Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Sabtu 2 Agustus 2025, Yohanes  Menegur Herodes

Mari simak renungan Katolik Sabtu 2 Agustus 2025. Tema renungan katolik Yohanes  menegur Herodes.Baca renungan ini.

|
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD.Mari simak renungan Katolik Sabtu 2 Agustus 2025. Tema renungan katolik Yohanes  menegur Herodes.Baca renungan ini. 

Oleh: Bruder Pio Hayon SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan Katolik Sabtu 2 Agustus 2025.

Tema renungan katolik Yohanes  menegur Herodes.

Renungan katolik disiapkan hari Sabtu Imam, Perayaan fakultatif Santo Eusebius Vercelli, Uskup dan Martir, Beato Petrus Faber, Pengaku Iman, dengan warna liturgi hijau.

Renungan katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Sabtu 2 Agustus 2025 adalah sebagai berikut

Baca juga: Teks Misa Hari Minggu 3 Agustus 2025 Pekan Biasa XVIII tahun C

 

Bacaan Pertama Imamat 25:1.8-17

"Dalam tahun suci, semua hendaknya pulang ke tanah miliknya."

Tuhan bersabda kepada Musa di Gunung Sinai, “Engkau harus menghitung tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun. Jadi tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun.

Lalu engkau harus membunyikan sangkakala di mana-mana dalam bulan ketujuh, pada tanggal sepuluh. Pada hari raya Pendamaian kalian harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu.

Kalian harus menguduskan tahun yang kelima puluh dan memaklumkan kebebasan bagi segenap penduduk negeri. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan masing-masing kalian harus pulang ke tanah miliknya, dan kembali kepada kaumnya.

Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu. Janganlah kalian menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kalian tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kalian petik buahnya.

Karena tahun itu tahun Yobel, maka haruslah menjadi kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kalian makan harus diambil dari ladang. Dalam tahun Yobel itu semua harus pulang ke tanah miliknya.

Apabila kalian menjual sesuatu kepada sesamamu atau membeli dari padanya, janganlah kalian merugikan satu sama lain. Apabila engkau membeli dari sesamamu haruslah menurut jumlah tahun sesudah tahun Yobel.

Dan apabila ia menjual kepadamu haruslah menurut jumlah tahun panen. Makin besar jumlah tahun itu makin besarlah pembeliannya, makin kecil jumlah tahun itu, makin kecillah pembeliannya, karena jumlah panenlah yang dijualnya kepadamu.

Janganlah kalian merugikan satu sama lain, tetapi engkau harus takwa kepada Allahmu. Akulah Tuhan, Allahmu.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 67:2-3.5.7-8

Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.

Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.

Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.

Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita memberkati kita. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!

Bait Pengantar Injil Matius 5:10

Ref. Alleluya.

Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.

Bacaan Injil Matius 14:1-12

"Herodes menyuruh memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Kemudian murid-murid Yohanes memberitahukan hal itu kepada Yesus."

Sekali peristiwa sampailah berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Maka ia berkata kepada pegawai-pegawainya, “Inilah Yohanes Pembaptis. Ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya.”

Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggu dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus, saudaranya.

Sebab Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil Herodias!” Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi.

Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah puteri Herodias di tengah-tengah mereka dan menyenangkan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya.

Maka setelah dihasut oleh ibunya, puteri itu berkata, “Berikanlah kepadaku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.” Lalu sedihlah hati raja. Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberikannya.

Disuruhnya orang memenggal kepala Yohanes di penjara, dan membawanya di sebuah talam, lalu diberikan kepada puteri Herodias, dan puteri Herodias membawanya kepada ibunya.

Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil jenazah itu dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahu Yesus.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Salam sejahtera untuk kita semua. Dalam bacaan yang kita renungkan hari ini, kita dihadapkan pada dua situasi yang berbeda namun saling terkait: perintah tentang Tahun Yobel yang menekankan keadilan sosial dan kisah tentang keberanian Yohanes Pembaptis menegur Herodes. Tema "Yohanes menegur Herodes" mengajak kita untuk merenungkan tentang keadilan, keberanian, dan konsekuensi dari membela kebenaran.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Mulai dari bacaan kitab  Imamat 25:1, 8-17, Tuhan memberikan perintah kepada Musa tentang Tahun Yobel, yang harus dirayakan setiap 50 tahun. Pada tahun itu, semua tanah yang telah dijual harus dikembalikan kepada pemilik aslinya, dan semua budak Ibrani harus dibebaskan.

Tujuan dari Tahun Yobel adalah untuk memulihkan keadilan sosial dan ekonomi, serta untuk mencegah akumulasi kekayaan yang berlebihan di tangan segelintir orang. Ini menunjukkan bahwa Allah peduli terhadap keadilan dan kesejahteraan semua orang, terutama mereka yang miskin dan tertindas. Dan dalam Injil Matius 14:1-12, kita membaca tentang bagaimana Herodes mendengar tentang ketenaran Yesus dan mengira bahwa Ia adalah Yohanes Pembaptis yang telah bangkit dari antara orang mati. 

Sebelumnya, Herodes telah menangkap Yohanes, membelenggunya, dan memenjarakannya karena Yohanes pernah menegurnya sehubungan dengan Herodias, istri saudaranya sendiri. Pada hari ulang tahun Herodes, putri Herodias menari di depan para tamu, dan Herodes sangat senang sehingga bersumpah untuk memberikan apa pun yang dimintanya. Atas hasutan ibunya, putri itu meminta kepala Yohanes Pembaptis.

Herodes, meskipun menyesal, memenuhi sumpahnya dan memerintahkan agar kepala Yohanes dipenggal di penjara. Kisah Yohanes Pembaptis menunjukkan keberanian untuk berbicara kebenaran, bahkan kepada penguasa yang berkuasa.

Yohanes tidak takut untuk menegur Herodes atas perzinahan dan pelanggaran hukum lainnya. Namun, keberaniannya ini berujung pada kematiannya. Ini mengingatkan kita bahwa membela kebenaran sering kali membutuhkan pengorbanan dan bahwa kita mungkin menghadapi penolakan, penganiayaan, atau bahkan kematian karena iman kita. 

Untuk itu hasil permenungan kita dengan hasil refleksi adalah Keadilan Sosial: Apakah kita peduli terhadap keadilan sosial dan ekonomi di sekitar kita? Apakah kita melakukan apa yang kita bisa untuk membantu mereka yang miskin dan tertindas? Keberanian: Apakah kita memiliki keberanian untuk berbicara kebenaran, bahkan ketika itu tidak populer atau berbahaya? Apakah kita siap untuk membela iman kita, meskipun menghadapi penolakan atau penganiayaan? Kesetiaan: Yohanes Pembaptis setia pada panggilannya untuk mempersiapkan jalan bagi Mesias, bahkan sampai mati. Apakah kita setia pada panggilan kita sebagai pengikut Kristus, meskipun menghadapi kesulitan dan tantangan?

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: pada hari ini, marilah kita merenungkan bagaimana kita dapat meneladani semangat keadilan dan keberanian Yohanes Pembaptis. Kedua, semoga kita diberi kekuatan untuk membela kebenaran dan melayani sesama, serta untuk tetap setia pada panggilan kita sebagai pengikut Kristus, meskipun menghadapi tantangan dan penganiayaan.

Ketiga, maka untuk itu kita berdoa supaya kita semakin dikuatkan untuk tetap setia dan berani mengambil resiko atas panggilan kita menjadi muridNya. (Sumber the katolik.com/adiutami.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved