Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 17 Juli 2025, Menghargai Perayaan Ekaristi

Mari simak renungan harian Katolik Kamis 17 Juli 2025. Tema renungan harian Katolik menghargai perayaan ekaristi. Baca renungan hari ini.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-ARJAN
RENUNGAN HARIAN KATOLIK - Gereja Katolik Yesus Kerahiman Ilahi, Aeramo di Kabupaten Nagekeo.Mari simak renungan harian Katolik Kamis 17 Juli 2025. Tema renungan harian Katolik menghargai perayaan ekaristi. Baca renungan hari ini. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Kamis 17 Juli 2025.

Tema renungan harian Katolik menghargai perayaan ekaristi.

Renungan harian Katolik disiapkan untuk hari Kamis biasa XV, Santo Alexis, Pengaku Iman, Yuli Postel, Pengaku Iman, dengan warna liturgi hijau.

Renungan harian Katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Baca juga: Bacaan Injil Katolik Kamis 17 Juli 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik

 

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Kamis 17 Juli 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Kel 3:13-20

‘Sang Aku’ telah mengutus aku kepadamu.

Waktu Musa mendengar sabda Tuhan dari tengah semak duri bernyala, berkatalah ia kepada Allah, “Apabila aku menemui orang Israel, dan berkata kepada mereka, ‘Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu’ dan mereka berkata, ‘Siapakah nama-Nya?’ apa yang harus kukatakan kepada mereka?” 

Sabda Tuhan kepada Musa, “Aku adalah ‘Sang Aku’.” Lalu dilanjutkan, “Katakanlah begini kepada orang Israel, ‘Sang Aku’ telah mengutus aku kepadamu.” Sabda Allah pula kepada Musa, “Katakanlah ini kepada orang Israel, ‘Tuhan, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu,’ itulah nama-Ku untuk selamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.

Pergilah, kumpulkanlah para tua-tua Israel dan katakanlah kepada mereka, ‘Tuhan, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub, telah menampakkan diri kepadaku, serta bersabda, Aku sudah mengindahkan kalian, dan juga apa yang dilakukan di Mesir terhadapmu. 

Maka Aku telah bersabda, Aku akan menuntun kalian keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Setelah mereka mendengarkan perkataanmu, maka engkau bersama para tua-tua Israel harus menghadap raja Mesir. 

Kalian harus berkata kepadanya, ‘Tuhan, Allah orang Ibrani, telah menemui kami. Oleh sebab itu izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan, Allah kami.’

Tetapi Aku tahu, bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kalian pergi, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat. Maka Aku akan mengacungkan tangan-Ku dan memukul Mesir dengan segala perbuatan yang ajaib, yang akan Kulakukan di tengah-tengahnya. sesudah itu raja Mesir akan membiarkan kalian pergi.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 105:1.5.8-9.24-25.26-27

Ref: Tuhan selamanya ingat akan perjanjian-Nya.

Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!

Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan, akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

Tuhan membuat umat-Nya sangat subur, dan menjadikannya lebih kuat daripada lawan-lawannya. Diubah-Nya hati mereka untuk membenci umat-Nya, untuk memperdayakan hamba-hamba-Nya.

Maka Tuhan mengutus Musa, hamba-Nya, dan Harun yang telah dipilih-Nya; mereka mengerjakan tanda-tanda-Nya di tengah para lawan, dan mujizat-mujizat di tanah Ham.

Bait Pengantar Injil Mat 11:28

Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.

Bacaan Injil Mat 11:28-30

Aku ini lemah lembut dan rendah hati.

Sekali peristiwa bersabdalah Yesus, “Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus.

Dalam Bacaan Injil Matius 11:28-30 hari ini mengisahkan tentang Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Peringatan karya penebusan Allah

Apa hal istimewa, sebelum tulah kesepuluh dijatuhkan, yang harus dilakukan umat Israel sebelum mereka dapat menikmati pembebasan yang Allah akan segera laku-kan? Mereka harus melakukan suatu ritual, yang kemudian dinamakan Paskah, dengan iman.

Sesuai dengan instruksi di ayat 3-11, mereka harus mempersiapkan diri untuk perayaan Paskah di keluarga masing-masing, dalam keadaan yang siap untuk segera melakukan perjalanan. Satu hal yang penting dalam perayaan Paskah adalah mereka harus menorehkan darah kurban bakaran itu ke ambang pintu setiap rumah keluarga Israel (ayat 7).

Apa yang mereka lakukan itu kelak harus dilakukan berulang-ulang sebagai peringatan atas apa yang Allah akan segera lakukan di hari terakhir itu (ayat 14). Yaitu bagaimana Tuhan menghukum bangsa Mesir, yang memusuhi mereka, dengan cara membinasakan anak-anak sulung keluarga-keluarga Mesir (ayat 12).

Sedangkan umat Tuhan diluputkan dari kematian anak sulung oleh karena darah yang ditaruh di ambang pintu rumah-rumah mereka (ayat 13). Jadi peringatan kebebasan sekaligus mengenang kedahsyatan Tuhan menghukum musuh.

Perjamuan Paskah ini harus dirayakan secara berkala, lengkap dengan kelanjutannya, yaitu hari raya “roti tidak beragi” selama tujuh hari. Ritual yang diatur untuk perayaan Paskah maupun lanjutannya sangat penting untuk dihayati oleh generasi selanjutnya.

Mereka yang tidak menyaksikan secara langsung bagaimana Tuhan membela dan berperang bagi umat-Nya, melalui ritual ini menyelami, menghayati, bahkan mengulang kembali pengalaman nenek moyang mereka dalam memori bersama mereka.

Gereja merayakan Paskah setahun sekali dalam Misa Agung Paskah dalam rangka menghadirkan kembali peristiwa sejarah keselamatan bagi umat manusia. Yaitu peristiwa Tuhan Yesus bertindak menebus umat-Nya dan mengalahkan musuh utama melalui kema-tian-Nya di kayu salib.

Mazmur, Allah pasti mempertahankan milik-Nya.
Mazmur ini dibuka dengan ungkapan pemazmur, “Aku mengasihi Tuhan”. Kasih pemazmur ini merupakan respons terhadap kasih Allah yang telah menyendengkan telinga-Nya kepadanya (ayat 2).

Ungkapan ini didasari pada pengalamannya dibebaskan dari bahaya maut. Memang tidak disebutkan oleh apa bahaya maut itu disebabkan, tetapi ia merasa sudah tertangkap oleh sang maut (ayat 3). Pemazmur menuturkan bagaimana ia mengalami krisis iman ketika tenggelam dalam penderitaannya.

Tidak ada seorang pun yang menolong. Sendiri dalam penderitaan melahirkan kekecewaan yang dalam (ayat 11). Namun, keadaan itu tidak menggoyahkan kepercayaannya kepada Tuhan (ayat 10).

Wajar bila pemazmur rindu untuk membalas segala kebaikan Allah. Ia akan mengangkat piala keselamatan, menyerukan nama-Nya (ayat 13), membayar nazarnya di depan umat Allah (ayat 14,18); mempersembahkan kurban syukur kepada Allah. Artinya, ia ingin hidupnya selalu memuliakan Allah.

Dari pengalaman iman pemazmur bersama Allah ini, kita belajar tiga hal. Pertama, hakikat hidup kita adalah karunia Tuhan semata-mata, dan bernilai kekal. Kedua, hidup kita berharga di mata-Nya. Hal ini makin membuat kita menghayati kehadiran dan keberadaan Allah yang mempedulikan keberadaan umat-Nya.

Bahkan tidak akan dibiarkan-Nya kematian menjemput mereka sebelum waktunya (ayat 15). Ketiga, kebaikan Allah yang juga bernilai kekal itu ditanggapi dengan sikap paling mulia, yaitu mengabdi sebagai hamba-Nya, makin mengasihi-Nya untuk selama-selamanya.

Renungkan

Allah mengizinkan kita mengalami “krisis iman” agar kita menyadari dan makin menghayati kasih setia Allah dalam hidup kita.

Injil hari ini, Bukan aturan tetapi hati.

Dua peristiwa ini menunjuk kepada satu pesan penting tentang inti aturan-aturan agama. Murid-murid Yesus, karena lapar memetik bulir gandum (ayat 1). Perbuatan demikian tidak salah (Ul. 23:25).

Yang membuat orang Farisi berang bukan tindakan tersebut melainkan waktu tindakan itu dilakukan. Murid Yesus memetik bulir gandum pada hari Sabat. Murid Yesus tidak melanggar hukum Allah, hanya melanggar hukum agama yang dibentuk orang Farisi. Respons Yesus menunjuk kepada dua peristiwa dalam PL.

Pertama, tindakan Daud (ayat 3-4). Ketika lapar, Daud dan rombongannya mengambil roti sajian Bait Allah. 12 roti sajian itu diletakkan di atas meja di dalam tempat kudus, hanya boleh dimakan oleh imam di tempat kudus karena roti itu kudus.

Roti sajian itu diminta Daud dari imam Ahimelekh (ayat 1Sam. 21:1-6). Itu sebenarnya tidak boleh namun kebutuhan manusia lebih penting dari ritual agama (ayat 7, Hos. 6:6).

Kedua, tindakan imam-imam (ayat 5).Aturan dalam Bilangan 28:9, mengatur pekerjaan yang harus para imam lakukan pada hari Sabat.

Namun, mereka tidak dianggap bersalah walau melanggar Sabat. Dari kedua peristiwa ini Yesus menegaskan bahwa inti dari peraturan adalah mengutamakan hidup.

Renungkan

Apakah kita beragama sebatas ritual? Apakah kasih kita kepada Tuhan dan sesama terhambat atau justru bertumbuh melaluinya?

Doa Penutup

Tuhan Yesus, tolonglah aku agar dapat menghargai perayaan Ekaristi, melalui Ekaristi ini Engkau menghadirkan karya penebusan-Mu secara penuh.

Tunjukkanlah kepadaku bagaimana caranya menghormati hari Sabat umat-Mu sebagai suatu hari pada saat mana Engkau secara istimewa ingin memberikan kepada semua pengikut-Mu ketenangan yang sejati. Amin.  (Sumber iman katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved