Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Hari Ini Jumat 1 Agustus 2025, Sesuatu yang Mustahil

Mari simak renungan hari ini Jumat 1 Agustus 2025. Tema renungan hari ini sesuatu yang mustahil. Baca renungan ini.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
GEREJA KATOLIK -Mari simak renungan hari ini Jumat 1 Agustus 2025. Tema renungan hari ini sesuatu yang mustahil. Baca renungan ini. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan hari ini Jumat 1 Agustus 2025.

Tema renungan hari ini sesuatu yang mustahil.

Renungan hari ini disiapkan untuk hari Jumat Pertama, peringatan wajib Santo Alfonsus Marie de Ligouri, Uskup dan Pujangga Gereja, dengan warna liturgi putih.

Renungan hari ini ada dibagian akhir artikel ini.

Baca juga: Renungan Katolik Hari Ini Jumat 1 Agustus 2025, Buka Diri Terima Hal Baru

 

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Jumat 1 Agustus 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Im 23:1.4-11.15-16.27.34b-37

Hari-hari Tuhan yang harus kalian rayakan dan kalian kuduskan.

Tuhan bersabda kepada Musa, “Inilah hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan, hari-hari pertemuan kudus yang harus kalian maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap. Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, adalah Paskah bagi Tuhan. Dan pada hari yang kelima belas bulan itu adalah hari raya Roti Tidak Beragi.

Tujuh hari lamanya kalian harus makan roti yang tidak beragi. Pada hari yang pertama kalian harus mengadakan pertemuan kudus. Janganlah kalian melakukan sesuatu pekerjaan berat. Kalian harus mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan tujuh hari lamanya. Pada hari yang ketujuh haruslah ada pertemuan kudus, Janganlah kalian melakukan sesuatu pekerjaan berat.”

Tuhan bersabda pula kepada Musa,”Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka, ‘Apabila kalian sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepada kalian, dan kalian menuai hasilnya, maka kalian harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam. Dan imam itu harus mengunjukkan berkas itu di hadapan Tuhan, supaya Tuhan berkenan akan kalian. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat.

Kemudian kalian harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kalian membawa berkas persembahan unjukan, haruslah genap tujuh minggu. Sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh harus kalian hitung lima puluh hari. Lalu kalian harus mempersembahkan kurban sajian yang baru kepada Tuhan.

Akan tetapi tanggal sepuluh bulan ketujuh adalah Hari Pendamaian. Kalian harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan. Hari yang kelima belas bulan ketujuh itu adalah hari raya Pondok Daun bagi Tuhan, tujuh hari lamanya. 

Pada hari yang pertama harus ada pertemuan kudus. Janganlah kalian melakukan sesuatu pekerjaan berat. Tujuh hari lamanya kalian harus mempersembahkan kurban api-apian dan pada hari yang kedelapan kalian harus mengadakan pertemuan kudus dan mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan. Itulah hari raya Perkumpulan. Janganlah kalian melakukan sesuatu pekerjaan berat.

Itulah hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan, yang harus kalian maklumkan sebagai hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan, yaitu kurban bakaran dan kurban sajian, kurban sembelihan dan kurban-kurban curahan, setiap hari, sebanyak yang ditetapkan untuk hari itu.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 81:3-4.5-6ab.10-11ab

Ref:Bersorak-sorailah bagi Allah, kekuatan kita.

Angkatlah lagu, bunyikanlah rebana, petiklah kecapi yang merdu, diiringi gambus. Tiuplah sangkakala pada bulan baru, pada bulan purnama, pada hari raya kita.

Sebab begitulah ditetapkan bagi Israel, suatu hukum dari Allah Yaku; hal itu ditetapkan-Nya sebagai peringatan bagi Yusuf, waktu Ia maju melawan tanah Mesir.

Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah allah asing. Akulah Tuhan, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.

Bait Pengantar Injil 1Ptr 1:25

Sabda Tuhan tetap selama-lamanya. Itulah sabda yang diwartakan kepadaku.

Bacaan Injil Matius 13:54-58

Bukankah Dia itu anak tukang kayu? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?

Pada suatu hari Yesus kembali ke tempat asal-Nya. Di sana Ia mengajar orang di rumah ibadat mereka. Orang-orang takjub dan berkata, “Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu? Bukankah Dia  itu anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?”

Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” Karena ketidakpercayaan mereka itu, maka Yesus tidak mengerjakan banyak mujizat di situ.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik

Berharap mampu menyenangkan semua orang adalah sesuatu yang mustahil. Sebab penilaian setiap orang sangat bergantung pada pengalaman, pandangan, dan pemikiran yang berbeda satu sama lain. 

Jika ada sebagian orang yang mengkritik dan menolak kehadiran dan karya kita, anggaplah itu sebagai bagian dari kehidupan yang harus diterima. Dari sekian banyak kritik dan penolakan, tidak ada yang lebih terasa keras daripada penolakan dari kerabat dan tetangga yang dikenal sejak masa kecil. Inilah yang terjadi dengan Yesus ketika la kembali ke tempat asal-Nya, Nazaret. 

Ketika Yesus mengajar di rumah ibadat di Nazaret, orang-orang Nazaret takjub atas kepandaian-Nya dalam menjelaskan Kitab Suci. Mereka tidak pernah menyangka, Yesus yang adalah anak tukang kayu, sekarang telah menjadi seorang rabi (guru) dan memiliki murid-murid. Anehnya, bukannya bangga akan Yesus yang menjadi 'orang hebat', mereka justru menolak Dia karena latar belakang-Nya. la akhirnya tidak melakukan mukjizat di tengah mereka karena hati dan pikiran mereka sudah tertutup kepada-Nya. 

Jika sikap iri hati, benci, dan tidak mau menerima pencapaian yang diraih orang lain sudah menguasai seseorang, sebaik apa pun perbuatan yang akan dilakukan, tetap tidak akan diterima. Sebaliknya, sikap rendah hati akan membuat orang mengasihi orang lain dan mukjizat apa pun dari Allah akan terjadi. Apakah kita ini seperti orang-orang Nazaret yang tidak mau menerima kehadiran orang lain karena asal-usul yang sederhana, karena suku dan ras yang berbeda? Ataukah kita memiliki hati yang mau membuka diri terhadap siapa saja yang membawa keselamatan dari Allah? 

Tuhan, Engkau adalah pemenuhan harapan kami. Penuhilah hati kami dengan semangat kerendahan hati serta nyalakanlah cinta dan semangat di hati kami untuk setia kepadamu. Amin.  (Sumber the katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved