh lagi dalam dosa manusia pertama yaitu mempersalahkan orang lain. Kita akan terus jatuh dalam dosa dan tidak akan bangkit kalau kita tidak menerima kesalahan kita; atau hanya menuding dan mempersalahkan orang lain.  
P : Marilah berdoa:  
Ya Yesus, Engkau memikul kesalahan dan dosa kami 
semua. Semoga kami mampu memperbaiki diri kami 
sendiri dan dengan rendah hati memikul salib kami 
serta tidak membebani-Mu dan sesama kami. Amin. 
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

PERHENTIAN KEEMPAT: YESUS BERJUMPA DENGAN IBU-NYA 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Injil Lukas (Luk. 2:34-35) 
Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." 
[hening sejenak] 
R : Bunda Maria pasti tidak mengerti perkataan Simeon 
tersebut, dan karenanya ia menyimpannya dalam hati. 
Kini ia mengerti. Ia harus menerima kenyataan bahwa 
Putranya berjuang sendirian dan tidak berdaya 
diperlakukan secara tidak adil oleh banyak orang. 
Kita ingat semua ibu yang berjuang membesarkan 
anak-anak mereka, terutama mereka yang harus 
berjuang sendirian. Yesus menghargai ibu-Nya. 
Bagaimana sikap kita terhadap orang yang membantu 
kita untuk hidup lebih baik? Apakah kita tahu berterima 
kasih kepada mereka?  
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, Engkau masih memberikan penghiburan 
kepada Bunda Maria di dalam penderitaan-Mu. 
Bantulah kami, agar kami juga tahu mengungkapkan 
rasa terima kasih kami kepada semua yang membantu 
dan menolong hidup kami. Dampingilah dan 
kuatkanlah semua ibu di dunia, terutama ibu yang 
harus kehilangan putra atau putrinya karena perang 
atau wabah. Amin.   
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

NYANYIAN PUTRA ALLAH YANG KAYA 

(Madah Bakti no. 385) 
Putra Allah yang kaya, sudi jadi papa, 
Putra Allah yang mulia, dinakan diri-Nya. 
Menylamatkan manusia, menanggung derita. 
Mautpun ditrima-Nya, dengan pasrah cinta. 
Amat cintalah Bunda, di sisi Putranya, 
Amat setialah Bunda, slalu di samping-Nya. 
Menylamatkan manusia, turut menderita. 
Bersama Putera-Nya, dengan pasrah cinta. 

PERHENTIAN KELIMA: YESUS DITOLONG SIMON DARI KIRENE 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  
dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Injil Lukas (Luk. 23:26) 
Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan 
seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru 
datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas 
bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.  
[hening sejenak] 
R : Simon orang Kirene, pasti tidak menyangka bahwa ia 
akan dipaksa membantu seorang bernama Yesus. Dia 
kemudian memikulnya sambil mengikuti Yesus.  
Seberapa sering kita membantu sesama kita yang 
menderita? Ataukah kita enggan membantu karena kita 
takut terhadap banyak orang yang memusuhinya? 
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, terima kasih untuk semua mereka yang 
berani mengambil beban dari orang yang menderita. 
Bukalah mata dan hati kami untuk selalu bersedia 
membantu sesama kami yang menderita.  
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

PERHENTIAN KEENAM: VERONIKA MENGUSAP WAJAH YESUS 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  
dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Kitab Yesaya (Yes. 52:2-3) 
Kebaskanlah debu dari padamu, bangunlah, hai 
Yerusalem yang tertawan! Tanggalkanlah ikatan-ikatan 
dari lehermu, hai puteri Sion yang tertawan! Sebab 
beginilah 
firman TUHAN: Kamu dijual tanpa 
pembayaran, maka kamu akan ditebus tanpa 
pembayaran juga. 
[hening sejenak] 
R : Di tengah kerumunan dan himpitan orang, muncul 
seorang perempuan membantu Yesus. Tindakannya itu 
didorong oleh cinta. Cinta membuatnya berani 
mendekati Yesus dan memberikan pertolongan sejauh 
mampu. Ia mengusapi wajah Yesus dan itu sudah 
merupakan sebuah bantuan yang amat berarti.  
Apakah kita pernah berpikir untuk menolong sesama 
atau teman atau mereka yang menderita dengan 
memberikan perhatian bagi mereka? Dalam kebiasaan 
kita, kita baru mendatangi yang bersangkutan ketika ia 
sudah meninggal dan kita meratapinya. Pernahkah kita 
berpikir untuk mengunjungi mereka ketika mereka 
sakit, atau menemui mereka selagi mereka masih 
hidup?  
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, terima kasih telah menerima perhatian 
dari Veronika. Bantulah kami agar sama seperti 
Veronika untuk menjumpai dan membantu orang-orang 
di sekeliling kami yang menderita. Amin. 
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

PERHENTIAN KETUJUH: YESUS JATUH KEDUA KALINYA 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  
dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1Pet. 2:22-24) 
Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut
Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan 
mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak 
mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, 
yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul 
dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, 
yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. 
Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. 
[hening sejenak] 
R : Yesus jatuh lagi. Rasul Petrus memberikan kesaksian 
bahwa Dia memikul dosa kita. Mari kita mengingat dosa 
apa yang kita buat berulang kali dan kita anggap biasa 
saja? Itulah luka kita sendiri. Apakah kita bisa 
mematikannya agar kita bisa menyembuhkan diri kita 
sendiri? 
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, setiap kali kami jatuh, bantulah kami 
untuk bangkit lagi. Bersama Dikau, kami ingin 
memperbaikinya. Tuhan, bantulah kami. Amin.  
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

PERHENTIAN KEDELAPAN: YESUS MENASIHATI WANITA-WANITA YANG 
MENANGIS 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  
dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Injil Lukas (Luk. 23:27-29) 
Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya 
banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. 
Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: "Hai 
puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi 
Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak
anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: 
Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya 
tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak 
pernah menyusui.  
[hening sejenak] 
R : Yesus masih punya hati terhadap orang lain meskipun 
Dia sedang menderita. Dia mengingat nasib kita. Dia 
menasihati kita semua untuk menangisi diri kita karena 
Dia mau kita selamat. Menangisi Yesus yang menderita 
hendaknya membuat kita sadar akan dosa-dosa kita. 
Seberapa banyak kita merasa sedih atas dosa dan 
kesalahan kita sendiri? Tuhan lebih menderita karena 
kita tidak menyadari bahwa kita tidak menyesal dan 
bertobat dari dosa-dosa kita.  
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, terima kasih untuk teguran-Mu. Semoga 
kami merasa malu dengan segala dosa kami dan 
memperbaikinya. Amin.  
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 
NYANYIAN 
SENGSARAMU O YESUS 
(Madah bakti no. 379, ayat 1,3) 
Sengsara-Mu O Yesus, akibat dosaku. 
Kau dihina, disiksa, dibunuh rakyat-Mu. 
Gembala yang utama, mengorbankan diri, 
Supaya kumpulan-Mu, luput dari mati. 
Allah yang maharahim, ampunilah dosa, 
Demi cinta Putra-Mu, dan korban salib-Nya. 
Berilah kurnia-Mu, agar teladan-Nya, 
mengobarkan hatiku, dengan cinta mesra. 

PERHENTIAN KESEMBILAN: YESUS JATUH KETIGA KALINYA 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Kitab Yesaya (Yes. 53:7,12) 
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan 
tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang 
dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang 
diam di depan orang-orang yang menggunting bulunya, 
ia tidak membuka mulutnya. Ia telah menyerahkan 
nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di 
antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia 
menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk 
pemberontak-pemberontak”.  
[hening sejenak]  
R : Yesus jatuh untuk kesekian kalinya. Nabi Yesaya 
mengungkapkan kepasrahan Sang Anak Domba. Ia 
tidak membuka mulutnya. Dia tetap bangun dan 
berjalan lagi.  Kadangkala kita juga merasakan hal yang sama. Kita 
jatuh dan dijauhi oleh banyak orang. Yesus 
mengajarkan kita untuk bangkit lagi dan berjalan terus. 
Kita juga diajak untuk membantu mereka yang jatuh 
untuk bangun dan berjalan maju lagi.  
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, bantulah kami untuk mengerti bahwa 
Engkau tidak memberikan kami salib yang tidak dapat 
kami pikul. Ajarilah kami untuk melihat kehadiran-Mu 
dalam setiap tantangan kehidupan kami. Amin. 
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

PERHENTIAN KESEPULUH: PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Injil Yohanes (Yoh. 19:23-24) 
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, 
mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya 
menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu 
bagian dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu 
tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan 
saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang 
lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa 
potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk 
menentukan siapa yang mendapatnya."  
[hening sejenak] 
R : Tindakan menanggalkan pakaian ini adalah tindakan 
menurunkan harga diri dan martabat manusiawi. 
Martabat 
Yesus dipermainkan. Belum puas 
mempermalukan Yesus, mereka juga merampok satu
satu hartanya yaitu pakaiannya.  
Apakah kita pernah berlaku seperti para prajurit ini? 
Apakah kita merendahkan orang lain dan tidak 
menganggap kehadirannya? Apakah kita juga 
merampok kehidupan orang lain? Jika kita tidak 
menghargai sesama, kita tidak menghargai Tuhan, 
karena sesama kita juga adalah ciptaan-Nya.  
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, bantulah kami untuk saling menghargai 
dan menerima orang lain sebagai saudara-saudari dari 
Pencipta yang sama. Semoga kami saling mendukung 
kehidupan kami, saling membagi apa yang kami miliki 
sebagaimana Engkau memberikan hidupmu sehabis
habisnya. Amin.  
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

PERHENTIAN KESEBELAS: YESUS DIPAKU DI KAYU SALIB 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  
dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Injil Lukas (Luk. 23:33-34) 
Ketika mereka sampai di tempat yang bernama 
Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga 
kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah 
kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus 
berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka 
tidak tahu apa yang mereka perbuat."  
[hening sejenak] 
R : Inilah momen yang paling menyakitkan. Seseorang 
dipaku pada kayu. Yesus dianggap sebagai benda atau 
kayu. Dia bukan manusia. Meskipun demikian, Yesus 
tetap mengasihi mereka semua dan mengampuni 
mereka. Mereka tidak mengetahui bahwa siksaan 
apapun tidak menghapus cinta-Nya kepada manusia.  
Apa sikap kita ketika kita diperlakukan tidak adil? 
Masihkah ada cinta tersisa di dalam hati kita untuk 
mereka? Untuk hal yang tidak mudah ini, mari kita 
mohonkan kekuatan dari Tuhan Yesus.  
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, cinta-Mu pada kami sungguh luar biasa. 
Engkau tidak berpaling dari kami, meskipun Engkau 
diperlakukan amat tidak adil dan tidak dihitung lagi 
sebagai manusia. Bantulah kami untuk sabar, terutama 
bila kami diperlakukan tidak adil. Kami mohon 
kekuatan-Mu untuk menghadapi segala ketidakadilan 
yang kadangkala menimpa hidup kami. Amin. 
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

PERHENTIAN KEDUABELAS: YESUS WAFAT DI SALIB 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  
dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
[Semua berlutut merenungkan kematian Yesus] 
P : Bacaan dari Injil Yohanes (Yoh. 19:26-30) 
Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi
Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, 
inilah, anakmu!"  Kemudian kata-Nya kepada murid
murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu 
menerima dia di dalam rumahnya. Sesudah itu, karena 
Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, 
berkatalah Ia supaya genaplah yang ada tertulis dalam 
Kitab Suci :"Aku haus!" Di situ ada suatu bekas penuh 
anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga 
karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, 
pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut 
Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, 
berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan 
kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.  
[hening sejenak] 

NYANYIAN HAI UMATKU APA SALAHKU 

Madah Bakti no. 411  
(solo ayat 1,3,4) 
Hai umat-Ku, apa salah-Ku padamu? 
Jawablah Aku, kapankah kau Ku susahkan? 
Solo: 
1. Engkau mati Ku hidupkan,  
Engkau sakit Ku sembuhkan. 
Namun kini balasanmu,  
Aku sudah kau salibkan. 
2. Engkau lemah Ku kuatkan,  
Engkau susah Ku senangkan, 
Namun kini jawabanmu,  
Aku sudah kau tinggalkan. 
3. Engkau salah Ku ampuni,  
engkau jauh Ku dekati, 
Namun kini jawabanmu,  
Aku sudah kau ingkari.  

PERHENTIAN KETIGABELAS: YESUS DITURUNKAN DARI SALIB 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  
dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Injil Markus (Mrk. 15:43-46) 
Karena itu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota 
Majelis Besar yang terkemuka, yang juga menanti
nantikan 
Kerajaan Allah, memberanikan diri 
menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus 
heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. 
Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya 
kepadanya apakah Yesus sudah mati. Sesudah 
didengarnya keterangan kepala pasukan, ia berkenan 
memberikan mayat itu kepada Yusuf. Yusufpun 
membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan mayat 
Yesus dari salib dan mengapaninya dengan kain lenan 
itu. Lalu ia membaringkan Dia di dalam kubur yang 
digali di dalam bukit batu. Kemudian digulingkannya 
sebuah batu ke pintu kubur itu. 
[hening sejenak] 
R : Segalanya berakhir. Yesus yang perkasa, kini 
membutuhkan bantuan orang lain untuk menurunkan
Nya dari salib. Semuanya sunyi. Namun, sekurang
kurangnya Yesus masih mendapatkan kasih sayang 
orang yang pernah dijumpai-Nya.  
Situasi seperti ini kadangkala kita alami. Kita 
kehilangan orang-orang yang kita kasihi dan kita 
merasa sunyi karena dia tidak ada lagi. Pernahkah kita 
datang kepada Tuhan Yesus dan menyerahkan 
kekosongan hati kita pada-Nya? Dia tidak diam. Dia ada 
di sana merasakan hal yang sama. Sunyi dan sendirian.  
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, ketika kami berada dalam kekosongan, 
kesunyian dan kehampaan hati, buatlah kami kembali 
ke Jumad Agung ini; ketika semua kelihatannya hilang 
binasa. Semoga kami selalu melihat bahwa di balik 
kelamnya Jumad Agung, selalu ada Kebangkitan 
menanti kami. Tuhan, teguhkanlah selalu iman kami. 
Amin.  
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

PERHENTIAN KEEMPATBELAS: YESUS DIMAKAMKAN 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  
dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Injil Yohanes (Yoh. 19:41-42) 
Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu 
taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang 
di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. 
Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang 
kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan 
mayat Yesus ke situ.  
[hening sejenak] 
R : Yesus pun merasakan gelapnya makam. Tidak ada 
upacara agung untuk pemakaman-Nya. Tidak ada 
ratapan berhari-hari, karena orang Yahudi akan 
merayakan Paskah mereka. Semua dilakukan diam
diam dan dalam keheningan. Kelihatannya, Tuhan telah 
ditinggal-pergi dan manusia merayakan pestanya.  
Mungkin kita juga melakukan hal yang sama. Kita 
mengenyampingkan Tuhan dan menganggap-Nya tidak 
ada dan kita pun meneruskan pesta kehidupan atau 
kesenangan kita. Bahkan kadangkala kita merasa 
Tuhan menjadi hambatan bagi kesenangan kita. 
Momen pemakaman Yesus memanggil kita untuk 
menyadari bahwa suatu saat kita akan kembali juga ke 
tanah dan kembali kepada Tuhan. Masihkah kita 
mengenyampingkan-Nya?  
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, kami harus mengakui bahwa kadangkala 
kami menguburkan Dikau dan tidak peduli pada 
kehadiran-Mu. Semoga kami menyadari bahwa hidup 
kami di dunia ini hanyalah sementara. Semoga kami 
selalu mempersiapkan diri kami juga untuk hidup kekal, 
di mana Engkau meraja selamanya dalam kemuliaan
Mu. Amin.  
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

DOA PENUTUP 

P : Tuhan Yesus, terima kasih untuk cinta-Mu kepada 
kami. Buatlah agar kami menyadari pengorbanan-Mu 
ini dan belajar menghargai hidup kami dan hidup 
sesama kami. Engkaulah Tuhan dan Penebus kami, 
kini dan sepanjang masa. 
U : Amin 
[hening sejenak] 
P : Setiap seruan berikut, kita menjawab:  
Ampunilah kami Tuhan. 
P : Karena kami memilih yang jahat,….. 
P : Karena kami tidak percaya pada-Mu,….. 
P : Karena kami menghakimi sesama kami,….. 
P : Karena hati kami penuh dengan pikiran kotor dan 
negatif,….. 
P : Karena kami mementingkan diri kami sendiri,….. 
Satu kali Bapa Kami….  
Satu kali Salam Maria… 
Kemuliaan…  

MEMOHONKAN BERKAT PENUTUP 

P : Marilah kita memohon berkat Tuhan.  
[hening sejenak] 
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita 
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang 
kekal.  
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]  
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.  
U : Amin.  
P : Jalan salib kita ini sudah selesai.  
U  : Syukur kepada Allah.  

NYANYIAN PENUTUP YESUS TUHANKU  

(Madah Bakti no. 416).  
Yesus Tuhanku, O Yesus Tuhan, Tuhanku. 
Anak Domba yang tak bernoda,  
dihukum mati, bagai durjana, 
O Yesus Tuhan, Tuhanku. 
Solo: 
1. Yesusku, Tuhan mahakasih, 
Karna dosaku duri dan paku, 
Menikam Tubuh, tangan kaki-Mu. 
Karna dosaku, lambung-Mu kudus, 
dibuka tombak kelalimanku. O…. 
2. Pulanglah, hati yang tersesat, 
Tuhan menunggu, sepanjang waktu, 
di atas salib, rindu padamu, 
Buka hatimu lipurkan duka, 
memohon ampun daripada-Nya. O… 
Pemilihan teks Kitab Suci di setiap Perhentian mengikuti teks dari: 
www.comunitacenacolo.it/official/scarica.php?file=images/pdf/VIA.pdf  
*** 
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved