Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Hari Ini Jumat 15 Agustus 2025, Dipersatukan Allah, Tidak Boleh Diceraikan Manusia

Mari simak renungan Katolik hari ini Jumat 15 Agustus 2025. Tema renungan apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan Katolik hari ini Jumat 15 Agustus 2025. Tema renungan Katolik hari ini apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. 


Ref. Alleluya.

Sambutlah pewartaan ini sebagai sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia.

Bacaan Injil Matius 19:3-12

"Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan istrimu, tetapi semula tidak demikian."

Pada suatu hari datanglah orang-orang Farisi kepada Yesus, untuk mencobai Dia. Mereka bertanya, “Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?” Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia, sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita?

Dan Ia bersabda, ‘Sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.’ Demikianlah mereka itu bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”

Kata mereka kepada Yesus, “Jika demikian, mengapa Musa memerintahkan untuk memberi surat cerai jika orang menceraikan isterinya?” Kata Yesus kepada mereka, “Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.

Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan wanita lain, ia berbuat zinah’.”

Maka murid-murid berkata kepada Yesus, “Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin.” Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Tidak semua orang dapat mengerti perkataan ini, hanya mereka yang dikaruniai saja.

Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya; dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain; dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri, demi Kerajaan Surga. Siapa yang dapat mengerti, hendaklah ia mengerti.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik

Anda pasti pernah menghadiri upacara Perkawinan Katolik di Gereja. Sebelum menyatakan kesepakatanperkawinan, kedua mempelai ditanya, “Selama menjalani perkawinan nanti, bersediakah kalian untuk saling mengasihi dan saling menghormati sepanjang hidup?” Masing-masing mempelai menjawab, “Ya, sayabersedia.” Dalam Seruan Apostolik Sukacita Kasih Paus Fransiskus mengingatkan, “Dengan mengatakan „Saya bersedia‟, mereka (kedua mempelai, red) baru memulai suatu perjalanan yang mengharuskan mereka untuk mengatasi semua rintangan yang menghalangi perjalanan mereka mencapai tujuan” (No. 218). Ketegaran hati, ketertutupan hati, mementingkan kesenangan sendiri, hitung-hitungan, kelekatan terhadap orang tua, dan masih banyak lagi, semua itu merupakan rintangan rintangan hidup perkawinan yang mesti diatasi bersama oleh pasangan suami istri. Paus Fransiskus juga mengingatkan bahwa perkawinan bukanlah sesuatu yang sekali dibangun, lalu selesai. Penyatuan mereka nyata dan tidak dapat dibatalkan, telah diteguhkan dan dikuduskan oleh Sakramen Perkawinan.

Seperti ditegaskan oleh Yesus dalam Injil hari ini, Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia (Mat 19:6b). Sikap Yesus tegas bahwa penyatuan dua pribadi oleh Allah  
bersifat mutlak dan mengikat, sehingga tidak boleh diceraikan manusia.  Paus Benediktus XVI pernah berkomentar bahwa keluarga yang tetap utuh, saling setia dan mengasihi adalah keluarga yang tinggal dan bersatu dengan Allah yang adalah kasih. Persatuan mesra dengan Allah membuat mereka mampu berjalan melewati godaan, tantangan, dan kesukaran. Hidup yang bersahabat dengan Allah membuat keluarga sejahtera, bahagia, dan tetap utuh hingga keabadian. Sementara itu, keluarga yang sampai berpisah adalah keluarga yang menjauh, bahkan meninggalkan Allah, sang Kasih. Cara hidup yang terasing dari Allah 
membuat mereka tidak mampu menghadapi godaan dan segala 
tantangan zaman ini. 

Ada beberapa hal penting lain yang perlu diperhatikan untuk merawat 
hidup perkawinan yang sehat: Pertama, secara teratur menghadiri 
Perayaan Ekaristi hari Minggu untuk menumbuhkan hidup rohani yang 
sehat dan kuat (Ibid., No. 223). Kedua, mengalami liturgi yang 
bermakna, praktik-praktik devosional dan Ekaristi yang dirayakan bagi 
keluarga, khususnya pada saat ulang tahun perkawinan (Ibid.). Di Paroki
Paroki setiap tahun pada Pesta Keluarga Kudus Nazaret selalu merayakan 
Misa bagi pasutri yang merayakan Hari Ulang Tahun Perkawinan.  

Ketiga, menciptakan rutinitas yang bisa memberikan rasa stabilitas dan 
rasa aman yang sehat, yang dibangun melalui serangkaian ritual harian 
bersama. Misalnya, memberikan sebuah kecupan di pagi hari, memberi 
berkat menjelang istirahat malam, menunggu yang lain dan 
menyambutnya ketika ia datang, pergi bersama keluarga atau berbagi 
pekerjaan rumah tangga (Ibid., No. 226). Keempat, menikmati acara
acara khusus bersama dan dalam keluarga, dilandasi oleh rasa kagum 
atas berbagai karunia Allah dan memupuk bersama-sama semangat 
untuk hidup dalam keakraban dan persaudaraan (Ibid.).Kelima, 
menciptakan kesempatan dan kemungkinan untuk doa keluarga, karena 
“keluarga yang berdoa bersama-sama akan tetap bersama-sama” (Ibid., 
No. 227).

Keenam, perlu juga melakukan kebiasaan untuk berdoa sendirian (doa pribadi) di hadirat Allah, karena setiap orang memiliki salib-salib rahasianya sendiri. “Mengapa kita tidak menceritakan kepada 
Allah apa yang mencemaskan hati dan mohon pada-Nya kekuatan untuk 
menyembuhkan luka-luka pribadi dan terang yang dibutuhkan untuk 
mendukung komitmen kita?” (Ibid.). Ketujuh, terus memperkuat cinta 
kasih suami istri dan seluruh anggota keluarga, serta mengusahakan 
penyembuhan luka-luka dalam keluarga, jika ada, agar terhindar dari 
perceraian (Ibid., No. 1246). Mari kita mohon rahmat Allah agar 
keluarga-keluarga Katolik, khususnya keluarga kita sendiri, senantiasa 
hidup rukun, sentosa, ada tawa dan ria, tanda bahagia. Kita ingat selalu 
sabda Yesus, bahwa apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh 
diceraikan manusia. 

Doa:  

Allah Bapa Mahasetia, curahkanlah rahmatMu bagi keluarga-keluarga 
Katolik khususnya keluarga kami masing-masing agar selalu hidup rukun 
dan damai ada tawa dan ria tanda bahagia. Demi Kristus...Amin. 
Sahabatku yang terkasih. Selamat  Hari Jumat Pekan  Biasa XIX. Salam 
doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan 
Putera dan Roh Kudus...Amin. (sumber the katolik.com/adiutami.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved