Injil Katolik Hari Ini

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Kamis 7 Agustus 2025 dan Renungan Harian Katolik

Mari simak bacaan Injil Katolik hari ini Kamis 7 Agustus 2025. Bacaan injil katolik hari ini lengkap renungan harian Katolik.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM /ARNOL WELIANTO
GEREJA - Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka di Kabupaten Flores Timur. Mari simak bacaan Injil Katolik hari ini Kamis 7 Agustus 2025. Bacaan injil katolik hari ini lengkap renungan harian Katolik. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak bacaan Injil Katolik hari ini Kamis 7 Agustus 2025.

Bacaan injil katolik hari ini lengkap renungan harian Katolik.

Hari Kamis 7 Agustus 2025 merupakan, hari Kamis Biasa XVIII, Perayaan fakultatif Santo Sixtus II, Paus dan Martir, Santa Afra, Martir, Santo Kayetanus, Pengaku Iman, dengan warna liturgi hijau.

Adapun bacaan liturgi katolik hari Kamis 7 Agustus 2025 adalah sebagai berikut:

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 7 Agustus 2025, Memberikan Kesaksian Tentang Tuhan

 

Bacaan Pertama : Bil 20:1-13

Engkau akan mengeluarkan air dari bukit batu bagi seluruh jemaat.

Pada masa itu sampailah segenap umat Israel di padang gurun Zin pada bulan pertama. Mereka lalu tinggal di Kadesh.

Di sana Miryam meninggal dunia dan dikuburkan. Sekali perisitwa tidak ada lagi air minum bagi umat. Maka berkumpullah mereka mengerumuni Musa dan Harun. Mereka bertengkar dengan Musa, katanya, “Mengapa kami tidak mati binasa pada saat saudara-saudara kami mati di hadapan Tuhan? 

Mengapa kalian memimpin jemaat Tuhan ke padang gurun ini? Mengapa kami dan ternak kami harus mati di sini? Mengapa kalian memimpin kami keluar dari Mesir dan membawa kami ke tempat celaka ini? Ini bukan tempat untuk menabur, tidak ada pohon ara, anggur dan delima, bahkan air minum pun tidak ada!”

Maka pergilah Musa dan Harun meninggalkan umat; mereka masuk Kemah Pertemuan, dan sujud. Lalu mereka berseru kepada Tuhan, “Ya Tuhan Allah, dengarkanlah seruan umat-Mu, dan bukalah harta benda-Mu, sumber air hidup, agar mereka dipuaskan lalu berhenti menggerutu.”

Maka tampaklah kemuliaan Tuhan kepada mereka. Tuhan lalu bersabda kepada Musa, “Ambillah tongkatmu itu dan bersama dengan Harun, kakakmu, suruhlah umat berkumpul. Katakanlah di depan mata mereka, kepada bukit batu itu, supaya memberikan air. Maka engkau akan mengeluarkan air bagi mereka dari bukit batu itu dan memberi minum umat beserta ternaknya.”

Musa lalu mengambil tongkat itu dari hadapan Tuhan, seperti diperintahkan Tuhan kepadanya. Sesudah itu Musa dan Harun mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu. Berkatalah Musa kepada mereka, “Dengarkanlah, hai orang durhaka! Masakan kami dapat mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini!” 

Kemudian Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dua kali dengan tongkatnya. Maka keluarlah banyak air, sehingga umat dan ternak mereka dapat minum.

Tetapi Tuhan bersabda kepada Musa dan Harun, “Karena kalian tidak percaya kepada-Ku, dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan orang Israel, maka kalian tidak akan membawa umat ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.” Itulah mata air Meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan Tuhan, dan Tuhan menunjukkan kekudusan-Nya di tengah-tengah mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah

Mazmur Tanggapan: Mzm 95:1-2.6-9

Ref: Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bertegar hati.

Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur, bersorak-sorai bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.

Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, kita ini umat gembalaan-Nya dan kawanan domba-Nya.

Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, Janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bait Pengantar Injil: Mat 16:18

Engkaulah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Jemaat-Ku. Dan alam maut takkan menguasainya.

Bacaan Injil: Matius 16:13-23

Engkaulah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.Buku Matius

Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” 

Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!”

Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau, Simon anak Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu, ‘Engkaulah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. 

Apa saja yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa saja yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”

Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya memberitahukan kepada siapa pun, bahwa Dialah Mesias. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem, dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. 

Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Tetapi Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, “Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik; Iman yang Mengakui dan Mengikuti Mesias"

“Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” – Matius 16:16

1. Siapakah Yesus Menurut Kita Hari Ini?

Dalam perikop Injil hari ini, Yesus mengajukan sebuah pertanyaan penting kepada para murid-Nya: “Menurut orang, siapakah Anak Manusia itu?” Dan lebih lanjut, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” (Mat 16:13,15).

Pertanyaan ini tidak hanya ditujukan kepada para rasul dua ribu tahun lalu, tetapi juga kepada kita semua yang menyebut diri sebagai pengikut Kristus. Renungan Katolik hari ini mengajak kita menelusuri lebih dalam tentang pengenalan pribadi kita akan Yesus—apakah Dia hanya sekadar tokoh sejarah atau sungguh Mesias dan Tuhan dalam hidup kita?

2. Pengakuan Iman yang Lahir dari Hubungan Pribadi

Simon Petrus menjawab: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat 16:16). Jawaban ini bukanlah hasil dari logika manusia semata. Yesus dengan tegas menyatakan bahwa pengenalan Petrus itu bukan berasal dari darah dan daging, melainkan dari pewahyuan Bapa di surga.

Iman yang sejati bukanlah sekadar mengetahui tentang Yesus, tetapi mengalami Yesus secara pribadi. Banyak orang mungkin tahu Yesus dari buku, khotbah, atau cerita. Namun, tidak semua orang mengalami kehadiran dan kuasa-Nya dalam hidup. Inilah perbedaan antara pengetahuan tentang Yesus dan pengalaman akan Yesus.

3. Iman yang Diakui dan Iman yang Diuji

Setelah pengakuan Petrus yang luar biasa, terjadi pergeseran dramatis dalam narasi. Ketika Yesus menjelaskan bahwa Ia harus menderita, ditolak, dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga, Petrus menegurnya: “Kiranya Allah menjauhkan hal itu, Tuhan! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” (Mat 16:22).

Yesus langsung menegur Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku.” (Mat 16:23). Ini bukan berarti Yesus membenci Petrus, melainkan menegur roh duniawi dan cara pikir manusiawi yang menolak salib.

Iman yang benar tidak hanya mengakui Yesus sebagai Tuhan, tetapi juga siap mengikuti Yesus dalam jalan penderitaan dan pengorbanan. Pengakuan iman yang sejati harus disertai dengan penyangkalan diri dan kesediaan memikul salib setiap hari.

4. Mengapa Kita Sering Menolak Salib?

Seperti Petrus, kita pun sering berharap bahwa menjadi pengikut Kristus berarti hidup nyaman dan penuh berkat tanpa penderitaan. Kita ingin Yesus sebagai Raja yang menang, tapi enggan mengikuti Dia dalam jalan salib. Inilah bentuk iman yang belum matang.

Penderitaan bukanlah tanda bahwa Allah meninggalkan kita. Justru salib adalah jalan kemenangan. Dengan menerima salib hidup kita—baik itu kegagalan, penyakit, konflik, atau kekecewaan—kita belajar menjadi serupa dengan Kristus.

Salib menjadi jalan penyucian, bukan penghakiman.

5. Petrus: Gagal dan Disempurnakan oleh Kasih

Salah satu hal yang paling menghibur dari Injil hari ini adalah kenyataan bahwa Yesus tetap memilih dan membentuk Petrus, walaupun ia salah langkah. Petrus yang tadinya “batu karang” iman, tiba-tiba menjadi “batu sandungan”. Namun, Yesus tidak membuangnya. Sebaliknya, Ia membentuk Petrus menjadi pemimpin Gereja.

Ini memberi kita harapan. Kita semua adalah “Petrus” dalam berbagai bentuk: kadang kokoh dalam iman, kadang goyah dan salah arah. Namun, Tuhan tidak menyerah terhadap kita. Ia membentuk, menegur, dan memperbarui kita dalam kasih-Nya.

6. Membangun Iman di Atas Batu Karang

Yesus mengatakan, “Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku.” (Mat 16:18). Batu karang itu adalah pengakuan iman yang kokoh dan tak tergoyahkan. Dalam dunia digital yang penuh relativisme dan kebingungan, kita dipanggil untuk tetap teguh menyatakan iman kita, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dalam kesaksian hidup.

Kita dipanggil menjadi batu-batu hidup dalam bangunan rohani Gereja (1 Petrus 2:5). Artinya, iman kita tidak boleh pasif. Kita harus menjadi saksi Kristus dalam keluarga, komunitas, media sosial, dan di mana pun Tuhan tempatkan kita.

Penutup: Dari Pengakuan Menuju Penyerahan Diri

Renungan hari ini mengajak kita untuk tidak hanya mengenal Yesus lewat kata-kata, tetapi juga melalui pengalaman yang nyata dalam kehidupan. Dari pengakuan iman yang jujur, menuju penyerahan diri yang total kepada rencana Allah, bahkan ketika itu sulit dan menyakitkan.

Marilah kita memohon kepada Roh Kudus agar kita diberi keberanian seperti Petrus: untuk bangkit setiap kali gagal, dan terus bertumbuh dalam iman hingga kita benar-benar menjadi batu karang yang teguh dalam Kristus.

Doa Penutup:

Tuhan Yesus, ajarlah kami untuk mengenal-Mu lebih dalam, tidak hanya melalui kata, tetapi melalui pengalaman hidup bersama-Mu. Ketika salib datang, kuatkan kami agar tidak lari, tetapi semakin percaya kepada kasih-Mu. Amin.

Jika Anda merasa diberkati melalui renungan ini, bagikan kepada sesama, dan mari bersama menjadi terang Kristus di dunia.  (Sumber the katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved