Renungan Katolik

Renungan Katolik Rabu 6 Agustus 2025, Gunung, Cahaya, dan Kemuliaan

Mari simak renungan Katolik Rabu 6 Agustus 2025. Tema renungan Katolik gunung, cahaya, dan kemuliaan. Baca renungan katolik hari ini.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-ANGGY BOEKAN
IKUT MISA - Umat saat misa di Gereja Paroki St. Yohanes Rasul Pringwulung, Jogjakarta, Minggu 16 Februari 2025.Mari simak renungan Katolik Rabu 6 Agustus 2025. Tema renungan Katolik gunung, cahaya, dan kemuliaan. Baca renungan katolik hari ini. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan Katolik Rabu 6 Agustus 2025.

Tema renungan Katolik gunung, cahaya, dan kemuliaan.

Renungan Katolik disiapkan untuk hari Rabu biasa XVIII, Pesta Yesus menampakkan KemuliaanNya, dengan warna liturgi putih.

Renungan Katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Baca juga: Bacaan Injil Katolik Rabu 6 Agustus 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik

 

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Rabu 6 Agustus 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Dan. 7:9-10,13-14

Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar.

Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.

Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan sebagai raja.

Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya kekal adanya, dan kerajaannya tidak akan binasa.

Demikianlah sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah

Mazmur Tanggapan: Mzm. 97:1-2,5-6,9

Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.

Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulutku; di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.

Aku hendak memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu, sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.

Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan Tuhan, sebab besarlah kemuliaan Tuhan.

Bait Pengantar Injil: PS 963

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.

Pujilah Tuhan, hai segala tentara-Nya, muliakanlah Dia, hai para hamba yang melakukan kehendak-Nya.

Bacaan Injil: Lukas 9:28b-36

Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika sedang berdoa, wajah Yesus berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.

Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan, dan berbicara tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.

Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur, dan ketika terbangun, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya; juga kedua orang yang berdiri di dekat Yesus itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada Yesus, “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.

Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara Petrus berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka.

Dan ketika masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri.

Murid-murid itu merahasiakan semua itu, dan pada masa itu mereka tidak menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik : "Mengikuti Kristus di Puncak dan Lembah Hidup"

Hari Raya Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya

Injil: Lukas 9:28b–36

Gunung, Cahaya, dan Kemuliaan

Di puncak gunung yang sepi, Yesus berubah rupa—wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau. Musa dan Elia menampakkan diri, berbicara dengan Yesus tentang "kepergian-Nya" yang akan digenapi di Yerusalem. Petrus, yang terbangun dari kantuk, nyaris tak mampu memahami apa yang ia saksikan. Lalu, datanglah awan menaungi mereka, dan suara dari surga berkata:

“Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” (Lukas 9:35)
Transfigurasi ini bukan sekadar pengalaman spiritual pribadi, melainkan pewahyuan tentang siapa Yesus sebenarnya: Sang Mesias, Putra Allah, penuh kemuliaan, namun juga akan menderita demi keselamatan manusia.

Keindahan Gunung dan Realita Salib

Sungguh menggoda ketika Petrus ingin membangun tiga kemah dan tinggal di sana. Siapa yang tidak ingin berlama-lama dalam kehadiran ilahi dan pengalaman surgawi? Namun Yesus tidak tinggal di puncak. Ia turun kembali ke realitas dunia—menuju salib, penderitaan, dan penolakan.

Kita pun sering mengalami “gunung transfigurasi” dalam hidup: saat-saat iman kita kuat, doa terasa nyata, dan kehadiran Tuhan begitu dekat. Namun Yesus mengingatkan: gunung itu bukan tempat akhir, melainkan tempat penguatan sebelum kembali ke lembah kehidupan untuk menjalani misi kasih.

“Dengarkanlah Dia!”

Suara dari surga memerintahkan kita untuk satu hal sederhana namun menantang: mendengarkan Yesus. Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern, suara Tuhan sering tenggelam oleh notifikasi, opini, dan distraksi digital. Mendengarkan Yesus berarti memberi ruang hening, menenangkan hati, dan memberi-Nya kesempatan berbicara dalam Sabda-Nya, dalam peristiwa harian, dan dalam hati nurani.

Pertanyaannya: apakah hari ini kita masih memberi waktu untuk sungguh mendengarkan Tuhan?

Misi Kemuliaan di Dunia

Yesus menunjukkan bahwa kemuliaan-Nya tidak terlepas dari salib-Nya. Maka, hidup Kristiani sejati bukanlah tentang mencari kenyamanan spiritual saja, melainkan kesiapan untuk ikut serta dalam penderitaan dunia sambil tetap membawa cahaya kemuliaan Tuhan.

Menjadi murid Kristus berarti:

Membawa terang di tengah kegelapan.

Menjadi suara kasih di tengah kebisingan dunia.

Turun dari "gunung" dan melayani di "lembah" kehidupan.

Renungan Pribadi:

Kapan terakhir kali saya mengalami kehadiran Tuhan secara pribadi? Apakah saya hanya ingin bertahan di “puncak” tanpa turun ke dunia nyata?

Apakah saya menyediakan waktu untuk mendengarkan Yesus setiap hari melalui doa dan Kitab Suci?

Apa bentuk pelayanan konkret yang bisa saya lakukan di “lembah” hidup saya saat ini?

Doa Penutup:

Tuhan Yesus, ajarlah aku untuk setia kepada-Mu bukan hanya saat terang-Mu bersinar di gunung kemuliaan, tetapi juga saat Engkau berjalan menuju salib. Bukalah telingaku untuk mendengar suara-Mu, dan teguhkan hatiku untuk turun dan melayani bersama-Mu. Amin.

Jika kamu diberkati oleh renungan ini, bagikan kepada teman-temanmu.

 Yesus dimuliakan di atas gunung bukan untuk dipuja di kejauhan, tetapi untuk diikuti di jalan salib dan kasih.  (Sumber iman katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved