Kapal Wisata Tenggelam di Labuan Bajo

DPRD NTT Kesal Sering Terjadi Kecelakaan Kapal Wisata di Kawasan TNK 

Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanes Rumat, mengaku menyesal atas peristiwa kecelakaan sebuah kapal wisata Anging Mamiri yang terba

Penulis: Robert Ropo | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM / HO-BASARNAS MAUMERE
EVAKUASI- Kapal Wisata Pinisi Anging Mammiri mengalami insiden terbalik di Perairan antara Pulau Mawan dan Tanjung Lokima Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Minggu 29 Juni 2025. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Robert Ropo

TRIBUNFLORES.COM, LABUAN BAJO-Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanes Rumat, mengaku menyesal atas peristiwa kecelakaan sebuah kapal wisata Anging Mamiri yang terbalik di Perairan antara Pulau Mawan dan Tanjung Lokima dan seorang wisatawan asing asal Malaysia yang terseret gelombang air laut di perairan Gili Lawa, Kawasan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Minggu 29 Juni 2025 kemarin.

Menurutnya, dengan peristiwa ini tentu sangat mengganggu para wisatawan yang hendak berwisata ke Taman Nasional Komodo, apalagi peristiwa serupa sering terjadi berulang-ulang kali. 

"Sangat menyesal,dan mengganggu suasana kebatinan wisatawan yang punya potensi atau niat ke Taman Nasional Komodo di masa mendatang. Jadi kalau setiap waktu kejadian yang sama maka patut di duga yang mengatur dan yang mengurus tentang pelayaran di sana ada unsur pembiaran,"ujar Hans Rumat kepada TRIBUNFLORES.COM, Senin 30 Juni 2025.

Baca juga: Ketua DPRD Sikka :Ada Banyak Sosok Polisi Hebat di Sikka, Mereka Bekerja Dalam Diam

 

 

Yohanes juga menerangkan, sering terjadi peristiwa kapal wisata terbalik dan wisatawan terseret arus gelombang ini tentu memiliki berbagai banyak faktor. Namun ada 2 faktor yang utama yakni faktor pertama terkait kesiapan kapal wisata itu. 

"Jika faktor kesiapan kapalnya tidak betul maka kewajiban aparat terkait yang terlibat izin berlayarnya sebauah kapal menjadi kata kunci, apakah mesin bagus, apakah bodi kapal bagus, apakah kapten dan kru kapal sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan lain sebagainya. Kalau oleh petugas dinyatakan layak maka kami berpikir baik adanya, tetapi jika secara teknis kapal ini berlayar hanya untuk sekedar jalan dan aparat di dalamnya tidak benar-benar menjalankan fungsi pengecekan atau pengawasan kelayakan berlayar maka ini kecelakaan diakibatkan oleh kelalaian para petugas di pintu izin berlayar, maka yang bertanggung jawab adalah para petugas," ujarnya.

Hans menduga di perairan Labuan Bajo atau TNK banyak kapal-kapal wisata yang melakukan operasi sudah tua atau termakan usia sehingga tidak layak berlayar karena faktor teknis. Karena itu, menurut Hans, maka nyali para petugas pemberi izin berlayar menjadi taruhannya.

Lanjut Hans Rumat, jika peristiwa terbaliknya kapal wisata tersebut dan wisatawan terseret gelombang air karena faktor alam, maka pihaknya berharap kepada petugas BMG benar-benar memberikan peringatan yang ketat kepada kapal-kapal yang ngotot berlayar. 

Baca juga: Simak Total Hadiah Turnamen Sepak Bola Piala Bupati Sikka 2025

"Tentu kemungkinan lain akan terbuka penyebab kecelakaan, tetapi kami percaya semua kapten yang berlayar di sana memahami karakter perairan di laut sekitar TNK. Karena itu para penyidik dari kepolisian dan aparat tergabung di dalamnya dalam investigasi masalah tenggelamnya kapal di sana harus benar-benar memberikan rekomendasi bersifat kasus hukum dan kajian secara akademik,"Ujarnya.

"Dengan demikian di kemudian hari kalau ada kasus yang sama penyelesaian dan membaca kasusnya lebih muda, pemerintah dan pemilik kapal antisipasi. Kalau kasusnya lebih dominan unsur pelanggaran hukum maka pemilik kapal atau orang terkait di dalamnya harus benar-benar di penjara sesuai kesalahannya,"Sambungnya.

Hans juga meminta kepada para tamu dan wisatawan agar tidak mencari kapal harga murah, jika tidak mengetahui historis atau keberadaan kualitas pelayanan dari kapal yang dibooking.

"Terkadang pemilik kapal mau dapat uang, mereka abaikan keselamatan wisatawan atau penumpang. Apalagi kalau agent travel booking lewat kontak personal biasanya rentan penipuan atau mendapatkan harga murah menyebabkan sekedar pelayanan," ujarnya. 

"Bisa dipantau hampir semua kasus kecelakaan kapal-kapal wisatawan di Labuan Bajo itu datangnya dari hasil kontak personal bukan lewat perusahaan travel agent resmi yang memiliki perizinan. Harapannya para wisatawan yang mau ke labuan bajo untuk berwisata hubungi agent-agent travel yg tergabung di ASITA atau asosiasi wisata lainnya yang memiliki legalitas," tutupnya. (rob) 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved