Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Sabtu 7 Juni 2025,  Itu Bukan Urusanmu.  Tetapi Engkau, Ikutlah Aku

Mari simak renungan Katolik Sabtu 7 Juni 2025. Tema renungan Katolik itu bukan urusanmu.  Tetapi engkau, ikutlah aku.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan Katolik Sabtu 7 Juni 2025. Tema renungan Katolik itu bukan urusanmu.  Tetapi engkau, ikutlah aku. 

Oleh: Pastor John Lewar, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan Katolik Sabtu 7 Juni 2025.

Tema renungan Katolik itu bukan urusanmu.  Tetapi engkau, ikutlah aku.

Renungan Katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Hari Sabtu 7 Juni 2025 merupakan Hari Sabtu biasa Pekan VII Paskah, hari Sabtu Imam, Santa Anne dari Santo Bartolomeus, Pengaku Iman, dengan warna liturgi putih.

Baca juga: Teks Misa Minggu 8 Juni 2025 Hari Raya Pentekosta Lengkap Renungan Harian Katolik

 

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Sabtu 7 Juni 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Kisah Para Rasul 28:16-20.30-31

Setelah tiba di Roma, Paulus yang dalam tahanan diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya.

Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi, dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata, “Saudara-saudara, aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat-istiadat nenek moyang kita!

Meskipun demikian aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma. Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku, karena tidak terdapat suatu kesalahan pun padaku yang setimpal dengan hukuman mati.

Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya, dan karena itu terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku. Itulah sebabnya aku meminta, supaya boleh bertemu dan berbicara dengan kamu, sebab justru karena pengharapan Israellah aku diikat dengan belenggu ini.”

Dua tahun penuh Paulus tinggal di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 11:4.5.7

Ref. Orang yang tulus akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan.

Tuhan ada di dalam bait-Nya yang kudus; Tuhan, takhta-Nya di surga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.

Tuhan menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan. Sebab Tuhan adalah adil, dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.

Bait Pengantar Injil Yohanes 16:7.13

Ref. Alleluya, alleluya.

Aku akan mengutus Roh Kebenaran kepadamu, sabda Tuhan. Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.

Bacaan Injil Yohanes 21:20-25

Setelah Yesus yang bangkit berkata kepada Petrus, “Ikutlah Aku,” Petrus berpaling dan melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus; dia inilah yang berkata, “Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?”

Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus, “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Jawab Yesus, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau, ikutlah Aku.”

Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan, “Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.”

Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, dan yang telah menuliskannya; dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar.

Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu persatu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik
 
Dalam pergaulan sehari-hari, cukup sering terjadi intervensi terhadap 
urusan orang lain. Kenapa demikian? Orang ingin tahu yang berlebihan. 
Semua orang pasti tidak mau bila selalu diintervensi. Setiap orang 
mendambakan kemerdekaan atau kebebasan untuk mengurus dan 
mengatur diri sendiri dan tidak mau merasa terikat oleh situasi apapun. 

Dalam injil Yohanes ( 21: 20-25), Petrus mengajukan pertanyaan perihal 
nasib murid yang dikasihi Yesus. “Tuhan, apakah yang akan terjadi 
dengan dia ini?”  Petrus bertanya kepada Yesus tentang masa depan 
koleganya. Sangat mungkin, Petrus hanya ingin tahu. Namun Yesus tahu 
maksud di balik pertanyaan Petrus, sehingga Yesus dengan tegas 
memberikan jawabannya. “Jika Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup 
sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau, ikutlah Aku”. 

Dengan jawaban ini, Yesus menyadarkan Petrus bahwa masa depan 
murid yang dikasihi Yesus bukanlah urusannya. Yesus menyadarkan 
Petrus agar tidak menyibukkan diri mencari tahu tentang nasib murid 
yang dikasihiNya. Mereka telah dianugerahi karunia yang berbeda dan 
untuk itu mereka harus fokus pada pelayanannya masing-masing dan 
tidak fokus pada kepentingan diri dan masa depan orang lain. Yesus 
mengajak Petrus kembali pada pokok persoalan yakni tentang mengikuti 
Dia.  

Panggilan dan perutusan itu sesuatu yang unik dan penuh dengan misteri. 
Kita tidak bisa membanding-bandingkan diri kita dan orang lain. Allah 
bekerja dengan cara-Nya yang khas dan spesial. Untuk kita Allah 
menghendaki karya tertentu, demikian juga terhadap orang lain, Allah 
mengendaki untuk karya tertentu. Membanding-bandingkan diri adalah 
hambatan bagi karya perutusan akan melemahnya komitmen dan bisa 
menghancurkan misi kita. Tetapi sejujurnya itulah yang sering terjadi, 
dan menjadi biang bagi hancurnya persekutuan atau komunitas kita.

Kita harus berdiri teguh dibawah prinsip bahwa Allah memanggil kita untuk 
perutusan yang unik dan spesial, karena Allah menciptakan kita secara 
unik dan spesial pula. Kita harus percaya bahwa kerendahan hati dan 
ketaatan kita akan perutusan akan membawa kita semakin dekat dengan
Nya. Itulah sebabnya berfokus pada perutusan hidup kita saat ini 
merupakan sebuah persembahan diri atas iman dan kepercayaan kita 
akan Yesus. 

Yesus mengajak kita untuk melihat kembali motif pelayanan kita sebagai 
seorang murid Kristus dan fokus mengembangkan diri serta bertumbuh 
dalam iman. Bagaimana orang lain memperoleh imbalan akan karunia 
dan pelayanannya, bukan urusan kita! Risiko mengikuti Yesus memang 
ada, namun bukan berarti kita diajak untuk mementingkan diri dan 
bahkan menjatuhkan orang lain.

Seringkali dalam kehidupan menggereja, kita malah sibuk dengan hal yang sangat tidak berhubungan dengan pelayanan dan tidak segan-segan menjatuhkan orang lain hanya untuk 
memperoleh “rasa aman” (monopoli, penyalahgunaan wewenang dalam 
Gereja, anti-kritik, diktator, mencari keuntungan dan lain sebagainya).   
Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus. 

Apa pesan Tuhan bagi kita pada hari ini? Pertama, dalam berkomunikasi 
dengan teman atau seseorang, jangan suka bertanya. Perlu diingat 
bahwa tidak semua orang senang bila ditanya. Ada orang tidak suka 
kalau tanya-tanya segala, seperti tentang usianya, tentang statusnya, 
tentang kerjanya, atau hubungan khususnya atau masalah pribadinya. 

Kalau sudah tahu karakter seseorang, sebenarnya tidak perlu tanya 
segala. Kedua, Pengalaman Petrus menjadi pembelajaran bagi kita, untuk 
tidak mencampuri urusan orang lain, bila tidak ada kepentingan di 
dalamnya. Kita perlu mengontrol rasa ingin tahu yang berlebihan atau 
kelewat batas. Belum tentu juga kita menuai jawaban yang 
menyenangkan. Bisa saja orangnya tersinggung maka hasil akhirnya 
adalah kita dimarahi dan dijauhi.  

Kita semua berada di hari-hari terakhir masa Paskah. Besok kita 
merayakan Hari Raya Pentekosta. Selama masa novena Pentekosta ini, 
kita semua memiliki harapan yang sama yakni memperoleh karunia
karunia dan buah-buah Roh Kudus. Kita membiarkan Roh Kudus masuk 
ke dalam hati kita supaya kita menjadi anak-anak Allah dan dapat 
mengenalNya.  

Doa:

 Tuhan Yesus Kristus, Roh Allah turun atas diri-Mu dan tinggal pada
Mu. Biarlah Roh yang sama tinggal dalam diri kami, dan mencurahkan 
anugerah rahmat-Nya kepada kami. Amin. 

Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Sabtu. Selamat menjalani Novena 
Pentekosta hari ke Sembilan.  Salam doa dan berkatku untukmu dan 
keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin . (Sumber iman katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved