Injil Katolik

Bacaan Injil Katolik Minggu 6 Juli 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik

Mari simak bacaan Injil Katolik Minggu 6 Juli 2025. Bacaan injil katolik lengkap renungan harian Katolik.Bacaan Injil Lukas 10:1-12.17-20.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-RACHEL
GEREJA KATOLIK - Umat saat misa di Gereja Katedral Tiga Raja Timika Papua Indonesia, Minggu 2 Februari 2025.Mari simak bacaan Injil Katolik Minggu 6 Juli 2025. Bacaan injil katolik lengkap renungan harian Katolik.Bacaan Injil Lukas 10:1-12.17-20. 

Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu ‘Damai sejahtera bagi rumah ini’. Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya; tetapi jika tidak, salammu akan kembali kepadamu.

Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.

Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ. Dan katakanlah kepada mereka, ‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu’.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus. 

Dalam Bacaan Injil Lukas 10:1-12,17-20 hari ini mengisahkan tentang Ia lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.

Yesus menunjuk dan mengutus para murid-Nya untuk pergi mendahului Dia mewartakan datangnya Kerajaan Allah. Ini tugas yang tidak mudah. Bahkan Yesus sendiri menegaskan bahwa Dia mengutus mereka seperti domba ke tengah serigala.

Serigala selalu menanti domba untuk diterkam dan dimakan. Bahaya itu jelas, tetapi pesan Yesus juga jelas. Semua hal yang membuat para murid-Nya merasa nyaman dan aman tidak boleh dibawa.

Mereka diutus ke dalam bahaya, tetapi tidak boleh membawa perlengkapan. Ketakutan dan kecemasan besar pasti dialami para murid Yesus ketika pergi sesuai perintah Yesus. Yesus menjamin mereka dengan kuasa yang akan menyelamatkan mereka dari bahaya. Tetapi, apakah buktinya?

Para murid Yesus harus berani belajar menghadapi hal-hal berat dalam perjalanan mereka menjadi utusan Yesus. Kesulitan itu tidak bisa dihadapi lagi dengan kekuatan sendiri.

Kini mereka hanya bisa mengandalkan nama Yesus dalam menghadapi berbagai kesulitan. Dan hasilnya, luar biasa. Saat mereka setia dengan apa yang Yesus katakan, mereka melihat hasilnya. Kecemasan dan ketakutan mereka berubah menjadi sukacita luar biasa. Mereka berangkat dengan ketakutan, pulang dengan sukacita.

Keberanian untuk setia kepada sabda Yesus kerap menjadi hal yang langka dewasa ini. Orang lebih suka melihat yang indrawi, yang langsung bisa dirasakan, dilihat, dipegang. Segala yang nyata, cepat, dan instan disukai.

Akan tetapi, lama kelamaan orang lupa akan proses. Kita lebih suka mencari jalan pintas daripada belajar mengantri misalnya. Orang tua kerap lupa bahwa anaknya perlu belajar sengsara mengantri daripada sibuk mencarikan jalan pintas.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved