Tim PKM UNIPA Gelar Permainan Sains Ramah Anak pada TPA St. Giulia Salzano School Maumere 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Tim PKM Sains Dosen dan mahasiswa UNIPA berhasil menangkan hibah Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) tahun 2025. 

Tim yang diketuai oleh Ibu M.A Yohanita Nirmalasari, S.Si., M.Pd (Dosen prodi Pendidikan Kimia) berkolaborasi dengan rekan sejawat dosen prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yakni Ibu Desi Maria El Puang, M.Pd dan Ibu Maria Helvina, M.Pd. Tim juga beranggotakan 2 orang mahasiswa prodi PGSD, Maria Eufrosina Tuto dan Maria Costarika Dalewuk.

Kegiatan sains anak berlangsung di TPA St. Giulia Salzano School Centrum Maumere, Kabupaten Sikka, NTT pada tanggal 26-29 Juli 2025. 

Sasaran kegiatan ini adalah Pelatihan sains untuk guru/pendamping, Pendampingan eksperimen sains anak usia dini dan Pengadaan media KIT Sains anak.

Baca juga: Mahasiswa KKN UNIPA Desa Nangahale Ciptakan Makanan Bergizi Berbahan Lokal Atasi Stunting

Pendamping diperkenalkan dengan teori literasi-STEAM Loose Parts anak usia dini, ekologi Bronfenbrenner, pendekatan saintifik (5M), asesmen aktivitas sains anak dan demonstrasi eksperimen sains. 

Adapun rangkaian kegiatan sains anak adalah stimulasi fenomena sains melalui menonton bersama video/film sains anak; eksperimen letusan gunung berapi; fenomena air berjalan, pelangi datang; telur tenggelam; kuman vs sabun; hujan pelangi; es krim sains, bunga cantik bangun tidur serta misteri pesan rahasia pena lilin. 

Topik-topik eksperimen ini dipilih secara kontekstual mengikuti fenomena sains dan alam semesta yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 

Tujuannya mengenalkan keajaiban sains dan edukasi anak terhadap perubahan fenomena alam sekitar seperti proses meletusnya gunung berapi dan lainnya. 

Konsep eksperimen disesuaikan dengan level belajar anak usia dini untuk mengenalkan sains fisik, sains makluk hidup dan sains bumi-antariksa. 

Sains bagi anak usia dini bukan menekankan pada konsep melainkan pada proses dan skill sains untuk melahirkan generasi emas, saintis masa depan. 

Pola permainan menyenangkan sebab belajar sambil bermain dan sebaliknya bermain sambil belajar. Tak lupa, ice breaking dan gerakan bersama anak diselipkan dalam agenda kegiatan untuk membangun kebersamaan iklim belajar yang menyenangkan. 

Pendamping dan anak masing-masing berjumlah 8 orang dan 45 orang. Prioritas kegiatan adalah anak usia 3-6 tahun namun tim membuka ruang eksplorasi sains juga untuk anak usia di bawah 3 tahun. 

Antusias belajar sains anak begitu tinggi ketika mereka mengenal dan terlibat berproses sains menggunakan bahan sekitar.

Kolaborasi model Literasi-STEAM (Science, Technology, Engineering, Art dan Mathematics) dan teori ekologi Bronfenbrenner berhasil mencapai target mengenalkan proses sains anak. 

Ketrampilan dan pengetahuan sains anak usia dini sebagian besar berkembang sangat baik dan sesuai harapan. 

Begitu pentingnya anak usia emas dalam masa peka dikenalkan dengan dunia sains untuk mengasah kemampuan literasi sains, bernalar kritis, sosial emosional, berkomunikasi baik dengan dirinya dan social serta lingkungan alam. 

STEAM yang diterapkan lebih khusus pada jenis STEAM Loose Parts, referensi kolaborasi sains dengan bidang ilmu lainnya dalam model STEAM yang menggabungkan objek lepas dan terpisah di alam hingga menjadi suatu rangkaian produk baru yang dapat dirakit dan dipisahkan. 

Tipe ini memfasilitasi daya kreativitas anak dan eksplorasi imajinasi untuk menghasilkan hal baru. Sejalan dengannya, teori ekologi Bronfenbrenner menekankan pada lingkungan sebagai sumber belajar anak. 

Sains kemudian menjadi ilmu yang urgen dan menarik untuk anak dengan kemasan pembelajaran yang joyful, meaningful dan mindful sesuai gol penerapan pembelajaran mendalam (deep learning) anak usia dini.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News