Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Hari Ini Jumat 4 Juli 2025, Pertobatan yang Nyata

Mari simak renungan  Katolik hari ini Jumat 4 Juli 2025. Tema renungan Katolik hari ini pertobatan yang nyata.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-RACHEL
GEREJA KATOLIK - Umat saat misa di Gereja Katedral Tiga Raja Timika Papua Indonesia, Minggu 2 Februari 2025.Mari simak renungan  Katolik hari ini Jumat 4 Juli 2025. Tema renungan Katolik hari ini pertobatan yang nyata. 

Oleh: Sr. M. Ignatia, P.Karm

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan  Katolik hari ini Jumat 4 Juli 2025.

Tema renungan Katolik hari ini pertobatan yang nyata.

Renungan Katolik hari ini ada dibagian akhir artikel ini.

Hari Jumat 4 Juli 2025 merupakan, hari Jumat biasa, Perayaan fakultatif, Santa Elisabeth dari Portugal, Pengaku Iman, Santo Ulrich atau Ulrikus, Uskup, dengan warna liturgi hijau.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 4 Juli 2025, Memiliki Belas Kasihan dan Kemurahan Hati

 

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Jumat 4 Juli 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Kej 23:1-4.19;24:1-8.62-67

Ishak sangat mencintai Ribka, sehingga ia terhibur atas kematian ibunya.

Sara, isteri Abraham,  hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya. Kemudian Sara meninggal di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan. Lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya. Sesudah itu Abraham bangkit dan meninggalkan jenazah isterinya, lalu berkata kepada orang-orang Het, “Aku ini orang asing dan pendatang di antaramu. 

Berikanlah kiranya kepadaku sebuah kuburan di tanahmu ini, supaya aku dapat mengantarkan dan menguburkan isteriku yang telah meninggal.” Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua di ladang Makhpela, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan.

Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati Tuhan dalam segala hal. Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua di rumahnya, yang diberi kuasa atas segala miliknya, katanya, “Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku, supaya aku mengambil sumpahmu. Demi Tuhan, Allah yang empunya langit maupun bumi,

janganlah engkau mengambil seorang isteri bagi anakku dari antara wanita negeri Kanaan tempat aku tinggal ini. Tetapi engkau harus pergi ke negeriku, kepada sanak saudaraku, untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku.” Lalu berkatalah hamba itu kepadanya, “Mungkin wanita itu tidak suka mengikuti aku ke negeri ini? 

Haruskah aku membawa anakmu ke negeri asal Tuanku itu?” Abraham lalu berkata, “Awas, jangan kaubawa anakku itu kembali ke sana! Tuhan, Allah yang empunya langit, telah memanggil aku dari rumah ayahku dan dari negeri sanak saudaraku. Ia telah bersabda dan bersumpah kepadaku, ‘Negeri ini akan Kuberikan kepada keturunanmu.’ 

Dialah yang akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk anakku. Tetapi jika wanita itu tidak mau mengikuti engkau, maka bebaslah engkau dari sumpahmu kepadaku ini. Hanya saja, janganlah anakku kaubawa kembali ke sana.”

Beberapa waktu kemudian Ishak datang dari arah sumur Lahai-Roi; ia tinggal di Tanah Negeb. Menjelang senja Ishak keluar untuk berjalan-jalan di padang. Ia melayangkan pandangannya, dan melihat ada unta-unta datang mendekat. Itulah hamba Abraham yang kembali dari negeri tuannya dan membawa serta Ribka, calon isteri Ishak. Ribka juga melayangkan pandangannya dan melihat Ishak. 

Segera Ribka turun dari untanya dan bertanya kepada hamba Abraham, “Siapakah orang yang berjalan di padang menuju kita itu?” Jawab hamba itu, “Dialah tuanku.” Lalu Ribka mengenakan telekungnya dan menyelubungi diri.

Kemudian hamba itu menceritakan kepada Ishak segala yang dilakukannya. Maka Ishak mengantar Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi isterinya. Ishak mencintai Ribka, sehingga ia terhibur atas kematian ibunya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 106:1-2.3-4a.4b-5

Ref: Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!

Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan Tuhan, dan memperdengarkan segala pujian kepada-Nya?

Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di setiap saat! Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan terhadap umat.

Perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang dari pada-Mu, supaya aku melihat kebahagiaan orang-orang pilihan-Mu, supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu, dan supaya aku bermegah bersama milik pusaka-Mu.

Bait Pengantar Injil Mat 11:28

Datanglah pada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat, maka Aku akan membuat kalian lega.

Bacaan Injil Mat 9:9-13

Bukan orang sehat yang memerlukan dokter;Aku menginginkan kasih sayang, bukan persembahan.

Pada suatu hari Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku.” Matius segera berdiri dan mengikut Yesus. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius,

datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Melihat itu orang-orang Farisi berkata kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”

Yesus mendengarnya dan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Maka pelajarilah arti sabda ini, ‘Aku menginginkan belas kasihan, bukan persembahan.’ Aku datang bukannya untuk memanggil orang benar,melainkan orang berdosa.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa (Mat 9:13)

Kej 23:1-4.19;24:1-8.62-67 Mzm 106:1-5 ; Mat 9:9-13
---o---

Kisah Matius sang pemungut cukai ditampilkan sebagai seorang figur publik, yang dikenal sebagai pendosa. Akan tetapi, Yesus mendatanginya, menyapa, dan memanggilnya untuk menjadi seorang murid. Yesus tidak memandang rendah status dan keadaannya sebagai pendosa, tetapi melihat keindahan jiwanya yang sedang terbelenggu dosa, sehingga Yesus menariknya keluar dari dosanya. Yesus berkata bahwa Ia datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa. Setelah mengalami perjumpaan dengan Yesus, Matius mengalami pertobatan. Dia meninggalkan kebiasaannya yang lama dan menjadi manusia baru yang memberi diri secara total bagi pelayanan kerajaan Allah.

Seperti Matius, kita juga dipanggil untuk menghidupi semangat pertobatan yang terungkap dalam tindakan nyata. Tidak cukup hanya membangun komitmen dengan berkata `Saya mau bertobat`, tetapi masih malas berdoa. Komitmen yang baik harus dibarengi tindakan konkrit: rajin berdoa, membaca Kitab Suci, mengikuti Perayaan Ekaristi, menerima Sakramen Tobat, saling mengampuni dan saling menolong, serta banyak latihan rohani lainnya yang akan semakin mendekatkan kita kepada Tuhan. (Sumber iman katolik.com/adiutami.com/www.renunganpkarmcse.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved