Krisis Air Bersih di Sikka
Puluhan Tahun Krisis Air Bersih, Warga Tilang Sikka Minum Air Kotor
Krisis air bersih dirasakan puluhan kepala keluarga di Dusun Tilang, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Penulis: Arnol Welianto | Editor: Ricko Wawo
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Arnold Welianto
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Krisis air bersih dirasakan puluhan kepala keluarga di Dusun Tilang, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Untuk mendapatkan air minum bersih, puluhan kepala keluarga ini harus berjalan kaki kurang lebih 200 meter mencari sumber mata air yang terletak di sebelah kampung di Dusun Tilang.
Setiap pagi dan sore hari, masyarakat terutama para ibu dan juga anak-anak, berjalan kaki ke Kali Tilang untuk mengambil air. Sesampainya di tepian kali, warga tidak langsung mengambil air di kali besar karena airnya keruh dan kotor.
Baca juga: 6 Jam Terakhir, Gunung Lewotobi Laki-laki Alami Tremor Getaran Banjir
Warga kemudian menggali pada tepian kali sedalam kurang lebih 40 Cm di beberapa titik untuk mendapatkan air. Setelah kedalaman tercapai, barulah muncul belik atau sumber mata air kecil yang dimanfaatkan warga untuk keperluan sehari-hari.
Air yang telah digali pun tidak langsung bisa diambil untuk dibawa ke rumah. Warga mesti menunggu satu sampai dua jam agar air yang keruh bisa kembali jernih. Biasanya warga mengantre untuk mendapatkan giliran mengambil air pada kubangan yang telah jernih.
Usai mendapatkan air, warga harus menyaring air tersebut berulang kali kemudian dimasak hingga satu sampai dua jam dan kemudian disaring lagi agar bisa dikonsumsi.
Theresia Tia, warga RT 012/RW 004, Dusun Tilang, Desa Tilang, Kecamatan Nita, menuturkan sudah puluhan tahun warga di wilayah itu kesulitan untuk mendapatkan air minum bersih.
Di saat musim kemarau, warga hanya mengandalkan air yang ditampung yang digali sebelumnya di tepian kali Tilang. Namun di saat musim hujan dan terjadi banjir di kali Tilang, warga hanya mengandalkan air hujan.
Kondisi kesulitan air ini membuat mereka terpaksa minum air kotor yang disaring dan dimasak berulang kali.
"Air Susah, kotor ini, kalau musim hujan pas banjir itu kami susah sekali, kami cari, kami gali dulu sampai dia itu bersih baru kami gayung,kami tunggu sampai satu dua jam, untuk minum, makan, kalau kotor, kami saring dulu baru masak, " kata Theresia, Senin 28 Juli 2025.
Kata dia, beberapa warga lainnya bahkan membersihkan lumpur di tepian kali Tilang agar bisa mendapatkan air untuk dikonsumsi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.