Berita Belu

209 Warga Belu Derita Penyakit TBC, Dinkes Dorong Eliminasi via Desa Siaga

Dinas Kesehatan Kabupaten Belu mencatat sebanyak 209 kasus Tuberkulosis (TBC) ditemukan hingga Juni 2025. 

Editor: Gordy Donovan
POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR
BERI PENJELASAN - Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, dr. Elen Corputty memberikan penjelasan usai kegiatan Diseminasi Kelurahan/Desa Siaga TBC dan Penanggulangan Stunting yang berlangsung di Aula Lantai 1 Kantor Bupati Belu, Rabu (30/7/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

TRIBUNFLORES.COM, ATAMBUA- Dinas Kesehatan Kabupaten Belu mencatat sebanyak 209 kasus Tuberkulosis (TBC) ditemukan hingga Juni 2025. 

Jumlah ini masih jauh dari target penemuan kasus yang ditetapkan sebesar 817 kasus, menyisakan kesenjangan 74,4 persen atau sekitar 608 kasus.

Hal tersebut disampaikan Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, dr. Elen Corputty dalam kegiatan Diseminasi Kelurahan/Desa Siaga TBC dan Penanggulangan Stunting yang berlangsung di Aula Lantai 1 Kantor Bupati Belu, Rabu (30/7/2025).

Baca juga: Rutan Maumere dan Puskesmas Beru Kolaborasi Skrining TBC bagi Warga Binaan

 

“Data ini menunjukkan masih banyak kasus TBC di masyarakat yang belum ditemukan atau belum terlaporkan. Oleh karena itu, upaya percepatan eliminasi menjadi sangat penting,” ujar dr. Elen.

Menurutnya, salah satu langkah strategis yang kini dijalankan adalah penguatan program Desa/Kelurahan Siaga TBC. 

Lanjutnya, program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap deteksi dini, pencegahan, dan penanganan TBC sejak dari tingkat desa dan kelurahan. Program ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat, tenaga kesehatan, perangkat desa, serta lintas sektor lainnya.

“Melalui program ini, kita ingin mewujudkan desa dan kelurahan yang sehat, bebas TBC, dan mampu menjaga kesehatan masyarakat secara berkelanjutan. Harapannya, target eliminasi TBC secara nasional pada tahun 2030 bisa kita capai,” jelas dr. Elen.

Selain TBC, dr. Elen juga menyoroti persoalan stunting yang masih menjadi tantangan di Kabupaten Belu. Berdasarkan data Monitoring Status Gizi MPPDM Agustus 2024, angka stunting di Belu tercatat sebesar 14,4 persen, sementara target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2024 adalah 12 persen.

“Kondisi ini menunjukkan upaya penurunan stunting harus lebih digencarkan lagi. Kolaborasi antara pemerintah daerah, puskesmas, dan pemerintah desa/kelurahan sangat penting dalam menangani dua masalah gizi dan penyakit menular ini secara terpadu,” tambahnya.

Kegiatan diseminasi ini dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Belu, Vicente Hornai Goncalves, dan turut dihadiri oleh perwakilan pemerintah kecamatan, desa/kelurahan, serta jajaran puskesmas se-Kabupaten Belu. (gus) 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved