Hari Raya Tritunggal Mahakudus

Renungan Katolik Hari Raya Tritunggal Mahakudus Minggu 15 Juni 2025

Mari simak renungan Katolik hari raya Tritunggal Mahakudus Minggu 15 Juni 2025. Tema renungan katolik yaitu aku percaya kepada Allah Tritunggal Mahak

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-RD
RD GIOVANI - RD. Giovanni A.L. Arum Dirdios Keuskupan Agung Kupang dan Pastor Rekan di Paroki Sta. Maria Assumpta Kupang. 

Oleh: RD. Giovanni A.L. Arum, Dirdios Keuskupan Agung Kupang dan Pastor Rekan di Paroki Sta. Maria Assumpta Kupang

TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Mari simak renungan Katolik hari raya Tritunggal Mahakudus Minggu 15 Juni 2025.

Tema renungan katolik yaitu aku percaya kepada Allah Tritunggal Mahakudus.

Bacan I: Ams. 8: 22-31
Bacaan II: Rom. 5: 1-5
Bacaan Injil: Yoh. 16: 12-15

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 16 Juni 2025, Tiga Puluh Detik adalah Hadiah 

 

Sapaan

Pengetahuan manusia terbatas. Objek pengetahuan manusia pun tidak bisa dipahami sepenuh-penuhnya. Itulah tanda keterbatasan manusia. Sehebat apapun perkembangan ilmu pengetahuan, bahkan AI sekarang jauh lebih pintar dari manusia pada umumnya, tetap ada yang tidak bisa diketahui manusia secara tuntas. Anda bisa hidup bersama dengan seseorang, tapi Anda tidak bisa sepenuhnya menyelami kedalaman hati dan pikirannya. Kita tidak bisa memahami semua orang, bahkan orang yang dekat dengan kita sekalipun.

Jangkauan indra kita pun terbatas. Banyak hal yang belum bisa kita buktikan. Termasuk apakah orang yang kita perhatikan benar-benar memperhatikan kita. Kita tidak bisa menyelami arti senyuman di hadapan kita, sebab dalamnya laut bisa diukur tapi dalamnya hati siapa yang sanggup selami? Jika pada manusia yang terbatas saja, kita tidak bisa pahami sepenuhnya, bagaimana kita bisa memahami Allah dengan sempurna?
Hari ini kita rayakan Hari Raya Tritunggal Maha Kudus. Kita percaya pada Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus, satu Allah, tiga pribadi. Pengetahuan ini tidak bisa kita pahami sepenuhnya dengan akal budi kita, maka kita butuh iman untuk bisa memahami kebenaran Tritunggal ini. Mari kita selami poin-poin dari Allah Tritunggal berdasarkan Bacaan-Bacaan Suci hari ini dan memaknainya dalam hidup kita.

Pertama, Allah Tritunggal adalah Allah Persekutuan. Ada satu kata yang perlu kita ketahui dalam teologi Katolik tentang Allah Tritunggal, yakni perichoresis. Kata ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti: gerak melingkar. Bisa diterjemahkan sebagai tarian dinamis yang saling mengisi tanpa kehilangan personalitas pribadi. Bapa, Putera dan Roh Kudus adalah 3 pribadi, tapi satu dalam hakikat KeAllahan. Bapa mengasihi Putera, Putera mengasihi Bapa, kasih antara Bapa dan Putera adalah Roh Kudus. Bacaan I menunjukkan bahwa Pribadi Putera sudah ada mendahului segala ciptaan. Bacaan Injil menunjukkan kehadiran Roh Kudus sebagai Roh Kebenaran yang akan menyertai para murid sampai akhir zaman. Ketiga Pribadi Ilahi ini ada dalam persekutuan. 

Apa maknanya untuk hidup kita? Ketika kita dibaptis, kita telah dimeteraikan dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Dalam setiap doa, kita membuat tanda salib dengan menyebutkan nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Itu berarti kita hidup dalam persekutan dengan Allah Tritunggal Maha Kudus. Jika hidup dalam persekutuan dengan Allah, kita pun harus mampu hidup dalam persekutuan dengan sesama. Ingat konsep perichoresis tadi. Kita tetap menegaskan kepribadian kita tapi mampu membangun persekutuan dan persaudaraan dengan orang lain. Kita boleh hidup berdampingan dengan orang lain dalam perkembagan zaman, tapi kita tidak boleh kehilangan identitas pribadi kita sebagai orang Katolik. Orang yang terlalu nyaman dengan diri sendiri, sulit bekerjasama, mental redflag garis keras, mulut pemecah belah persaudaraan, tensi tidak stabil kalau lihat orang bahagia, belum mampu hidup dalam persekutuan dengan Allah Tritunnggal dan sesama.

Kedua, iman dan perjuangan. Kunci untuk tinggal dalam persekutuan dengan Allah Tritunggal adalah iman. Akal budi kita tidak sanggup mengenal misteri Allah Tritunggal. Rasul Paulus dalam Bacaan II menegaskan bahwa iman adalah jalan masuk kita berjumpa dengan Kristus yang mengantar kita pada perjumpaan kasih dengan Allah Tritunggal. Iman ini bukanlah iman kosong, melainkan iman yang diperjuangkan di dalam hidup.

Salib dan kesengsaraan dalam iman justru adalah jalan pemurnian untuk mendekatkan diri pada Allah Tritunggal. Paulus katakan: “Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Rm. 5: 3-5). Iman kita kepada Allah diperjuangkan dalam hidup. Dipertahankan dalam kesukaran, kegagalan, sakit penyakit, ditolak, diremehkan, dll. Beriman berarti bertahan dan berjuang. Belajar dari ekor cicak, biar dipatahkan berkali=kali selalu bisa tumbuh kembali. 

Sapaan

Merayakan hari Raya Tritunggal Maha Kudus berarti hidup dalam persekutuan dengan Allah Tritunggal dan dengan sesama dalam harmoni. Semoga kita juga kuat bertahan dalam iman yang tahan uji. Iman yang teguh bagai batu karang. Di tengah dunia modern yang menawarkan aneka kemudahan. Dunia yang bisa diatur dengan sentuhan jari, mari kita menjadi pejuang-pejuang iman yang bergerak melawan dunia. Kita yakin sabda Pemazmur: “Orang yang menabur dengan mencucurkan air mata akan menuai dengan sorak-sorai” (Mzm. 126:5)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved