Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 11 Agustus 2025, Kebebasan yang Menjadi Kesaksian

Mari simak renungan harian Katolik Senin 11 Agustus 2025. Tema renungan harian Katolik kebebasan yang menjadi kesaksian.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-IK NAGEKEO
GEREJA KATOLIK AERAMO - Gereja Katolik Yesus Kerahiman Ilahi Aeramo di Aeramo Nagekeo.Mari simak renungan harian Katolik Senin 11 Agustus 2025. Tema renungan harian Katolik kebebasan yang menjadi kesaksian. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Senin 11 Agustus 2025.

Tema renungan harian Katolik kebebasan yang menjadi kesaksian.

Renungan harian Katolik disiapkan untuk hari Senin biasa XIX, Peringatan Wajib Santa Klara dari Asisi, Perawan, Santa Susana, Martir, dengan warna liturgi putih.

Renungan harian Katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Baca juga: Bacaan Injil Katolik Senin 11 Agustus 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik

 

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Senin 11 Agustus 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama: Ul 10:12-22

Sunatlah hatimu. Tunjukkanlah kasihmu kepada orang asing, sebab kalian pun dahulu orang asing.

Musa berkata kepada bangsa Israel, “Hai orang Israel, apakah yang sekarang dituntut oleh Tuhan, Allahmu, daripada kalian? Yang dituntut-Nya tiada lain ialah agar kalian takwa kepada Tuhan, Allahmu, hidup menurut segala perintah-Nya, mengasihi Dia dan beribadah kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan segenap jiwamu. 

Demi kesejahteraanmu hendaklah kalian berpegang teguh pada perintah dan ketetapan Tuhan yang kusampaikan kepadamu pada hari ini.

Sungguh, Tuhan, Allahmu yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya. Tetapi kepada nenek moyangmulah hati Tuhan terpikat, sehingga Ia mengasihi mereka dan keturunan mereka, yakni kalian, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini.

Sebab itu sunatlah hatimu dan jangan lagi bertegar hati. Sebab Tuhan, Allahmulah, Allah segala allah dan Tuhan segala Tuhan, Allah yang agung, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap; yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian. 

Sebab itu haruslah kalian menunjukkan kasihmu kepada orang asing, sebab kalian pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.

Engkau harus takwa kepada Tuhan, Allahmu. Engkau harus beribadah dan berpaut kepada-Nya, dan demi nama-Nya engkau harus bersumpah. Dialah pokok pujianmu sebab Dialah yang telah melakukan perbuatan-perbuatan besar di tengah-tengahmu seperti yang telah kaulihat sendiri. Hanya tujuh puluh orang nenek moyangmu pergi ke Mesir; tetapi sekarang ini Tuhan, Allahmu, telah membuat engkau banyak seperti bintang-bintang di langit.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 147:12-15.19-20

Ref: Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem.

Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu,dan memberkati anak-anak yang ada padamu.

Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari.

Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil :2Tes 2:14

Allah memanggil kita, agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Bacaan Injil: Matius 17:22-27

Ia akan dibunuh, tetapi Ia akan bangkit.  Putera-putera raja bebas dari pajak.

Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya ada di Galilea. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia; mereka akan membunuh Dia, tapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka hati para murid itu pun sedih sekali. 

Ketika Yesus dan para murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah seorang pemungut pajak bait Allah kepada Petrus dan berkata, “Apakah gurumu tidak membayar pajak dua dirham?” Jawab Petrus, “Memang membayar.”

Ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan, “Bagaimana pendapatmu, Simon? Dari siapa raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?” Jawab Petrus, “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya, “Jadi bebaslah rakyatnya! 

Tetapi agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kau pancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik : Anak Raja dan Pajak Bait Allah

Bacaan Injil: Matius 17:22-27

Injil hari ini membuka dengan kalimat mengejutkan:

“Anak Manusia akan diserahkan ke tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.”

Yesus berbicara tentang penderitaan-Nya, dan para murid “sangat sedih”. Tapi, seolah suasananya beralih cepat, muncul pertanyaan soal pajak Bait Allah.

Para pemungut pajak bertanya kepada Petrus apakah Guru-Nya membayar pajak. Ini bukan pajak kekaisaran Romawi, melainkan pajak keagamaan tahunan untuk pemeliharaan Bait Allah.

Petrus menjawab bahwa Yesus membayar pajak itu. Namun saat masuk ke rumah, Yesus bertanya duluan kepadanya:

"Dari siapakah raja-raja di dunia memungut bea atau pajak? Dari anak-anaknya atau dari orang lain?"

Petrus menjawab, “Dari orang lain.”

Yesus berkata, “Jadi, anak-anaknya bebas.”

Anak Raja Tidak Perlu Membayar

Yesus secara halus menyatakan bahwa Ia adalah Anak Allah. Bait Allah adalah rumah Bapa-Nya. Maka, secara logika, Ia tidak perlu membayar untuk sesuatu yang memang milik-Nya.

Namun di sinilah pelajaran penting terjadi. Meski Yesus bebas, Ia tetap membayar. Mengapa?

"Agar jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka."

Yesus mengajarkan bahwa kebebasan rohani tidak boleh menjadi alasan untuk mengganggu iman orang lain.

Iman yang Dewasa Tidak Menuntut Hak, Tapi Memberi Diri
Banyak dari kita menuntut kebebasan sebagai hak. Tapi Yesus menunjukkan bahwa kebebasan sejati justru digunakan untuk melayani dan menghormati sesama.

Ia tidak ingin memberi kesan bahwa Ia melanggar hukum keagamaan, sekalipun Ia di atas hukum itu. Ia tidak mempertahankan hak-Nya, demi menjaga damai dan kesaksian di tengah masyarakat.

Betapa relevan ini dalam kehidupan zaman sekarang! Di media sosial, dalam komunitas, bahkan dalam gereja—sering kita ingin menyatakan kebenaran, tetapi dengan cara yang malah menyakiti atau memicu perpecahan.

Yesus mengajak kita untuk bijaksana dalam bersikap, bahkan jika kita tahu kita benar.

Mukjizat di Mulut Ikan
Yesus menyuruh Petrus memancing ikan. Dan dari mulut ikan pertama yang ditangkap, ada uang dua dirham—cukup untuk membayar pajak bagi Yesus dan Petrus.

Mengapa mukjizat ini terjadi?

Ini menunjukkan bahwa Allah sanggup menyediakan segala kebutuhan kita, bahkan dengan cara yang paling tidak terduga.

Yesus yang seharusnya tidak perlu membayar pajak, tetap membayar, dan tidak mengambil uang dari kas bersama, tetapi dari mukjizat yang penuh simbol:

Ikan = simbol umat manusia
Air = dunia yang dalam dan misterius
Koin = penyediaan Tuhan
Artinya: Tuhan sanggup bekerja dari dalam dunia ini untuk menggenapi kehendak-Nya.

Refleksi bagi Kita Hari Ini

Apakah aku menggunakan kebebasan rohani untuk membangun, atau untuk merasa lebih unggul?

Apakah aku rela menahan “hakku” demi tidak menjadi batu sandungan?
Apakah aku percaya bahwa Tuhan sanggup mencukupi kebutuhanku?
Yesus menunjukkan bahwa kebebasan dalam Allah bukan untuk membebaskan diri dari tanggung jawab, tapi untuk hidup dalam kasih yang rela berkorban.  (Sumber the katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved