Tempat Wisata di Labuan Bajo
Pesona Tempat Wisata Parapuar Labuan Bajo, Jauh dari Kebisingan dan Hentakan Kaki
Semburat senja perlahan lenyap, kian perlahan kembali pada peraduan di ufuk barat berteman langit jingga, jauh di seberang tanah Congka Sae.
Penulis: Petrus Chrisantus Gonzales | Editor: Hilarius Ninu
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Petrus Chrisantus Gonsales
TRIBUNFLORES.COM, LABUAN BAJO - Semilir angin membelai rerumputan, mengayun dedaunan pohon, menghantar sejuk menembus tubuh pengunjung di Natas Parapuar atau Bukit Parapuar, Labuan Bajo, Manggarai Barat di akhir pekan, Sabtu (26/7/2025).
Semburat senja perlahan lenyap, kian perlahan kembali pada peraduan di ufuk barat berteman langit jingga, jauh di seberang tanah Congka Sae.
Dari balik bukit Nusa Komodo, bias rembulan menampakan diri, berbinar-binar beranjak meninggi. Pertanda siang berganti malam.
Hanya Tidak ditemukan riuh suasana kota, yang penuh hilir mudik kendaraan. Tidak dijumpai bisingnya suasana pasar ,ributnya sentakan langkah kaki manusia ataupun ributnya suara tawar menawar harga.
Baca juga: Weekend at Parapuar Resmi Dilaunching, Komitmen Promosikan Pariwisata di Labuan Bajo
Kita hanya bisa menjumpai riak kecil suara-suara manusia yang sedang berkelana mencari sensasi, dengan fantasinya acara Weekend at Parapuar di barengi Pentas Labuan Bajo yang berlangsung.
Benar-benar sebuah keramaian terselebung di akhir pekan. Semuanya hanya ditemukan di Bukit Parapuar, Labuan Bajo, Manggarai Barat.
Lokasinya tidak jauh. Sekitar 15 menit dari pusat kota Labuan Bajo. Dari Kota Labuan Bajo, kita melintasi Jalan Trans Flores, menuju Ruteng.
Setelah melewati Pertamina Wardun, Pasar Baru, sekitar 500 meter dari situ di jalan sedikit menurun, di sebelah kiri ada pertigaan setapak bukan hotmix melainkan bebatuan kerikil.
Baca juga: Festival Golo Koe 2025 di Labuan Bajo Manggarai Barat, Nilai Ekologi dan Utamakan Nilai Religi
Silahkan menyusuri dan menikmati rasanya melintasi kerikil, sejauh kurang lebih 500 meter, lalu ditemukan jalanan hotmix hingga ke puncak Natas Parapuar.
Dari atas bukit itu, mata kita akan terperangkap pada sebuah keindahan, seakan sedang memandang Firdaus Land. Gegap gempita panorama kilauan lampu-lampu kota, tak kalah indahnya seperti gemerlap bintang di langit malam.
Suara samar gemuruh ombak pantai Bajo, bergayung sambut barisan Phinisi milik para saudagar kaya. Silauet deretan kecil begitu memanjakan mata dari atas Natas Parapuar.
Malam itu bukan akhir. Melainkan awal merintis sebuah maha karya yang memperkaya ekstokita daerah Pariwisata Super Premium tersebut.
Baca juga: Injil Katolik Hari Senin 28 Juli 2025 Lengkap Mazmur Tanggapan
Weekend at Parapuar resmi diluncurkan, dan akan selalu hadir setiap hari Sabtu. Mengisi ruang akhir pekan bagi setiap insan yang ingin berkelana bersama alam.
Belum banyak yang hadir di awal kegiatan mingguan ini. Kendati demikian segala usaha dan upaya akan menjemput masanya tiba menjadi sajian bagi masyarakat.
Weekend at Parapuar menyajikan banyak lapak UMKM, yang menjajakan beraneka produk. Kopi, kue, makanan, dan lainnya.
Juga penampilan sanggar serta hal menarik yang dapat ditemukan. Mulai pertunjukan tarian tradisional, kolaborasi tarian kolosal, dan penampilan band yang menyumbangkan lagu-lagu teduh dan senduh memikat perasaan.
Baca juga: Prakiraan Cuaca, BMKG Sebut Manggarai dan Manggarai Timur Hari Ini Berpotensi Hujan
Pengunjung akan menikmati penampilan itu dengan melantai di atas rumput-rumput hijau yang bersih. Dipadu tampu taman yang terang, pencahaan panggung yang estetik, menambah kesan visual yang diberikan.
Weekend at Parapuar yang perdana tidak akan hilang dari ingatan ketika semua mata di malam itu disuguhkan penampilan enu molas Manggarai yang melukis di sebuah nyiru.
Dia adalah Christiana Clamiro Balur, akrab di sapa Tiana. Tampil bersama sanggar Molas Roto Roka, Labuan Bajo, Manggarai Barat yang terlibat di Weekend at Parapuar.
Nyiru yang befungsi untuk menepis beras, di mata enu Tiana lebih mewah dari itu. Baginya nyiru itu tempat menapis imajinasi yang kemudian menghadirkan karya nan penuh filosofi.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 28 Juli 2025, Benih yang Kecil, Dampak yang Besar
Bila nyiru di jaman dahulu menjadi benda yang nyaman di genggaman jemari para perempuan, mengayun lalu memisahkan beras dari bebatuan, kini bagi enu Tiana, nyiru adalah benda bagi lentik jemarinya mengayunkan kuas, mendandaninya dengan cat.
Disaksikan nyiru yang semulanya berwarna coklat rotan, pelan-pelan dirias warna biru mud, hijau, putih, dan biru tua.
Entah apa yang dipikirkannya, tapi biarkan waktu yang menjelaskan maksud yang ia sampaikan lewat maha karya remaja yang saat ini duduk di bangku kelas XII SMA Negeri 1 Komodo, Kota Labuan Bajo.
"Ini sebenarnya lukisan bercerita ketika sedang menikmati pemandangan di ujung sana, dari atas puncak Parapuar ini. Kita melihat laut, pulau-pulau, langit semuanya indah," tutur Tiana, menjelaskan karyanya kepada TRIBUNFLORES.COM.
Lukisan itu berdasarkan pengalaman empiriknya. Ia mengimajinasikan apa yang dilihat, lalu memadukannya secara harmoni lewat kuas, cat dan nyiru.
Anggota sanggar Molas Roto Roka itu mengungkapkan mengapa memilih media Nyiru.
"Dulu kami beli beras, masih ada mata mawo (kulit padi dalam bahasa Manggarai), dan itu harus dibersihkan. Nyiru ini juga pengrajinnya dan mereka berjualan keliling. Seiring berjalannya zaman, semakin simple, di mana kita Eki beras itu dapatnya sudah bersih semua. Otomatis, nyiru siapa yang pakai? Jadi kami memilih melukis di media berbeda untuk menghargai para pengrajin nyiru," ungkapnya, penuh senyum dan ceria.
Malam itu, Weekend at Parapuar dan Pentas Labuan Bajo yang diselenggarakan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores sungguh menjadi tonggak sejarah yang meyakini Labuan Bajo bukan soal laut dan pulau-pulaunya saja.
Tetapi bukit dan budayanya juga bisa menjadi Medan magnet yang memikat hati siapapun yang datang.
Mari datang dan saksikan Weekend at Parapuar di Labuan Bajo, Manggarai Barat. Ada cinta tercurah, ada kasih tercipta, ada memori yang diceritakan, dari setiap nuansa suasana yang membuat siapapun terkesima. (moa)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.