Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Minggu 15 Juni 2025, Berbahagialah Mereka yang Tidak Melihat, Namun Percaya

Mari simak renungan harian Katolik Minggu 15 Juni 2025. Tema renungan harian Katolik yaitu berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.

Penulis: Gordy | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM / HO-ARJAN
RENUNGAN HARIAN KATOLIK - Gereja Katolik Yesus Kerahiman Ilahi, Aeramo di Kabupaten Nagekeo.Mari simak renungan harian Katolik Minggu 15 Juni 2025. Tema renungan harian Katolik yaitu berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Minggu 15 Juni 2025.

Tema renungan harian Katolik yaitu berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.

Renungan harian Katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Hari Minggu 15 Juni 2025 merupakan hari raya  Tritunggal Mahakudus, Santo Vitus, Modestus dan Santa Kresensia, Martir, Santa Germana Cousin, Perawan Kudus, Beata Paola Gambara Costa, Pengaku Iman, Santo Vladimir, Pengaku Iman, dengan warna liturgi putih.

Baca juga: Teks Misa Hari Raya Tritunggal Mahakudus Minggu 15 Juni 2025 

 

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Minggu 15 Juni 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Ams. 8:22-31

Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama. Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada.

Sebelum samudera raya ada, aku telah lahir, yakni sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Sebelum gunung-gunung tertanam, aku telah ada, dan lebih dahulu daripada bukit-bukit aku telah lahir; sebelum Tuhan membuat bumi dengan padang-padangnya, atau debu dataran yang pertama.

Ketika Ia mempersiapkan langit, aku ada di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya, ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras; aku ada di sana;

ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan.

Setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan aku senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; aku bermain-main di atas muka bumi-Nya, dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm: 8:4:-5.6-7.8-9

Ref. Betapa megah nama-Mu, Tuhan, di seluruh bumi.

Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang: Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?

Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.

Domba, sapi dan ternak semuanya; hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.

Bacaan Kedua Rm. 5:1-5

Saudara-saudara terkasih, kita, yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita beroleh jalan masuk karena iman akan kasih karunia Allah.

Di dalam kasih karunia ini kita berdiri, dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.

Bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan.

Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil Why 1:8

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, kepada Allah yang ada sejak dahulu, kini dan sepanjang masa mendatang.

Bacaan Injil:Yoh. 16:12-15

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.

Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang dikatakan-Nya, dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Setiap kali kita berdoa, kita selalu membuka dan menutup doa kita dengan 'Tanda Salib'. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Begitu juga ketika kita dibaptis, Romo atau Diakon berkata, "Aku membaptis engkau, dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus." Kita menyebut Allah kita sebagai Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus. Bagi kita, sebutan semacam itu sudah jelas maksudnya; karena telinga kita sudah tidak asing lagi mendengarnya; dan mulut kita juga sudah sering kali mengucapkannya. Namun, di luar sana, banyak sekali orang merasa heran mendengarnya. Tidak sedikit dari mereka kemudian bertanya, "Kalau begitu, apakah Allah-nya orang Katolik ada tiga?" Pertanyaan mereka berakar pada logika dan perhitungan yang sederhana. Merela bilang " 1+1+1 = 3, kalau begitu orang Katolik mengimani tiga Allah".

Memang kita manusia sering kali mencoba memahami realitas tentang Allah dengan menggunakan logika dan perhitungan sederhana. Padahal. .AIIah jelas tidak bisa disederhanakan ke dalam logika cara berpikir dan perhitungan mana pun. Berbicara soal Allah, tidak akan pernah selesai hanya dengan penjutnlahan maupun perkalian. Bahkan, jika kita mengatakan bahwa Allah itu esa, juga pertanyaan tentang-Nya tidak dengan sendirinya selesai. 

Allah tetaplah menjadi sosok misterius yang mengundang banyak pertanyaan dari umat-Nya. Dan itu baik; sebab jika Allah bisa dimengerti dan dipahami seluruhnya, maka jelaslah Dia bukan Allah lagi. Sebab itu, St. Agustinus pernah berkata: "Kalau engkau memahami-Nya, la bukan lagi Allah." Tidak ada yang mustahil bagi-Nya sebab la Maha Kuasa. Memang, kita sendiri tidak melihat-Nya secara kasat mata, tapi kita tetap harus percaya kepada-Nya. 

Tuhan Yesus berkata: "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya" (Yoh. 20:29). Hanya hati yang terbukalah yang mampu membawa kita pada sikap percaya meskipun kita tidak melihat. 

Ya Allah, semoga kehadiran-Mu dalam hidup kami menjadi terang bagi dunia, dan kami dapat menyatakan kasih-Mu kepada sesama dengan tutus. Amin..  (Sumber iman katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved